Happy reading
oOo
Hari sudah larut, acara selesai sekitar pukul sepuluh malam tadi. Sekarang Haruto dan Junkyu tengah berada di jalan pulang. Seharusnya, semua tamu dan undangan menginap di hotel tersebut, tapi entah kenapa Haruto langsung menarik tangan Junkyu keluar dari hotel, mengabaikan pelayan yang seharusnya mengantar mereka ke kamar, juga panggilan dari para penjaga yang menatap mereka heran.
Di sepanjang jalan, Haruto tidak berbicara apapun. Junkyu berkali-kali melirik dan menoleh, berusaha menerka apa yang ada di dalam pikiran sang suami saat ini.
"Haru?"
"..."
"Hmm.. bukankah seharusnya kita menginap di hotel? Hari sudah larut dan jalanan sangat lenggang, ini sedikit.. mengerikan." Ungkap Junkyu lirih.
Haruto menginjak rem dengan mendadak. Membuat Junkyu yang tidak siap terdorong ke depan. Haruto menatap ke samping, ke arah Junkyu, tajam dan nyalang. "Kau ingin menginap di sana?" Tanyanya dingin. Junkyu menggigit bibir bawahnya karna takut. Sedikit kaget dengan respon yang Haruto berikan.
"Kenapa kau diam? Aku tanya kau ingin menginap di sana?" Tanya Haruto sekali lagi.
"S-semua o-orang me-menginap, j-jadi, kupikir kita juga-"
"Memangnya kau siapa?"
"Eh?"
"Jika aku ingin menginap di sana, maka aku akan menginap. Karena aku adalah tamu. Lalu kau? Kau bersedia pulang sendirian?"
Mata Junkyu membola, tidak percaya dengan yang dikatakan Haruto padanya. "K-kenapa? Tapi aku adalah istrimu! Kenapa aku pulang jika kau menginap?"
Haruto tertawa meremehkan. "Kau? Istriku? Kau pikir mereka tau?" Junkyu menunduk. Matanya terasa panas. Itu benar, Junkyu hampir melupakannya. Jika memang begitu, lantas apa alasan Haruto membawanya kali ini?
"M-maaf," hanya itu yang bisa dia katakan.
Haruto diam, rahangnya mengeras, sorot matanya lurus menatap cahaya lampu depan mobil yang menerangi jalanan hampa. Kembali ia jalankan mobil dengan kecepatan tinggi.
Di pikirannya terus terputar memori beberapa saat lalu, ketika ia tengah berbicara di podium, Junkyu istrinya malah asik tertawa bersama pria lain. Ini buruk.
Bahkan ketika sampai di rumah, Haruto masih diam bersikap dingin. Hal itu jelas membuat Junkyu merasa bersalah, walaupun dia tidak tau letak kesalahannya. Junkyu menahan lengan Haruto yang hendak masuk ke kamar.
"Haru," Junkyu menunduk. "Apa aku salah lagi? Aku tidak sungguh ingin menginap di sana. Tadi itu, aku hanya bertanya, maaf." Ujarnya lirih.
Haruto berbalik, menatap Junkyu dengan tatapan penuh arti. "Junkyu, apa artiku bagimu?" Junkyu tersentak, mendongak seketika kala mendengar pertanyaan Haruto, yang terlontar dengan suara super rendah dan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Junkyu menatap lekat mata Haruto, "tentu saja kau sangat berarti. Kau segalanya bagiku." Jawab Junkyu sekenanya.
"Benarkah?" Haruto memiringkan kepala dan alisnya terangkat. "Lantas mengapa kau sungguh menyebalkan hari ini?"
Junkyu mengerjap beberapa kali, "A- aku menyebalkan?"
"Kau tidak mendengarkan perkataanku sama sekali. Bukankah tadi pagi kau memintaku untuk menyudahi kesenggangan ini? Lalu kenapa kau mengacaukannya?"
Junkyu terkejut, Haruto juga sedang berusaha memperbaiki hubungan mereka. Tapi seperti dugaannya, kali ini juga ia telah membuat kesalahan yang ia pun tidak tahu itu apa. "Maaf -tapi kalau aku boleh tau, kesalahan apa yang aku lakukan hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Still Love Me? || HaruKyu
FanfictionSok di baca aja atuh ^^ . . ©Firlanyachi_2021 Pict on Twitter