Chapter 3. Anatasya

296 18 8
                                    

"AAAAA!!!" teriakku begitu membuka mata. "Eh? Aku masih hidup?"

"Tentu saja kamu masih hidup," jawab seorang wanita cantik yang wajahnya muncul tiba-tiba di depanku.

Entah mengapa, aku seperti merasakan kenyamanan di kepalaku. Terasa sangat empuk dan juga halus, seperti bantal keramat yang kuimpikan. Rasanya juga hangat dan itu membuatku begitu nyaman. Beberapa saat kemudian, aku menyadarinya. Di belakang kepalaku adalah sesuatu yang kusebut dengan bantal keramat. Ini adalah bantal yang diimpikan oleh jomblo seperti diriku. Benar, ini adalah bantal paha wanita cantik.

A-apa ini? Aku terbangun di pangkuan wanita? Apa ini mimpi atau surga? Kalau ini surga, aku bersyukur karena telah mati. Tapi, wanita itu mengatakan kalau aku masih hidup. Jadi ini pastilah dunia lain.

"Kamu udah tertidur selama tujuh jam, loh!" ujar wanita itu memberiku senyuman yang sangat manis. Saking manisnya, aku merasa ingin mimisan karena tidak bisa menahan serangan keimutan yang brutal.

A-aku tidur di pangkuan wanita cantik selama tujuh jam? Berkah macam apa ini? Aku baru tiba di dunia lain dan sudah merasakan surga di dunia ini, dunia lain memang mantap!

"Maaf sudah merepotkanmu." Walau aku masih ingin merasakan paha wanita cantik ini, aku harus bangkit supaya tidak merepotkannya. Tapi, tubuhku sepertinya menolak untuk bangkit. Bantal paha yang nyaman ini membuat tubuh jomblo perjakaku tidak mau berpaling darinya. Akhirnya, aku harus memaksakan diri untuk bangkit. "Apa kamu yang menyelamatkanku?"

Wanita itu mengangguk sembari memberikan senyumannya yang manis kepadaku. "Ketika aku baru tiba di sini, aku melihatmu terjun bebas dari langit. Karena aku tidak melihat tanda-tanda kalau kamu bisa mendarat dengan baik, jadinya aku menyelamatkanmu."

"Terima kasih banyak karena sudah menyelamatkanku." Aku menundukan kepala dan mengucapkan rasa terima kasih karena telah menyelamatkanku dari kematian.

"Tidak perlu berterima kasih," ujarnya mencoba membuatku untuk tidak menundukan kepala. "Tapi, aku penasaran kenapa kamu bisa terjun bebas dari langit."

Sudah kuduga wanita ini akan menanyakan hal itu kepadaku. Mau bagaimana pun, itu adalah hal yang wajar untuk ditanyakan. Sangat aneh untuk melihat seseorang tiba-tiba terjun bebas tanpa alasan yang masuk akal. Tapi, aku jadi kebingungan untuk menjawab pertanyaannya. Haruskah aku mengatakan kalau aku ini bisa dikatakan baru lahir atau tidak, aku juga tidak tahu. Karena aku bisa dikatakan bereinkarnasi, jadi aku bisa dikatakan baru lahir tujuh jam yang lalu. Namun, aneh untuk lahir tanpa orang tua.

"Bisa dikatakan kalau aku ini baru lahir tujuh jam yang lalu," jawabku dengan tawa canggung sembari menggarukan kepala. Itu adalah jawaban aneh pertama yang kulontarkan setelah tiba di dunia ini.

Jelas sekali wajah kebingungan terlihat dari wanita itu. Itu adalah jawaban yang akan membuat siapapun tertawa karena itu sangatlah tidak masuk akal. Mau bagaimana pun, lahir tanpa orang tua dan tiba-tiba terjun dari langit itu sangatlah tidak masuk akal. Aku juga tahu itu, tapi aku tidak bisa memikirkan hal lain selain itu. Jadinya aku mengatakan jawaban yang ada di pikiranku.

"Lahir? Tanpa orang tua dan dari langit?" tanya wanita itu memasang wajah yang sangat kebingungan. Tapi, wajahnya berubah ketika melihat ekspresiku yang mengatakan kalau itu adalah jawaban sejujurnya. "Walau itu tidak masuk akal, aku akan mempercayainya."

Benar-benar wanita idaman, pikirku dalam hati. Wanita ini mempercayaiku tentang hal paling tidak masuk akal. Kalau itu aku, aku akan langsung tidak mempercayainya dan bahkan mentertawakan jawaban itu. Lagipula, mana ada manusia yang lahir tanpa ayah dan ibu. Ditambah, lahirnya dari langit dan bukannya rahim. Kalau aku ini adalah jelmaan dewa, itu mungkin akan masuk akal. Ya, tapi aku bisa dikatakan utusan dewa sih.

Aku, Isekai, dan Pilar IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang