Prolog : Summer Court

14.2K 1.1K 9
                                    

Musim Panas 1998


"Ladies and Gentlemen, persidangan terhadap Keluarga Malfoy akan dimulai sekarang!" seru seorang wanita tua yang memimpin jalannya sidang kali ini.

Tiga orang dengan rambut platina masuk kemudian mengambil posisi duduk di kursi yang letaknya tepat di tengah ruangan. Ketiganya terlihat lelah. Kantung mata mereka terlihat menghitam. Rambut yang biasanya tertata rapi ala bangsawan, kini terlihat berantakan.

"Lucius Malfoy, merupakan aktivis gerakan anti muggle-born dan pure-blood supremacist. Tercatat sebagai anggota Pelahap Maut, meskipun tidak berpartisipasi penuh pada saat Battle of Hogwarts," ucap wanita tua itu dengan suara yang melengking. Jubahnya yang berwarna ungu tua terlihat mengkilap meskipun ruangan itu cukup remang.

"Narcissa Malfoy, tidak tercatat sebagai anggota Pelahap Maut. Namun merupakan aktivis gerakan anti muggle-born dan pure-blood supremacist," sambung wanita itu. Wanita bernama Narcissa Malfoy itu terlihat menunduk tidak dapat memperlihatkan wajahnya kepada seluruh anggota wizengamot di dalam ruangan itu.

"Dan terakhir, Draco Malfoy. Siswa tahun kedelapan Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Merupakan Pelahap Maut yang ditandai sekitar musim panas tahun 1996. Bertanggung jawab dalam pemberian akses masuk ke dalam Hogwarts kepada beberapa Pelahap Maut pada Juni 1997 yang berujung pada pembunuhan Albus Dumbledore," final wanita itu.

Ketiga kepala itu semakin menunduk. Merasa sangat malu dengan posisi mereka saat ini. Beberapa tahun yang lalu mereka adalah golongan masyarakat sihir yang dihormati karena kekayaan serta kemurnian darah mereka. Namun, saat ini kekayaan serta kemurnian darah mereka tidak ada gunanya. Mereka hanyalah pengikut penyihir hitam yang telah kalah dalam peperangan dua bulan yang lalu.

Saat seluruh ruangan itu hening, sebuah cahaya biru keperakan meluncur ke tengah ruangan. Tentu saja bola bercahaya di tengah ruangan remang itu menjadi objek fokus seluruh mata yang ada di ruangan itu, tak terkecuali para Malfoy. Bola bercahaya itu kemudian berubah bentuk, menyerupai seekor hewan berkaki empat dengan tanduk yang bercabang di kepalanya. Cahaya yang dipancarkan oleh hewan tersebut membawa kebahagiaan serta harapan bagi semua orang yang berada di ruangan itu.

"Para Malfoy mengubah kesetiaan mereka pada saat peperangan berlangsung. Mereka membantuku dalam mengalahkan Voldemort," ucap suara pemuda yang bergaung dari rusa jantan itu. Setelah mengatakan dua kalimat itu, rusa itu menghilang dengan tetap meninggalkan perasaan bahagia dan harapan pada mereka. Tidak salah lagi, itu adalah suara Harry Potter.

.

.

.

tbc

since it's my first work, feel free to leave critics and suggestions

The Day We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang