Pengakuan cinta

75 10 0
                                    

Tangan Raya bergetar mendengar perkataan Mondy, baru saja tadi ia bilang akan memberikan matanya untuknya, tapi sekarang Mondy kasar padanya, kenapa dengan Mondy?

"kenapa diam Raya? Puasin kamu maki aku kalo itu bikin kamu bahagia. Tapi satu hal yg perlu kamu tau, aku gak pernah ninggalin kamu! Untuk apa aku datang lagi ke hidup kamu sekarang kalo dulu aku ninggalin kamu? Sepicik itu pikiran kamu ke aku Ray? Aku sayang sama kamu! Bahkan sejak aku belum mengenal cinta pun aku udah mencintai kamu. Aku terlahir dari rahim seorang wanita, dan aku sebagai laki laki gak akan sampai hati menyakiti wanita, apalagi itu kamu."

"Aku minta maaf Ray, maaf untuk kepedihan yg kamu rasakan selama ini. Aku masih mencintai kamu." Ucap Mondy lalu sambungan telpon pun terputus.

Saat itu juga air mata semakin deras keluar tanpa diminta, semuanya sudah terjadi. Kini Mondy menatap Raya yg menangis di pelukan bi Ira, bahkan Mondy ikut meneteskan air matanya disana.

Maaf Ray, aku Cuma mau tau apa kamu masih mencintai aku atau memang kamu sudah melupakan aku. Batin Mondy.

Sementara itu Raya masih saja menangisi kata2 Mondy tadi, entah ia menyesal atau bagaimana. Yang pasti Raya hanya bisa menangis untuk mengutarakan isi hatinya.

"aku juga masih cinta sama kamu Mondy! Kenapa kamu ga jelasin kenapa kamu menghilang selama ini!" teriak Raya, bi Ira pun tak mampu menahan hentakan tubuh Raya.

gimana aku jelasin ke kamu kalo kamu aja ga pernah kasih aku kesempatan Raya!

Bi Ira menarik Mondy ke dapur dengan kasar & wajah yg tak wajar.

"kenapa den Mondy malah bikin neng Raya nangis hah! Katanya cinta sama neng Raya tapi di bikin nangis, bingung bibi sama anak muda jaman now!" kata bi Ira.

"bi, tenang aja ya.. Mondy Cuma pengen tau Raya masih sayang atau engga sama Mondy, dengan cara Mondy tadi Raya jadi ngaku kan kalo dia masih sayang sama Mondy." Jelas Mondy.

Bi Ira hanya geleng2 kepala saja dengan kelakuan Mondy.

"oke, sekarang coba certain ke bibi ke mana aja den Mondy selama ini?" bi Ira.

"bi, yg seharusnya nanya itu aku, kenapa Raya pindah dari Bandung kesini? Dan engga ada yg kabari aku" jelasnya.

**

Bi Ira menceritakan semuanya dengan detail, sampai di titik dimana ada seseorang yg memberitahu Raya jika Mondy sengaja pergi karna keadaan Raya saat itu.

"Apa bi? siapa yg tega bilang itu ke Raya? bi, asal bibi tau ya aku ga pernah tau kondisi Raya saat itu karna aku pun dalam keadaan yg parah. Aku koma berhari hari bi, sampai saat aku bangun yg pertama aku cari itu Raya, kekasih Mondy bi. Tapi apa yg Mondy cari itu ga pernah Mondy temukan, sampai detik dimana Mondy bener² nyerah buat nyari Raya." Jelas Mondy panjang lebar.

Bi Ira yg mendengarkan cerita Mondy pun meneteskan air mata nya karna sedih dengan kenyataan yg ada.

"yaudah bi, Mondy pulang dulu ya.. Mondy janji akan balik lagi kesini buat nemuin Raya dan pelan² jelasin ke dia apa yg sebenarnya terjadi. Mondy ga sanggup bi kalo harus satu rumah sm Raya kaya gini. Titip Raya ya bi." Ucap Mondy lalu pergi entah ke mana.

Sementara di kamar Raya..

Memandang ke luar jendela memang selalu menyenangkan utk Raya, karna disana ia bisa merasakan udara yg sejuk menembus ke dalam dadanya.

Meskipun ia diam, namun hatinya selalu bergejolak.
Ia teringat seseorang yg sangat di rindukannya namun sulit untuk mengungkapkannya.

"Mon.. aku kangen, kangen liat kamu, kangen meluk kamu, kangen kita sama² kaya 3 tahun yg lalu. Tapi... tapi aku ga bisa maafin kamu Mon, bayangan kecelakaan itu masih terngiang di otak aku." batin Raya.

TAKDIR HIDUPKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang