2

41K 1.1K 14
                                    

Cerita ini rencana mau aku po mulai tanggal 25 Feb - 11 Mar 2021.
Harga po 98k dan harga normal 105k belum termasuk ongkir.
Tebal halama 350an.
Free gift untuk 30 pemesan pertama :
•Diary
•Pena cantik
-Buku ini tidak di jual dimana pun karena terbitan Self Publish. Hanya bisa di pesan di aku.
-Versi buku memiliki bonus 3 extra sedang ebook dan pdf 1 extra.
-Dan seperti biasa ada perbedaan antara versi buku dan ebook/pdf ya.
Oh, iya pembeli di sarankan yang sudah cukup umur karena....... Yah begitulah isinya banyak adegan panas dingin.
Sudah ada beberapa yang masuk list loh. Yuk siapa lagi yang minat biar dapat bonus giftnya juga. Kuy chat me 083821253952.
Buku akan ready setelah 2-4 minggu close po. Perkiraan akhir Maret'n. Di tunggu chatnya ya, wkwk...

Happy Reading

Ponsel Bella berdering nama Viktor muncul di layar. "Ya?" Bella mengangkatnya.

"Kau di mana? Aku tak melihatmu di mana pun."

Bella melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Tepat tiga jam setelah ia menghubungi pria itu, dan Viktor baru sampai di sana sekarang? Bella tersenyum mengejek. Waktu yang di butuhkan dari apartemen Viktor ke restoran tak memakan waktu lebih dari setengah jam. Dan tiga jam kemudian Viktor baru sampai? Dalam waktu selama itu Bella yakin kekasih dan sahabat pengkhianatnya telah menghabiskan beberapa ronde terlebih dahulu sebelum datang untuk menenuinya.

"Aku sudah pergi dari sana. Aku bosan menunggumu." Bella menjawab santai.

Hening dari seberang, Bella tak tau apa yang tengah di pikiran Viktor. Mungkin pria itu terkejut mendengar wanita yang selalu menunggunya tak peduli selama apapun itu kali ini memilih pergi. Atau pria itu tengah memakinya dalam hati karena mengganggu waktunya bersama Lyna. Entah lah Bella tak tau pasti, dan ia tak ingin membuang waktu memikirkannya.

"Lalu sekarang kau di mana?"

Bella menyandarkan punggungnya, matanya menatap lalu lalang orang-orang di sekitarnya. "Bandara. Aku akan pergi berlibur selama seminggu."

Ya, saat ini ia berada di bandara. Berlibur mungkin bisa sedikit menjernihkan pikirannya. Jujur saja saat ini ia ingin pergi menemui mereka berdua dengan granat di tangannya. Ia ingin meledakkan kepala dua orang tak berhati itu. Lima tahun menjalin kasih dan sepuluh tahun persahabatan tampaknya hanya ia yang memikirkan jika hubungan mereka sangat berharga. Yah, ia begitu bodoh. Bahkan tak menyadari jika selama ini keduanya menertawakannya dan memperlakukannya layaknya orang dungu.

"Kau marah padaku? Demi Tuhan, Bella. Jangan kekanak-kanakkan! Bukankah sudah ku katakan sebelumnya bahwa aku sibuk."

Tangan Bella terkepal erat. Ya benar, ia tau itu dengan benar. Kau sibuk berselingkuh brengsek! Bella sangat ingin memaki Viktor. Namun ia menahan dirinya karena tak ingin mengacaukan semuanya, ia masih ingin membalas kekasih dan sahabat pengkhianatnya.

"Aku? Tentu tidak. Itu hanya perasaanmu saja, Vic. Sejak awal aku memang ingin mengajakmu berlibur tapi aku teringat kau mengatakan sangat sibuk jadi aku memutuskan pergi sendiri. Pesawatnya sebentar lagi berangkat jadi di sini aku sekarang."

Suara dari operator yang mengatakan sebentar lagi pesawat akan berangkat membuat wanita itu berdiri dan menarik koper yang sempat di belinya beserta isinya.

"Aku matikan. Pesawat sebentar lagi akan berangkat." Tanpa menunggu tanggapan dari Viktor ia mematikan panggilan.

**

Beberapa jam kemudian pesawat mendarat. Bella memakai kaca mata hitamnya, ia menaiki taxi yang akan membawanya ke hotel. Sampai di hotel ia membuka kaca menuju balkon dan memandang lurus ke depan.

