Rapuh

19 5 7
                                    

Tidak semua kebahagiaan berasal
Dari uang
~Cleone Salment~

Bulir-bulir air mulai berjatuhan menerobos gelapnya malam, menandakan malam ini semesta diguyur hujan. Cleo yang tengah berdiri di depan jendela kamarnya menatap bulir-bulir air hujan, merenung, mencoba berdamai dengan perasaannya. Sesakit inikah kehilangan seseorang yang paling berharga di hidupnya, bagai dihantam ribuan palu.

Cleo memejamkan mata meredam sesak di dadanya, perlahan-lahan tapi pasti bulir-bulir air jatuh dari kedua matanya, Cleo terduduk dilantai dia rapuh sekarang, dibalik tatapan tajam nan dingin Cleo terdapat kerapuhan di sana, terdapat kesedihan yang mendalam.

Cleo bangkit dari duduknya, kedua tangannya mengusap sisa air mata dipipinya, Cleo berjalan ke kasur king size miliknya merebahkan tubuhnya dan memejamkan kembali matanya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat dia membuka kembali matanya-- berjalan membuka pintu, pelan-pelan pintu terbuka menampakan sosok pria paruh baya berdiri dengan kedua tangan bersidekap dada.

"Besok, jam delapan malam, rumah keluarga Anglo Breat." Ucap Hendric, ayah Cleo.

"Aku tidak akan pergi," jawab Cleo menatap ayahnya dingin.

"Kita harus tetap berhubungan baik dengan keluarga Anglo, Cle,"

"Mereka sumber uang," lanjutnya melangkah pergi tanpa menunggu jawaban Cleo.

Cleo menghembuskan nafasnya kasar, tidak habis pikir Cleo pada ayahnya, gila harta dan uang, sampai tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga seorang pembunuh istrinya.

"Sudahlah ku tetap tidak akan pergi besok." Ucapnya berjalan ke kasur king size miliknya dan segera meluncur ke dunia mimpi.

~~~|||~~~

"Angel! Bangun sayang!"

Angel yang tengah tertidur pulas terbangun karena teriakan wanita paruh baya. "Lima menit lagi ya maa," ucapnya, membenarkan selimut yang tadinya menutupi setengah badannya menjadi seluruh badan.

"Nggak ada lima menit, lima menit lagi,"

"Bangun, atau mama tabok pake spatula!" Ancam Rania.

Angel yang mendengar ancaman itu langsung bangun dan lari masuk ke kamar mandi. "Iya maa ini bangun," teriaknya dari kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian Angel telah rapih menggunakan seragam putig abu-abu nya dan langsung menuju meja makan, menghampiri mama papanya.

"Pagi mama, pagi papa," ucapnya tersenyum.

"Pagi sayang," balas Rey sambil mengusap pucuk kepala putri semata wayangnya.

"Duduk, makan dulu nih," ucap Rania, mama Angel.

"Langsung berangkat aja ya ma,"

"Nanti makan dikantin sekolah," lanjut Angel.

"Nggak, kamu makan di rumah," ucap Rania melototi Angel.

"Maa...," Panggil Angel pada mamanya sambil menunjukan puppy eyes nya.

"Sayangnya mama nggak mempan," Angel yang mendengar pernyataan mamanya menghembuskan nafasnya pasrah.

"Jangan bandel atau mama masukin kamu dalam perut mama lagi," Angel melongo.

"Gimana caranya ma?" Tanya Angel.

"Kamu mama potong-potong masak, makan deh," Angel bergidik melihat mamanya yang sedang memotong Apel, yang diibaratkan Angel.

"Pah, kok papah suka, sii, sama modelan psychopat?" Tanya Angel menoleh pada Rey.

"Adanya, mau gimana lagi?" Rey tertawa diiringi tawa Angel melihat Rania mendengus kesal.

"Jadi kamu nikahin aku terpaksa gitu?" Tanya Rania ketus.

"Nggak sayang, bercanda doang, kok."

"Ih au," Angel tertawa melihat mamanya ngambek.

"Angel nih biangnya,"

"Ih kok Angel, sih,"

"Mah jangan marah dong, nanti papa beliin martabak deh," bujuk Rey.

"Martabak?" Ucap Rania antusias.

"Iya sayang, lima deh mau? Tapi jangan marah,"

"Lima? Uwuw mau dong," ucap Rania dengan mata berbinar, menghampiri Rey dan mencium pipi Rey.

Rey terkekeh mengusap pucuk kepala Rania.

"Tolong hargai jomblo," ucap Angel memutar bola matanya malas.

"Jomblo panas, nih." Ucap Rania tertawa.

"Ih udah lah Angel berangkat dulu," Angel melangkahkan kakinya menghampiri kedua orang tuannya-- menyalami tangan mama papanya dan berangkat.

~~~|||~~~

Mulin yang tengah berjalan di koridor sekolah, lagi-lagi harus menjadi pusat perhatian karena kelakuannya, lihat saja, sekarang mulin tengah bernyanyi lagu favorit nya, menyimpan rasa milik Devano Danendra dengan suara cemprengnya.

"Aku tak mudah mencintai," nyanyi Mulin.

"Tak mudah bilang cinta," lanjutnya.

"Tapi mengapa kini deng-- emmm...,"

Mulut Mulin dibekap dari belakang, " kagak usah nyanyi lu ogeb, faless," ucap Reyhan melepas dekapan di mulut Mulin.

"Eh panci, bilang aja lu sirik kan sama suara emas gue?"

"Uwlee," Reyhan menirukan gaya orang muntah.

"Eh gayung, suara lo itu merdu, merusak dunia, tahu kagak lo?"

Mulin mendengus kesal. "Awas, ah males gue ama lu, merusak konser dadakan gue aja," Mulin melangkahkan kakinya, namun baru saja dua langkah tangannya di cekal oleh Reyhan, and--


Bersambung...

Vote, komennya juga oke

Vote, komennya juga oke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyhan El Adan

Gimana gimana?
Nggak kalah cakep kan Reyhan ma Cleo hihi><

Kayanya cast Cleo bakal ganti:)

Love But Prestige [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang