7. Kapal pecah

1.5K 185 6
                                    

5 tahun kemudian...

"Hallo Ma? Kenapa?" Tanyamu lewat telfon

Pagi pagi sekali Ibu mertuamu sudah menelfonmu hari ini. Untungnya kamu juga sudah bangun dan sudah mandi sekarang.

'Kamu bisa pulang ke rumahkah?'

"Emm, bisa Ma,"

'Oke, Mama tunggu ya sayang, soalnya Mama butuh bantuan kamu buat beresin acara persiapan nikahan adek.'

"Lho kok (y/n) lupa ya." Ucapmu sembari menepuk dahimu pelan.

Terdengar kekehan dari Mamanya Kun lewat telfon kalian.

'Kamu ini bagaimana, Mama aja masih ingat kok, cucu sama anak Mama baik baik aja kan?'

"Baik Ma, alhamdulillah sehat semua."

"Ya sudah, lebih baik kamu ke sini sekarang, lusa acara pernikahannya dimulai. Kun sama Abang ke sininya besok aja, ribet kalo mereka ada. Yang ada bukannya bantu malah ngerecokin deh.'

Kamu terkekeh kecil.

'Oh ya, seragam kalian buat pernikahan juga udah Mama siapin. Kun suruh jemput Ibu besok biar berangkat bareng ya.'

"Oh oke siap Ma."

'Ya udah kamu cepetan ke sini, Mama kerepotan banget disini sama yang lain. Minta tolong ya sayang, hati hati dijalan. Sampai ketemu dirumah.'

"Iyaa Mama sayang, kalo gitu aku pamit dulu sama Kun, sebentar lagi aku nyampe."

Tut.

Kamu menutup telfonnya lalu menyimpan ponselmu diatas nakas. Kun dan Feng masih tertidur diatas ranjang mereka masing masing.

Selagi menunggu mereka bangun, kamu pergi ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.

Setidaknya sebelum berangkat mereka sudah kamu berikan makanan. Kamu tidak ingin merepotkan Kun, dia selalu membantumu dan itu sedikit membuatmu merasa tidak enak padanya.

Setelah selesai masak. Kamu menyajikannya diatas meja makan. Namun sebelum itu kamu melihat pemandangan yang cukup menyejukan.

Kedua laki laki yang amat kamu cintai kini sudah bangun dan sedang bertahan melepas kantuk mereka dimeja makan.

"Sikat gigi dulu gih," suruhmu pada mereka berdua

Kun dan putranya itu langsung menuruti perintahmu. Mereka berdua langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri mereka terlebih dahulu.

Setelah selesai barulah turun dan makan sarapan bersama.

"Ini punya Abang." Ujarmu sambil menyodorkan sebuah piring

Feng itu dipanggil Abang karna namanya agak susah jadi para neneknya selalu memanggil putra kalian dengan sebutan 'Abang' karna dia adalah anak laki laki pertama dari keturunan Qian.

"Makasih banyak Bunda." Jawab Feng

Selagi menunggu mereka makan kamu langsung masuk ke dalam kamar untuk menyiapkan beberapa potong baju untuk dibawa.

Kamu juga menyiapkan beberapa pakaian Kun dan Feng untuk besok.

Setelah selesai kamu turun ke bawah sembari membawa 1 tas berisi perlengkapan beserta pakaian mu.

"Bunda mau kabur? Bunda mau kemanaa? Bunda jangan tinggalin abang, Bunda marah ya gegara Abang suka nakal? Maafin Abang Bundaaa." Kaget Feng sambil memelukmu karna takut ditinggal oleh ibunya

Kamu sendiri malah terkekeh lucu, ditambah Kun juga menampilkan ekspresi yang tak kalah sama seperti anaknya.

"Kamu mau kemana? Jadi beneran mau pindah? Mana suami barunya?! Mau aku pukul sekalian." Ujar Kun kesal

Husband-able [Qian kun]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang