"Lo kenapa Vi?" Tanya Lea cemas ketika Vio yang baru balik dari toilet itu terlihat pucat "Lo sakit yah? Mending ke UKS aja. . ." Saran Lea. Vio menggelengkan kepalanya, menolak saran dari Lea.
"Gue ga papa ko, mana Sesil?" Meski tak percaya dengan perkataan Vio, Lea tetap menerimanya.
"Kayanya masih di ruang eskul lah, biasa sedang sibuk-sibuknya tuh anak karena bentar lagi mau lomba" kali ini Vio dibuat bingung, ia kembali menggali ingatan tentang Sesil tapi percuma. Kayanya pemilik tubuh ini tak terlalu tertarik dengan kehidupan kedua sahabat nya.
"Bukannya kelas 12 udah engga diizinkan untuk ikut ekskul yah?"
Lea menghentikan bahunya acuh, ia lebih memilih membuka mata pelajaran. Vio mendengus dengan kebiasaan Lea yang baru-baru ini ia perhatikan, ternyata kedua sahabat dari penjahat ini unggul dalam banyak hal. Aneh nya mengapa mereka mau berteman dengan Vio? Padahal selain kekayaan, tidak ada yang menarik dengan dirinya.
Karena sudah tak ada lagi yang mau dibahas Vio hanya bisa memperhatikan teman-teman nya yang sibuk, meski Vio merasa wajar karena berada di kelas unggulan tapi tetap saja sangat aneh bagi Vio yang notabene nya adalah berandalan harus terjebak oleh orang-orang pengejar akademik.
Biarkan Vio menjelaskan sedikit mengenai pembagian kelas tokoh utama, sedikit heran bukan mengapa Viora sang villain bisa masuk kedalam kelas unggulan? Nyatanya memang Viora sangat memumpungi dalam bidang akademik maupun non akademik, dia mendapatkan juara 3 seluruh angkatan. Lalu juara pertama Albaara - Male lead dan juara kedua Arvion salah satu pemain figuran.
Hanya saja Albaara menolak untuk masuk kelas unggulan dan lebih memilih masuk kelas IPA 2 dimana ada Viona didalam nya. Sedangkan Arvion berada di kelas IPA 3 bersamaan dengan Alex sang Second ML.
Viora memang cerdas, maka dari itu ia diberikan prediket sebagai penjahat karena permainan dari Viora dapat menghancurkan mental seseorang. Andai saja bila Viora ada di dunia nyata dimana tak ada kekuatan pemeran utama, mungkin Vio yakin kalo Viora bisa menduduki orang-orang penting di negara asal nya.
Kali ini bukan itu yang menjadi permasalahan Vio, meski Viora pintar. Tapi sekarang jiwanya diisi oleh Vio, ia ragu apakah dirinya bisa menguasai bidang akademik? Tapi memikirkan rencananya yang akan menjadi ahli waris dari Sanjera tentu saja Vio tidak bodoh bila ia menyerah begitu saja, Vio harus bisa mengambil hati ayah nya dan membuat laki-laki paruh baya itu merasa bahwa Viora pantas sebagai penerusnya.
________
Viona kerap kali dipanggil Nana atau Ona senantiasa menebarkan senyum manis sesaat ketika ia mendapatkan perhatian dari Albaara, laki-laki tampan berstatus sebagai pacar nya. Meski sebelumnya Ona terlihat terpaksa menerima pernyataan nya itu, tapi setelah mereka menghabiskan hari demi hari. Perasaan itu pun mulai berkembang, hah! Jika memikirkan lagi mungkin Ona merasa ini seperti mimpi.
Setelah jam istirahat, Albaara seperti biasa ia akan menghampiri meja Ona untuk mengajak nya ke kantin. Dengan senang hati gadis lugu itu menerima tawaran dari Albaara, kedekatan yang terlihat tak wajar itu seakan membuat orang-orang dikelas nya merasa tak percaya.
Padahal mereka baru 1 bulan pacaran tapi tetap saja mereka tak terbiasa dengan hubungan yang terjalin, pasalnya sebagian dari mereka percaya bahwa Albaara bukanlah laki-laki yang akan melakukan skinship dengan para gadis lalu bagaimana tiba-tiba laki-laki itu langsung menembak Ona?
Tapi semua itu masih dipendam masing-masing, ia tak ingin berurusan dengan tokoh utama. Kembali lagi pada tokoh utama yang berjalan menuju kearah kantin, seperti biasa tak ada yang mengganggunya semenjak Albaara ada disisinya.
"Bara, terimakasih yah. . ." Ujar Ona dengan senyum tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
FantasyVio Agruda Rasyam tak pernah menyangka bila kematiannya bukanlah akhir dari perjalanan hidup, seharusnya Vio mati saat tabrakan dengan truck lalu mengapa dirinya berada didalam tubuh Viora Letta Sanjera salah satu pemeran antagonis yang akan mati me...