Yook Sungjae dan Park Sooyoung pertama kali bertemu tujuh tahun yang lalu ketika mereka berusia 17 tahun.
Sungjae selalu menempatkan peringkat terakhir di sekolahnya, sementara Sooyoung merupakan ketua kelas sekaligus murid yang pintar. Mereka tampa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Sooyoung nama gadis berusia 17 th itu adalah gadis yang kata teman temannya paling cantik dan aktif di sekolahnya. Kulitnya putih, rambutnya lurus sebahu dan juga mempunyai senyuman yang ceria.
Sooyoung adalah ketua kelas 3-2, kebiasaannya adalah minum yogurt dan selalu membawa banyak buku ditangannya, mungkin itu salah satu alasannya mengapa ia begitu cerdas dan disayang oleh semua guru di sekolahnya.
Sooyoung juga adalah gadis cantik yang tentunya banyak pria yang naksir padanya namun pacaran bukan prioritasnya bahkan ia sama sekali tidak berniat memiliki hubungan dengan lelaki lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sooyoung adalah gadis yang penuh ambisi, ia selalu belajar dan berlatih hanya untuk menuntaskan dan membuat namanya ditingkat teratas sekolah tersebut dan tentu semuanya tidak sia sia, tidak ada siswa maupun siswi lain yang bisa mengalahkannya.
Namun sayangnya diakhir-akhir semester ia harus dihadapkan dengan musibah, sebenarnya itu tidak terlalu penting namun sooyoung rasa itu sangat penting namun mengganggunya. Ia harus dilibatkan dengan seorang lelaki dikelasnya yang sungguh terkenal dengan kegilaannya.
Kini semua sudah duduk rapi ditempat duduk masing masing, sama seperti orang pintar lainnya ia duduk di depan, guru pun masuk dan menyapa muridnya. "Selamat pagi anak anak."
"Pagi, pak guru," sapa murid murid serentak.
Setelah setengah jam pelajaran terlewati lelaki bernama Yook Sungjae itu masuk dengan tergesa gesa, nafasnya memburu, rambutnya berantakan dan juga seragam putihnya tidak ia masukkan di celana, sungguh menampakkan murid yang amburadul.
"Maaf pak, aku terlambat." Sungjae menunduk 90 derajat pada gurunya yang sudah terlihat kesal itu.
"Kau selalunya saja seperti itu!" Bentak guru Kim.
Namun bukannya takut malah Sungjae tertawa pelan. "Aku tadi menolong kucing kecil yang jatuh di selokan pak, maafkan aku ya?" kata Sungjae sambil memperlihatkan kucing bengal berwarna abu abu itu, sekali-kali juga ia mengelus bulunya.
Setelah berdebatan yang tidak berarti akhirnya Sungjae disuruh duduk namun ia baru melangkahkan kakinya guru Kim memanggilnya lagi dan Sungjae tanpa pikir panjang langsung berbalik ke arah gurunya.
