[ l i m a ]

12 3 2
                                    

Note : Chapter yang benar-benar panjang. Siapkan amunisi.

***

"Juyeon, bisa temani aku untuk berbicara kepada orangtua Sangyeon?" Bisiknya.

Juyeon mengangkat kepalanya. Memandang Younghoon dengan serius dan akhirnya berdiri. "Aku dan Younghoon pergi dulu" pamitnya kepada yang lain.

"Kalian akan pulang?" Pertanyaan Changmin mendapat anggukan spontan dari Younghoon.  Dan mereka semua menyaksikan bagaimana keduanya pergi bersamaan.

"Hati-hati" Changmin melambaikan tangannya, yang tentu saja tidak akan mendapat balasan dari keduanya karena sudah berbelok ke koridor lainnya.

Sunwoo menoleh pada Kevin yang sekarang duduk disampingnya berbisik pelan. "Apakah pemuda itu yang bernama Juyeon?" Kevin menangguk.

"Kau mengenalnya?" Sunwoo mengangkat bahunya. Mengingat-ingat seseorang yang bertemu dengannya beberapa waktu lalu.

"Entahlah"


***





"hoon, Aku ingin pulang" Juyeon berbisik pada  Younghoon, pemuda itu mengangguk lantas tersenyum pada kedua orangtua Sangyeon dengan hati-hati.

Mereka berdua berpamitan untuk pulang. Tanpa keduanya sadari, mereka terjebak hujan. Juyeon berjalan memimpin, Younghoon menafsirkan bahwa temannya itu sedang menahan amarah.

"Kukira Hyunjae jujur tentang semuanya. Tapi kau lihat sendiri, dia berbohong tentang itu"

"Hyunjae tidak ingin ada yang panik"

Juyeon berbalik badan berhenti membuat Younghoon terkejut. "Tapi kenapa dia bilang, dirinya sendirian ditempat itu?"

Younghoon pun tidak tahu, kenapa Hyunjae melakukannya.

"Jangan beritahu yang lain dulu, Aku yang akan memberitahukannya" Juyeon tersenyum, matanya menyipit lantas merangkul pundak Younghoon.

"Oke" ujarnya. Di ujung koridor, keduanya berpapasan dengan Changmin dan Chanhee di depan kamar mandi.

"Kalian belum pulang?" Tanya Chanhee kepada kedua temannya sambil mengeringkan kedua tangannya.

"Sedang menuju pintu keluar" Chanhee bergumam pada Changmin, lantas menangguk.

"Kalian percaya apa yang dikatakan Sunwoo?" Alis Juyeon terangkat, kenapa tiba-tiba Chanhee mengungkit perihal adik kelasnya itu. Changmin menyadari itu bersuara.

"Yang kita berdua pikir, dia anak yang sedikit bermasalah. Apa kita harus percaya kepadanya?"

Juyeon mendekat pada keduanya. "Musuh ada di antara kita, Sunwoo bilang mereka bisa saja melukai kita jika kita tahu akan kebenarannya. Jadi jangan percayai siapapun termasuk aku" pemuda itu menyeringai, lantas terkikik karena Chanhee yang terlihat membulatkan matanya nampak terkejut.

"Percayai apapun yang kau ingin percayai" ujar pemuda itu ikut berlalu.

Chanhee dan Changmin saling menatap, lantas mengamati sekitar salah satu di antara mereka nampak ketakutan karena angin berhembus membuat bulu kuduknya berdiri dan berjalan cepat pergi dari sana.

"Hei, itu cuma angin" kata Changmin menggelengkan kepala walau akhirnya berjalan menyusul karena hanya tinggal dia sendirian dikoridor itu.

Seorang Pemuda terlihat berdiri tak jauh dari keempat temannya itu. Tersenyum simpul, sembari melambaikan tangannya.

***

"Apa kau ada kaitannya dengan bus itu?" Suara di depan sana membuat kedua pemuda itu berhenti dibawah hujan tanpa payung. Salah satu dari mereka memang berniat menguping. Mereka keluar dari pintu samping karena koridor yang mereka lalui menuju pintu keluar disisi samping.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bus Number : 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang