[ e m p a t ]

5 2 0
                                    

Sangyeon POV

Hujan sudah berhenti sejak setengah jam yang lalu jika aku benar dalam menghitungnya. Hyunjae terus mendesakku untuk menemaninya ke rumah Jacob walaupun berkali kali aku merangkai kalimat alasan yang katanya tidak masuk akal. Alhasil di sinilah aku berada berjalan menuju halte bus. Hyunjae bilang akan menemuiku didepan rumah Jacob karena katanya ia punya masalah lain yang perlu ia urus. Jam sudah menunjukkan angka pukul sepuluh malam. Sedikit mustahil untuk menunggu bus lewat di waktu seperti ini. Tapi, demi mengulur waktu aku melakukannya.

Tapi perkataanku salah, bus dengan nomor 13 berjalan cepat kearahku dan yang aku lakukan adalah mendekatinya.

Awalnya Aku tidak curiga terhadap apapun hingga bus itu mendekat dan pintunya depannya terbuka. Tidak ada supir disana bahkan Ketika Aku hendak mendongak kedalam, bus itu kosong dan gelap.

Aku terlonjak, sepertinya ada yang salah. Aku mulai menaruh rasa curigaku, dan mundur secara perlahan hingga sebuah tangan penuh darah terjulur kearahku. Tangan itu sangat panjang berasal dari bus dengan pintunya yang hampir menutup. Satu hal yang bisa kulakukan adalah berlari sekencang apapun.

Aku sempat menoleh, betapa terkejutnya aku bus itu sudah berubah menjadi bus yang terlihat rusak dan seperti telah mengalami kecelakaan besar. Rodanya yang terlihat sudah kempes dikedua sisi. Kaca bagian depan retak, dan bercak darah menempel dikaca itu namun masih dapat mengejarku secepat ini. Aku memasuki trotoar namun, bus itu terus mengejarku.

Aku kembali memandang depan, mendapati gedung sekolah terlihat di depan sana. Tidak ada pilihan lain, Aku harus berlari kesana dan meminta bantuan jika itu mungkin.

Namun, nafasku tersenggal. Aku berteriak meminta bantuan, tapi tidak ada yang mendengar. Aku sudah kelelahan berlari, entah apa yang merasukiku hingga kedua kakiku yang terbiasa untuk berolahraga melemas begitu saja.

Apa aku harus menyerah? Tapi sebentar lagi aku akan menuju jalan raya. Diujung persimpangan yang berada di seberang sana,  mataku menangkap Hyunjae dan dua orang yang kukenal adalah teman Hyunjoon. Hal itu membuatku lengah dan bagaimanapun Bus itu dapat menghantamku dengan keras.

Hari ini, depan sekolahan. Aku berakhir.

Sangyeon pov end.

***

Kevin, Younghoon, Juyeon duduk berhadapan dengan Changmin dan Chanhee yang duduk disamping Eric yang turut bergabung setelah ia terseret menjadi saksi perihal kecelakaan yang Sangyeon alami. Sebenarnya Sangyeon sudah dikebumikan beberapa jam yang lalu. Tapi Eric belum diperbolehkan kembali sampai Sunwoo datang, begitu yang ia tangkap dari perkataan Hyunjae yang terdengar seperti luapan kemarahan.

"Kita bertiga masih beruntung kali ini karena orangtua Sangyeon tidak membesarkan kasus ini" Hyunjae turut bergabung setelah menemui orangtua Sangyeon yang baru datang dari pemakaman. "Jika itu terjadi maka kita bertiga akan menjadi pelaku pembunuhan Sangyeon"

Eric mendongak "Itu bukan salahku, aku hanya kebetulan ada disana" Histerisnya.

"Bagitupula denganku ataupun Sunwoo. Kita ada diwaktu dan tempat yang salah"

"Masih tidak masuk akal antara apa yang polisi ungkapkan mengenai kasus ini dengan apa yang kalian katakan" Chanhee, dengan pemikiran realistisnya mulai berbicara. "Kita tentu saja tidak bisa mempercayai kalian bertiga, atau kau—" tunjuknya pada Hyunjae. "Memang bersekongkol dengan Sunwoo dan Eric untuk melenyapkan Sangyeon"

"Atau kau juga yang melenyapkan Jacob" tudingan Chanhee menarik Changmin untuk berbicara.

Hyunjae berdecih. "Tidak masuk akal"

Bus Number : 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang