"Hai Rano."
Rano menatap perempuan yang sekarang ada di hadapannya. Posisi tubuh yang awalnya berbaring di meja, kini sudah tegak.
"Mau apa lo?!" ucap Rano dengan nada sinis. Ia tahu gadis yang di hadapannya saat ini adalah orang yang ia temui seminggu yang lalu. Saat aksi kejar-kejaran dengan polisi terjadi.
Gadis itu menunjukkan kunci motor yang ada di tangan kanannya tepat di wajah Rano. "Gue tau ini punya lo. Tergantung bebas di motor ninja lo yang warna hitam itu."
Rano langsung merebut kunci motornya dengan kasar. Kemudian, ia berjalan melewati gadis itu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
"Woy! Lo masih ingat gue kan?! Nama gue Nara! Gue berhasil masuk di sekolah ini!" teriakan Nara membuat seisi kelas menatapnya. Bukannya malu, Nara malah membalas tatapan mereka semua.
"Apa lo liat-liat?!" bentak Nara. Ia tak peduli jika mereka semua kakak kelas. Mereka cuman beda umur, pikir Nara. Setelah itu, Nara berjalan keluar dari kelas Rano dengan gaya jalannya yang anggun.
×××
"RANO!"
Rano yang sedang berjalan dengan santai di koridor pun terpaksa menghentikan langkah kakinya. Ia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata Ilham, Ketua OSIS.
Ilham memberikan selembar kertas kepada Rano. "Gue minta tolong dong sama lo. Wakili Sarah, dia gak turun hari ini."
Rano menatap lembar kertas itu dengan bingung. "Maksudnya?"
"Jadi nanti para murid baru disuruh minta tanda tangan dengan OSIS. Karena Sarah gak turun, jadi lo yang wakili. Biar pas jumlahnya."
Rano menggaruk tengkuknya. Ia tak mengerti dengan penjelasan Ilham.
"Gue gapaham."
Ilham juga ikut menggaruk kepalanya. "Ikut aja udah!" ucap Ilham dan menarik tangan kiri Rano untuk ikut bersamanya.
Suara riuh mulai terdengar di telinga Rano ketika mereka sudah dekat dengan lapangan utama. Murid baru di kumpulan di sana semua.
"Ham, gue males sumpah!" keluh Rano ketika melihat banyaknya murid baru yang berbaris.
"Gue minta tolong. Kali ini aja, ya?!"
Rano menghembuskan nafasnya kasar. Ilham yang mendengar itupun menjadi takut.
"Ka--kalau lo gak mau juga gapapa kok. Gue bisa cari yang lain aja." ucap Ilham terbata-bata. Ia lupa jika laki-laki yang ada di hadapannya ini adalah orang yang sering tawuran di luar sana.
"Ck! Biar gue aja!" ucap Rano dan berjalan ke lapangan, bergabung dengan OSIS yang lain.
Lagi, Rano mendengar bisikan-bisikan tentang dirinya saat ia berada di lapangan. Ia sungguh tak menyukai jika dirinya terus menjadi bahan pembicaraan. Dengan kasar ia merebut mic yang ada di tangan salah satu OSIS.
"Sekali lagi gue dengar ada yang ngomongin gue. Bakal sakit lo di tangan gue!"
Langsung saja keadaan menjadi hening setelah Rano mengucapkan itu. Para OSIS pun kagum melihat itu. Sedari tadi mereka bersusah payah untuk membuat mereka diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANO [ PRE ORDER ]
Teen Fiction❝Andai waktu bisa berputar kembali❞ __________________________________ ⚠️CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN⚠️ Highest rank! #1 in Rano #1 in Trouble #2 in Trouble #2 in Nara #3 in Nara