Kelas XII IPA 2 di sini Angel sekarang, berdiri di depan meja yang tertata rapi, mencari bangku yang sudah diberitahukan gurunya kemarin saat mendaftar sekolah. Memang Angel sudah berangkat ke sekolah hari sabtu namun ada acara keluarga menyambut Angel ke jakarta, jadi dia baru masuk hari senin.
Mata indahnya mengitari meja-meja di depannya dan dia menemukan bangku yang dimaksud gurunya kemarin, bangku paling kanan pojok.
Kelas masih sepi hanya ada tas siswa dibangku, pemiliknya ada yang di kantin dan mungkin di perpustakaan.
Saat Angel akan melangkah kan kakinya menuju mejanya, dari belakang seseorang melempar sesuatu ke arah Angel.
Bukk!
"Awss...," Ringisnya.
"Yes tepat sasaran, woy maling kemoceng kan lo!?" Angel menoleh ke belakang menemukan dua perempuan tengah menatapnya garang.
"Bu...bukan, kok gue anak baru disini, masa iya cewe secantik gue maling?" Jawab Angel dengan pedenya.
Mulin melongo, ternyata dugaannya salah, bukan maling kemoceng yang biasanya, melainkan siswi baru di kelasnya. "Emm... Maafin temen gue ya, asal lempar sepatu aja nggak nanya dulu lo siapa," kata Nabila yang berada disamping Mulin.
"Jadi lo anak baru di kelas ini?" Ucap Mulin yang tengah mengenakan kembali sepatunya.
"Iya, salam kenal ya, gue Angel," Angel menjulurkan tangannya.
"Gue Nabila, ini Mulin." Jawab Nabila sambil menjabat tangan Angel.
"Lo udah ada temen?" Laniut Nabila.
"Belum,"
"Ya udah sekarang lo sama kita berdua temenan," kata Mulin, Angel yang mendengarnya mengangguk dan tersenyum.
~~||~~
Bel istirahat berbunyi setelah tiga jam pelajaran, banyak siswa siswi berlalu lalang keluar kelas menuju kantin dan mungkin perpustakaan.
Kini tiga siswi yang tengah berjalan di koridor menjadi pusat perhatian karena kelakuan bar-barnya, bukan, bukan tiga lebih tepatnya dua, Angel dan Mulin.
Angel yang mempunyai jiwa mudah akrab dengan seseorang memudahkan nya untuk beradaptasi di sekolah barunya. Seperti sekarang Angel seperti sudah kenal lama dengan Nabila dan juga Mulin.
"ANGEL! BALIKIN SEPATU GUE!" Teriak Mulin sambil mengejar Angel yang tengah berlari membawa sepatu sebelah kanannya.
"Nggak mau, wlee." Balas Angel menjulurkan lidahnya.
Nabila yang melihat kelakuan teman-temanya hanya menggelengkan kepalanya. Tidak tahu malu memang kejar-kejaran di koridor tidak memakai sebelah sepatu.
Nabila hanya mengikuti kedua temannya di belakang, dia lelah sekarang dulu hanya Mulin yang kelakuannya kelewat waras saja dia sudah pusing, kini ditambah satu lagi temannya sama saja seperti Mulin, rasanya Nabila ingin enyah saja dari bumi sekarang.
"Tolong kembalikan otak teman-teman hamba ya allah, dan jangan lupa urat malunya juga." Ucap Nabila sambil mengadahkan kedua tangannya ke atas.
"Wah... Ngajak ribut lo!" Ucap Mulin dan pura-pura menggulung lengan bajunya ke atas.
Angel tertawa puas menatap Mulin yang tengah kesal, "Nih gue balikin," kata Angel bersiap-siap melempar sepatu Mulin, and--
Bukk!
Sepatu Mulin mendarat salah tempat, bukannya di lantai koridor depan Mulin, malah mendarat di kepala orang. Sudah dua kali sepatu Mulin mendarat di kepala orang, semoga saja tidak untuk yang ketiga kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love But Prestige [On Going]
Teen FictionCleone Salment yang tengah merasakan hal yang paling menyakitkan dalam hidup yaitu kehilangan, bertemu seorang perempuan bar-bar cantik. Walau bar-bar perempuan itu dapat mengobati luka dalam hati Cleo, menghidupkan kembali semangat hidup, memberi...