Warning! 21+ untuk bahasa dan adegan. Sangat dikhususkan untuk yang sudah menikah 🤣🤣🤣
.
.
.
.
.
Perutnya sudah sangat besar, mungkin tinggal menghitung hari akan melahirkan, tapi ia masih berada di kantor menyelesaikan pekerjaan. Ia senang, calon anaknya begitu baik dan sehat. Tidak pernah membuatnya merasa mual dan sebagainya. Ia sangat menjaga asupan makanan yang baik agar perkembangan otak janin terus berkembang dengan baik dan sempurna. Tidak ada yang bisa mencegah atau melarangnya. Semua miliknya dan ia bebas melakukan apapun sesuai keinginannya, jika ada yang memberinya wejangan tak masuk akal, ia tak segan membungkam dengan pemikiran logika yang tepat.
Ia masih memeriksa beberapa dokumen di tangannya sampai ia harus meletakkan beberapa kertas itu saat pintu ruangan terbuka. Alisnya sedikit mengernyit saat seorang pria masuk dan melangkah pasti menuju ke arahnya.
Rambut pantat ayam yang sedikit memanjang, sorot mata tajam terlindungi kacamata transparan, tengah melangkah penuh wibawa dengan seseorang di belakangnya. Dan saat pria itu telah berdiri di hadapannya, ia hanya menatapnya datar. Seakan, ia tak mengenal bahwa itu adalah ayah dari calon anaknya.
Beberapa jam lalu tangan kanannya memberitahu bahwa akan ada klien yang ingin mengajukan proposal kerjasama. Sakura tak curiga karena perusahaan itu tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga Sasuke, tapi saat Sasuke berdiri di hadapannya, sudah dipastikan semua hanya akal-akalan Sasuke untuk bertemu. Sayangnya, untuk apa?
Sasuke meminta beberapa berkas yang dibawa tangan kanannya dan memberinya isyarat untuk keluar. Menuruti perintah bosnya, wanita itu keluar setelah menyerahkan apa yang Sasuke minta.
"Silahkan perkenalkan diri anda dan tujuan anda," ujar Sakura dengan bahasa formal.
Sasuke ingin sekali melumat bibir wanita itu melihat dan mendengarnya mengatakan hal bodoh seakan mereka tak saling mengenal.
Tanpa mengatakan apapun, Sasuke memberikan map berisi beberapa lembar kertas di dalamnya.
Sakura menerimanya dan mulai membuka map tersebut. Dan ia tak mengira, isi dari lembar pertama kertas itu benar-benar membuatnya ingin tertawa.
"Apa anda tengah membuat lelucon?" cibir Sakura yang tertawa remeh kemudian hendak memanggil security lewat telepon otomatis. Namun sebelum tangannya mencapai telepon, Sasuke sudah lebih cepat menahannya.
"Sandiwaramu kali ini tak berarti, Sakura. Kau tak bisa membodohiku lagi," ucap Sasuke dengan sorot matanya yang dingin.
Sial! Sasuke hanya bocah, usianya masih 3 tahun di bawahnya. Tapi kali ini, ia seperti tengah berhadapan dengan pria berusia matang. Mengambil nafas panjang, akhirnya Sakura mulai membaca dengan serius.
Pasal I
Uchiha Sasuke, pihak pertama sebagai penggugat, menuntut Haruno Sakua, pihak kedua sebagai pihak tergugat atas kasus pencurian sperma.
Pasal II
Pihak kedua selaku tergugat diharuskan mengembalikan sperma yang dicuri kepada pihak pertama selaku penggugat.
Pasal III
Dikarenakan kerugian besar yang dialami pihak pertama, maka tak ada pilihan lain bagi pihak kedua selain poin-poin di bawah ini.
Poin a. Pihak Kedua harus mengembalikan seluruh sperma yang telah dikeluarkan oleh pihak pertama untuknya.
Poin b. Jika Pihak Kedua tidak dapat melakukan poin a, maka Pihak Kedua wajib menyerahkan janin atau bayi dari hasil pembuahan sel sperma pihak pertama yang membuahi sel telur pada Pihak Kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession My Slave
FanfictionWarning! Adult content! SasuSaku Dia datang dan mengganggu, mengusikku dan menarikku. Dan setelah mendapat apa yang ia mau, ia pergi tanpa mengatakan apapun. Membawa sebagian dari tubuhku yang memang hanya itu yang ia tuju.