Warning! Mengandung kegiatan dan bahasa 21+
Sebelum membaca terlalu banyak, saya ingatkan agar kalian tidak syok di akhir cerita. Siapkan jantung kalian!!! Semoga ga bikin kalian jantungan..
.
.
.
"Dasar anak bodoh!"
Lembaran nilai itu melayang tepat ke kepala Sakura saat sang ayah melemparnya dengan keras. Sakura hanya bisa tertunduk takut dengan tubuh gemetar. Air matanya siap terjun bebas namun ia berusaha menahannya. Semakin ia menangis, semakin ayahnya berteriak mencaci maki.
"Ayah tidak mengajarimu menjadi anak bodoh! Kau harus mendapat nilai sempurna!" bentak sang ayah hingga hendak melayangkan pukulan.
"Besok ibu akan mencarikan guru privat terbaik sebagai tambahan jam belajarmu, kalau sampai nilaimu masih belum sempurna, sebaiknya pergi saja. Ayah dan ibu tidak suka punya anak yang bodoh sepertimu." Sementara sang ibu segera melenggang setelah mengatakan hal itu. Diikuti ayah Sakura yang juga pergi setelah memberi Sakura satu tamparan keras.
Sakura memegangi pipinya yang memar, selalu seperti ini saat ia menunjukkan hasil ujiannya di sekolah. Ia sudah belajar, sudah berjuang mendapatkan nilai yang sempurna, seharusnya 90 sudah cukup bukan? Tapi kedua orang tuanya sama sekali belum puas sebelum ia mendapat nilai sempurna.
Dari pagi sampai sore digunakan untuk belajar di sekolah. Dan saat malam ia gunakan untuk belajar dengan guru privat. Waktunya seakan habis hanya untuk belajar tapi orang tuanya tak pernah memberi sedikit apresiasi. Bahkan saat tahun lalu ia menjadi juara 2 sebagai murid tercerdas di sekolah, itu tidak cukup. Ia harus jadi nomor 1 dan menjadi siswa tercerdas di sekolah mengalahkan ratusan siswa yang ada.
Dan itu semua yang menyebabkan Sakura menjadi seperti sekarang. Obsesi kedua orang tuanya kini mengalir dalam detak jantung dan otaknya. Ia juga harus mempunyai keturunan yang cerdas, pintar dan menjadi nomor 1 di manapun berada. Didikan kedua orangtuanya sedari kecil hingga sepeninggal mereka karena kecelakaan menjadikan Sakura menjadi wanita yang penuh ambisi. Ambisi untuk mendidik dan mempunyai anak yang cerdas dari lahir.
Hingga sebuah ide tercipta saat sebuah mitos yang pernah ia baca muncul dalam buku penelitian. Yakni, sperma pertama seorang pria yang berhasil membuahi sel telur dapat menjadikan si calon bayi memiliki tingkat kecerdasan dari lahir. Dan untuk itulah Sakura mencari pria yang masih perjaka, pria yang cerdas dan sempurna dari segala bidang, sisi dan hal. Ia ingin memiliki keturunan seperti yang kedua orangtuanya inginkan. Ia tidak peduli meski harus mengasuh anak itu sendiri, karena akan ia jadikan sang anak menjadi kebanggan keluarga Haruno. Dan pilihannya jatuh pada Sasuke.
Ia telah mencari para pria se-Jepang seperti kriteria yang ia ingini. Dan yang paling sempurna di matanya hanyalah Sasuke Uchiha. Pria itu tampan, cerdas, pintar hingga menjadi siswa tercerdas nomor 1 di sekolah. Dan Sakura tak ingin mengambil resiko sperma pertama Sasuke jatuh di rahim wanita lain atau terbuang sia-sia di mulut wanita murahan. Maka ia bergerak cepat dengan mendekati Sasuke lewat penyamarannya. Ia menyamar sebagai tunawisma dan sengaja memunculkan diri di hadapan kedua orangtua Sasuke dan mengiba. Dan Dewi Fortuna berada di pihaknya saat kedua orangtua Sasuke mengizinkannya tinggal. Dan sekarang ia berhasil mendapat apa yang ia tuju, yakni keturunan langsung dari Sasuke Uchiha.
Sebagai pewaris utama Haruno Group, tak ada yang berani membicarakannya meski hamil tanpa adanya seorang suami. Semua orang segan. Sakura wanita yang keras, tak segan memecat karyawan yang melakukan kesalahan walau hanya dari ucapan mulut mereka. Berkat didikan orangtuanya, ia menjadi wanita kuat, mandiri, cerdas, hingga mampu memimpin perusahaan peninggalan kedua orangtuanya terus berkembang.
Tak ada cinta baginya, yang ada hanyalah ambisi yang membara memiliki keturunan yang sempurna tingkat kecerdasannya dan menjadi kebanggan.
***
Sialan!
Sasuke tak berhenti mengumpat kasar saat mengingat malam panasnya. Sakura telah membuatnya gila. Keterbiasaannya selama Sakura tinggal di rumahnya menjadikan candu tersendiri bagi adik kecilnya. Bahkan hanya dengan sentuhan kecil, miliknya sudah menegak sempurna. Sayangnya ia terlalu sombong dengan meminta wanita melayaninya. Dan ia juga terlalu jijik membayar jalang untuk sekedar mengeluarkan sesuatu yang menyiksa. Ia dapat membayangkan ratusan penis telah bersarang di sana dan tak Sudi menggunakan untuk memuaskan hasratnya.
"Sh ...." Ia mendesah frustasi dengan semakin cepat mengerakkan tangannya. Dan wanita yang ada dalam bayangannya hanya Sakura. Membayangkan saat Sakura memberinya remasan kecil yang membuatnya menggeram rendah. Membayangkan Sakura berada di bawahnya dengan ia yang melajukan milikinya kasar dan ganas. Dan hal itu sudah cukup mampu membuat larva hangat dari dalam dirinya meletus dengan hebatnya.
"Hah ... Hah ... Hah ... Awas kau! Sakura!" geramnya disela mengambil nafas terengah karena rasa lelah dan nikmat yang datang disaat bersamaan. Ia tak tinggal diam, ia cerdas, dan dengan cara apapun meski itu ilegal sekalipun telah ia lakukan untuk mendapatkan jejak Sakura. Dan benar saja, ia berhasil menemukan Sakura yang saat ini telah hamil besar dan ia yakin itu adalah anaknya, darah dagingnya yang Sakura ambil sebagai tujuan utamanya.
Sasuke bangkit dari duduknya di atas kloset duduk setelah membersihkan sisa-sisa pelepasannya yang hebat karena membayangkan Sakura yang memuaskannya. Menatap pantulan dirinya di cermin besar di hadapannya seraya bergumam, "Saat kita bertemu lagi, aku bersumpah akan memberimu sperma sebanyak mungkin hingga kau tak dapat menampungnya. Jika yang kau inginkan hanya seorang anak, kau harus bersiap-siap dengan puluhan keturunanku yang akan lahir kelak."
Berani sekali Sakura memanfaatkannya dan menjadikannya layaknya pria penjual sperma atau seorang gigolo yang ditinggal setelah pelanggan puas. Maka akan ia buat Sakura membayarnya mahal. Akan ia berikan apa yang Sakura cari dan inginkan. Membuat Sakura memohon ampun karena tak sanggup lagi menampung sperma darinya.
***
6 Tahun kemudian ....
"Anak-anak, tugas kali ini kita akan membahas mengenai hobi. Jadi, tulis hobi orangtua di buku tulis dan kumpulkan pada Bu guru ya," perintah Moegi. Guru bahasa yang mengajar di kelas 1 sekolah dasar tempat dimana Kenzio, putra dari Sakura sekolah. Usianya baru 5 tahun beberapa bulan, namun kecerdasannya bahkan sudah melebihi anak seusianya.
Kenzio mewarisi sifat ayahnya, bahkan wajahnya pun seratus persen serupa Sasuke. Degan cepat ia menulis perintah Moegi di buku tulis. Tulisan tangannya sempurna, sangat detail dan cantik untuk anak seusianya. Tak butuh waktu lama, ia menyerahkan lembar buku pada sang guru.
"Cepat sekali Kenzio, kau selalu cerdas dan tangkap tentang tugas apapun," puji Moegi dengan kagum. Kenzio hanya diam dan kembali ke tempat duduknya dengan kedua tangan masuk saku celana. Sementara Moegi segera melihat hasil tugas Kenzio dan terkejut. Muridnya itu cerdas, terlalu cerdas dan terlalu jujur. Kenapa? Karena disana tertulis,
Hobi Papa : Mengurung Mama di kamar seharian hingga membuat Mama tak bisa berjalan.
Hobi Mama : Mengandung anak Papa.
Karena di tahun ke 6, Kenzio telah memiliki 2 adik yang menggemaskan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tamat.
🤣🤣 Gaje yak, padahal niat awal pengen dibuat tegang. Tapi kebetulan liat inspsirasi kocak pas nulis ini jadilah endingnya yg gaje.
Kalo ada kesempatan akan ada part tegang mengenai sekuel dipertemukannya mereka. Maafkan kegilaan saya 🙇 Ni emot ko g bisa cewe yah, padahal q cewe loh🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession My Slave
FanfictionWarning! Adult content! SasuSaku Dia datang dan mengganggu, mengusikku dan menarikku. Dan setelah mendapat apa yang ia mau, ia pergi tanpa mengatakan apapun. Membawa sebagian dari tubuhku yang memang hanya itu yang ia tuju.