A FACT 2 (end)

1.8K 226 27
                                    

                         -chanyeol pov-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                         -chanyeol pov-

Flashback

Siang itu aku melihatnya.

Di sebuah minimarket di sebrang jalan. Laki-laki manis yang sayangnya adalah kekasih ku tengah tertawa bersama pria tinggi berkulit pucat. Ia terlihat sangat bahagia, tawanya begitu lepas. Tidak pernah aku melihat ia tertawa sampai matanya yang sipit melengkung seperti bulan sabit saat bersama ku.

Aku cemburu.

Aku tidak suka saat seseorang yang kucintai tertawa bersama pria lain.

Aku tidak suka saat seseorang selain diriku bisa membuat nya tertawa bahagia seperti itu.

Aku menyebrangi jalan tanpa peduli pada situasi lalu lintas, hanya berjalan begitu saja dengan tatapan yang terus kutujukan pada kedua orang yang kini masih tertawa dan belum menyadari kehadiran ku.

Keduanya terlihat terkejut saat menyadari kehadiran ku disana.

"Chanyeol?"

"Ikut dengan ku."

Aku menarik tangannya hingga ia berdiri dari tempat duduknya.

"Jangan kasar seperti itu." Ucap si laki-laki tidak tahu diri itu.

Si pria berkulit pucat itu sepertinya tidak terima saat aku bersikap kasar pada kekasih ku sendiri.

"Bukan urusanmu. Dan setelah ini, kupastikan kau tidak akan pernah lagi bisa menemui nya."

Dengan hati yang masih di kuasai emosi, kuseret kekasihku dengan paksa. Tujuan utamaku saat ini adalah rumah. Aku tidak ingin berteriak dan lepas kendali didepan umum dan berakhir mempermalukan diriku sendiri.

Aku membanting pintu dan menariknya masuk. Ia berontak, sepertinya ia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, kejadiannya selalu sama saat kami bertengkar seperti ini.

"Bukankah sudah kukatakan untuk tunggu aku sebentar? Aku hanya mengisi formulir pendaftaran olimpiade di ruangan kepala sekolah. Tidak ingat saat kuminta untuk tetap menunggu di dekat gerbang sekolah?"

"Cuaca sangat panas Chanyeol, Sehun hanya mengajakku berteduh dan membeli minum sambil menunggu mu."

"Alasan!"

Aku sudah tidak tahan untuk berteriak.  Emosi ku sudah membumbung tinggi sejak kulihat ia tertawa bersama pria lain. 

"Sungguh, kami tidak sengaja bertemu."

Aku melihat matanya memerah, ia sepertinya menahan diri untuk tidak menangis sebab ia tahu aku tidak suka melihatnya menangis.

"Ku maafkan kali ini. Tunggu lah disini sebentar."

Ia sedikit terkesiap saat aku berucap bahwa aku memaafkannya. Sesuatu yang ia tahu aku tidak mungkin memaafkannya semudah itu.  Ia yang memang penurut hanya mengangguk dan patuh padaku saat kubilang untuk diam disana dan menunggu ku.

Aku pergi ke lantai dua rumah ku, mencari sesuatu yang mendadak aku lupa dimana terakhir kalinya aku menyimpannya.

Ah, aku menemukannya.







Tongkat baseball kesayanganku. Lengkap dengan tanda tangan salah satu atlet favorit ku.

Aku kembali turun ke lantai satu rumah ku dan mendapati ia yang kini tengah berdiri membelakangi ku.

Mataku tiba-tiba menggelap saat kembali kuingat ia yang tengah tersenyum bersama pria lain.






























BUGH!!
















Kuhantam kepalanya dengan sangat keras.  Ia bahkan sampai terpental. Ia terjatuh, kepalanya mengeluarkan banyak darah, ada sedikit retakan di wajah bagian kanannya, sepertinya aku memukulnya terlalu keras hingga kepala nya hampir pecah.

Aku melihat tubuhnya yang kejang-kejang.

Ia sekarat.

Lalu beberapa detik kemudian, aku tidak lagi melihatnya bergerak.

Dia mati.

Kekasihku, mati di tangan ku sendiri.

Itulah yang terjadi pada Baekhyun ku, 7 tahun yang lalu saat kami masih duduk di bangku sekolah menengah.

______________________________________________

Dan saat ini, perasaan ini tetap sama.

Terkadang ia datang beberapa kali dalam satu tahun.

Apa karena ruangan itu?

Dimana ada foto dan abu dari Baekhyun disana?

Apakah itu sebabnya ia selalu datang?

Iya, dia selalu datang dan aku selalu melupakannya tapi ia selalu berhasil membuatku ingat kembali saat ia kembali  menemukan ruangan dimana ada foto dan abu nya disana.

Baekhyun bilang ia sudah memaafkan ku dan meminta ku untuk berhenti merasa bersalah.

Tapi aku tidak bisa.

Sakit kepala hebat yang selalu menyerangku selalu berhasil mengingatkan ku bahwa mungkin Baekhyun juga kesakitan saat itu. Atau lebih dari ini, aku tidak bisa membayangkan nya.

Baekhyun maafkan aku.

Boleh kah aku meminta ikut jika kau datang lagi di musim semi tahun depan? Aku sudah tidak tahan hidup dalam rasa bersalah.

Aku tersiksa Baekhyun.

Sangat.



END.




Sangat merindukan kalian berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sangat merindukan kalian berdua.

Aku Benci Dunia Saat Tidak Ada Kamu Di Dalamnya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang