01 - Awal Mula

44 6 9
                                    

*Pipp pip pippp pipp pi-*

Suara alarm yang tak henti-hentinya berdering membuat jengkel Yura Wright gadis berusia 25 tahun yang tinggal sendirian di apartemen ternama di Chicago, Amerika Serikat.

Jam yang sudah menunjukkan pukul 11:30 pagi, sebenarnya ia ingin tidur selama mungkin saking sudah nyamannya dengan suasana, tapi kenyataan memaksanya harus bekerja untuk dapat tetap berkembang biak dengan makan dan membayar apartement yang ia sewa.

Yura segera bangun dan pergi ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya di wastafel, tak usahlah mandi begitu pikirnya dan minum secangkir kopi agar ia tak mengantuk saat bekerja usai hanya tidur 4 jam, ia segera mengenakan sweater oversize hitam yang ia temukan di sofa ruang tamu dan mengaplikasikan make up-nya dengan buru-buru.

Ia kembali memeriksa make up yang ia buru-buru kenakan tadi, "AH! Lingkaran hitam di mataku masih terlihat saja! Perasaan tadi oke-oke saja, untung saja aku belum mulai," gumamnya sendirian di depan cermin sebesar dirinya kembali mengaplikasikan make-upnya.

Semalam kemarin ia sebenarnya ingin untuk tidur cepat, tetapi ia malah menjadi overthinking semalaman memikirkan banyak hal dan membuatnya terjaga semalaman dan munculah lingkaran hitam di sekitar mata yang tak enak dipandangnya.

Setelah itu, ia bergegas menuju dapur yang berada tepat di belakang ruang tamu apartemen yang hanya di batasi meja kabinet dapur yang memanjang.

Sambil meyeduh kopi dengan masin pembuat kopi di kabinet dapur, dia pikirkan dalam benaknya apa live streaming yang ia lakukan ini adalah sebuah pekerjaan? Ya.. setidaknya dapat menghasilkan uang mengapa tidak? Begitu pikirnya.

Jika dipikir-pikir lagi mengapa dia harus terburu-buru seperti ini? Padahal ada ayahnya yang merupakan CEO dari sebuah perusahaan properti real estate ternama dan juga dia sebenarnya tak harus streaming tepat waktu karena para penonton live streamingnya yang setia menunggu untuk dia memulai live streamingnya.

Lamunannya tersebut membuat ia kembali teringat terhadap tragedi penembakan di columbine yang terjadi di tempat di mana ia bersekolah dulu yang membuatnya trauma akan kehidupan dunia luar dan selalu berusaha mengurung di kamarnya, ia juga tak lulus dari SMA Columbine karena hal itu dan juga membuatnya tidak pernah keluar dari apartementnya semenjak pertama kali menetap di apartement ini sejak ia berumur 19 tahun.

Yura berusaha untuk tidak mengingat kejadian tersebut berusaha untuk selalu menyibukkan dirinya tanpa harus keluar dari apartemennya ini, dengan live streaming, Yura akan dibuat lupa dengan masa lalunya tersebut. Akan tetapi, jika ia sudah mengakhiri live streamingnya ia akan kembali kepada kenyataan pahit dengan perasaan kesepian dan kembali terbayang-bayang akan masa lalunya di SMA.

Ia menyudahi lamunan yang tak diharapkannya tersebut ketika secangkir kopi latte yang ia minum tadi sudah habis.

Segera ia bergegas ke ruangan yang berada tepat di sebelah kamar tidurnya, ruangan yang lumayan besar kedap suara diisi sebuah meja lebar yang dihiasi oleh berbagai peralatan elektronik, seperti sebuah layar monitor lebar yang cekung, terpajang microphone besar terpampang di depan monitor, kamera webcam yang terpasang di atas monitor, keyboard hitam ber-LED warna warni, dan PC gaming.

Duduk ia di kursi gamingnya merapikan kembali rambut hitam yang pendek sebahunya dan poninya yang berbatasan dengan alisnya di depan kamera, kemudian ia mengklik tombol mousenya untuk memulai streaming hariannya.

YouRaRa is Live Now!

Begitulah notifikasi yang diterima oleh ribuan followernya sesaat Yura memulai live streamingnya.

Take me Out!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang