"Aku merindukanmu, Choi Haena."
"Namaku Lee Haena." Dahiku masih mengerut dalam memandangi pemuda di depanku ini. Sudah datang tiba-tiba dengan keadaan basah kuyup, aneh, dan juga salah menyebut namaku.
Tunggu, kenapa dia tahu namaku meski salah menyebut nama depan?
Pemuda itu masih diam, wajahnya tetap terlihat santai dengan senyum manis yang belum pudar. Kemudian kutanyai dia lagi, "Em... Bagaimana kau tahu namaku Haena?"
"Aku sudah lama mengenalmu," jawabnya.
Lama bagaimana? Aku bahkan baru bertemu dengannya tapi dia bilang sudah lama mengenalku, dia juga bilang merindukanku tadi. Ada-ada saja.
"Baiklah, serius! Kau berasal dari mana?" tanyaku sabar dan kuharap kali ini jawabannya bisa memuaskan rasa penasaranku.
Dia perlahan berbalik lalu menunjuk sungai di belakangnya. Kepalaku miring dengan berbagai pemikiran lain di kepala sambil memandangi sungai tersebut. Jadi maksudnya dia berasal dari sungai begitu?
"Kau ikan ... atau buaya?"
Kekehannya terdengar merdu. "Aku manusia."
Aku sempat mengiranya hantu sebenarnya. Tapi aku bisa melihat kaki telanjangnya menapak jembatan kayu yang basah. Lalu pandanganku kembali pada air sungai yang ternyata baru kusadari kalau warna airnya berubah keruh.
Mataku mengerjap cepat. Jantungku kembali berdetak cepat. Perasaan tadi saat aku datang masih ungu, belum sekeruh ini setelah Yeonjun muncul.
Bagaimana bisa?
"Kau terlihat kebingungan sepertinya." Suara Yeonjun kembali menyentakku.
Aku menatapnya lurus-lurus. "Kau sungguh dari sungai?" tanyaku memastikan.
Jika selama ini aku melihat air itu berwarna ungu dan sekarang mengeruh seperti kolam ikan lele-seperti kata Soobin, itu berarti sudah berapa lama Yeonjun di dalam sana? Tidak masuk akal sekali dia ini.
Yeonjun menggigit bibir bawahnya. Dia terlihat mengingat-ingat sebelum menambahkan, "Bukan dari sungai sebenarnya."
Kalau seperti ini, aku jadi merasa bodoh mendengar ucapannya dari tadi. Jelas-jelas dia memberitahu kalau dia berasal dari sungai, tapi sekarang jawabannya malah berbeda.
Dia melanjutkan, "Aku sebenarnya tak tahu kenapa aku bisa di sungai ini dan keluar setelah kau memanggilku."
"Aku tidak memanggilmu," sautku dengan cepat.
Meski raut wajahku kini berubah kesal sekaligus jengah dengan semua kalimat tak masuk akal yang Yeonjun ucapkan, pemuda itu masih bisa menyunggingkan senyuman manisnya padaku.
Ya Tuhan ... Kenapa ada orang seperti ini?
"Sudah lama aku menunggu saat-saat ini. Bertemu kembali denganmu, Haena."
Aku mendesis kesal, "Ish! Terserah kau mau bilang apa."
Tanpa menunggu waktu lagi, aku kemudian berbalik pergi menjauhi orang aneh itu. Ayah sebentar lagi pasti akan pulang. Lagipula tak ada gunanya kemari karena tak ada temannya, apalagi harus ditambah kehadiran si aneh itu.
Aku sempat menoleh ke belakang memastikan dia masih di sana, namun ternyata tak ada seorang pun. Apa dia kembali ke sungai?
Sebelum bernapas lega karena dia tak mengikutiku, aku malah dikejutkan dengan presensi Yeonjun yang ternyata sudah berdiri di depanku. Tunggu, sejak kapan?
"Kenapa kau mengikutiku?" tanyaku menggebu. Untung jantungku tidak copot tadi.
"Aku sudah bertemu denganmu, jadi aku tak bisa membiarkanmu pergi lagi," ucapnya sukses membuatku tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Spider Lily
Fanfiction[SLOW UPDATE] Setiap sore Haena sering ke sungai belakang rumahnya yang membatasi desa dengan hutan. Berdiam diri melihat birunya air sungai yang kadang terbias menjadi ungu. Menciptakan keindahan aneh yang tak seorang pun tahu selain dirinya sendir...