Suara debur ombak terdengar di sertai deru angin pantai yang menerbangkan helaian rambut panjangnya. Matanya terpejam dengan senyum di bibirnya. "Selamat datang kebebasan." Ucapnya dengan kedua tangan terangkat.

Bella menyibak rambut merahnya. Ah, setelah dari butik ia sempat ke salon untuk menata dan mewarnai rambutnya. Rambut coklatnya kini berganti menjadi merah menyala yang memang terlihat lebih cocok dengan gaun sexy di tubuhnya. Dengan penampilan barunya Bella bukan hanya terlihat berbeda, ia tampak lebih fres dan tentunya menggoda.

Malam tiba. Selesai mandi kini Bella tengah memilah pakaian yang akan ia kenakan ke tempat yang sebelumnya tak pernah ia datangi, club malam.

Gaun berwarna biru dongker dengan potongan V yang mengekpose punggung putihnya melekat sempurna di tubuh Bella. Wanita itu mematut diri di depan cermin besar, ia tersenyum melihat penampilannya yang jauh dari penampilannya yang dulu. Terlihat sexy dan panas. Ia akan bersenang-senang malam ini. Lupakan bajingan Viktor untuk sejenak. Hidupnya yang berharga selama ini terlalu sia-sia karena hanya memikirkan pria itu.

Bella yakin jika Viktor melihatnya saat ini pria itu takkan mengenali dirinya. Ia akan memberi kejutan setelah pulang berlibur nanti.

Hotel yang Bella tempati memiliki pasilitas club malam. Bella turun ke bawah dan memasuki tempat yang di penuhi aroma rokok yang bercampur dengan aroma alkohol dan parfum, bergabung bersama orang-orang yang ingin bersenang-senang.

Ia duduk di sebuah meja, seorang bar tender menawarkan minuman dan setelah ia mengangguk sebuah cairan keemasan dengan es batu terhidang di depannya yang langsung ia sesap.

Kening Bella menyerngit merasakan sensasi pahit dan terbakar di kerongkongannya. Ia heran mengapa orang-orang ini menyukai minuman mengerikan ini. Ia rasa lebih enak meminum sebuah jus. Meski begitu ia meminum minuman yang selalu ia anggap bisa merusak kesehatan itu.

Matanya menatap orang-orang yang menari saling berdempetan di lantai dansa. Tiba-tiba sebuah ide gila muncul di kepalanya, ia terkekeh sambil menyesap sisa minumannya. Mungkin ia begitu frustrasi karena pengkhianatan Viktor dan Lyna. Tak dapat Bella pungkiri rasanya begitu menyakitkan dan menyesakkan mengetahui pengkhianatan kekasih dan sahabat yang sangat ia sayangi dan percayai.

Kaki jenjang Bella turun dan mulai melangkah menuju lantai dansa. Ia meliukan tubuhnya mengikuti permainan sang dj di atas stage.

Entah efek alkohol yang di komsumsinya atau memang musik yang di mainkan sang dj begitu enak di dengar. Ia mulai menggila dan bergerak liar. Kemudian seorang pria tampan mendekatinya dan menari bersamanya. Tangan pria itu merengkuh pinggangnya, tubuh keduanya saling menempel dan bergesek. Bella bahkan bisa mencium aroma jantan pria yang kini menari seirama dengan gerakannya.

Rasa panas mulai merayap dalam tubuh Bella, entah keberanian dari mana ia mengangkat lengannya dan melingkari leher pria yang menatapnya dengan tatapan dalam dan tajamnya. Bibir tipis itu tersenyum terlihat begitu menggoda, perlahan kakinya berjinjit sambil menarik pria itu mendekat. Dan bibir mereka saling memagut dan menyesap dalam dengan lidah yang saling membelai.

Bella seakan tak mengenali lagi dirinya. Sisi liarnya mengambil alih kendali mengesampingkan akal sehat. Ciuman itu terasa sangat nikmat. Tentu berbeda dengan kecupan singkat yang di berikan Viktor tahun lalu di ulang tahunnya.

What the fuck! Kenapa juga ia harus memikirkan pria tak setia itu sekarang. Bella membuang jauh-jauh Viktor dari kepalanya. Ia membiarkan dirinya hanyut dalam gairah yang membuat suhu tubuh dan wajahnya memanas.

Ciuman terlepas, suara berat dan serak mengalun berbisik di telinga Bella membuat tubuh wanita itu bergetar.

"Hotel atau tempatku?"

Tbc..

**

09 feb 2021

Lost Control Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang