02: Teman?

17 3 4
                                    

Jangan lupa vote, coment, dan share cerita ini yaaa.
Oh iya aku saranin kalian untuk membaca cerita ini sambil dengerin lagu It's Too Hard (Ost Do do sol sol la la sol part 6)

Happy Reading💜💜

Kamu mungkin mengatakan bahwa kamu bukan pria baik, tapi saya percaya kamu itu memang benar-benar baik Joshua.
-Clarissa Laura Pamungkas-

-Flashback-
Seorang pemuda baru saja turun dari motor besar kesayangan nya. Pemuda yang amat sangat tampan dengan pahatan wajah yang amat sempurna, kaus hitam yang dipadukan dengan jaket denimnya, juga rambut hitam legam yang mulai panjang disisir kebelakang, semakin menambah kadar ketampanan seorang Malvenzo Joshua Galandra. Pemuda ini tengah mengunjungi teman-temannya yang tengah menghitung hasil ngamen mereka seharian. Joshua pun menghampiri mereka dengan kedua tangan memegang kantong plastik berisi makan siang untuk mereka semua.
"BANGG JOSHUAAAA!!" teriak salah satu dari mereka yang bernama Galang. Lantas mereka semua menoleh ke arahnya dan kompak menyapa pria itu.
"Gimana kabar lo bang? Sehat gak?" tanya Efan
"Gue baik, kalian gimana? Sehat-sehat aja kan?"
"Kami semua sehat kok bang. Bang lo kok udah jarang kemari? Kami pada kangen sama lo tahu gak"
"Gue sibuk lagi ada urusan, makanya baru sekarang bisa nyamperin kalian. Yaudah yuk kita makan gue udah laper banget ini."
Mereka pun makan bersama Dengan diselingi dengan candaan dan pertanyaan yang kebanyakan ditujukan untuk Joshua.
"Bang lo udah punya cewek gak?" tanya Andrian
"Engga ada."
"Lah serius lo bang? Cowok secakep, sekaya, dan sebaik lo gak ada yang demen?"
"Yang naksir gue banyak, tapi gue males aja. Sendiri itu lebih baik daripada berdua Asekkk."
"Gaya lo bang"
"Fan pilox lo masih ada gak?" tanya Joshua kepada Efan
"Masih bang, ambil aja."
Joshua pun mengambil pilox yang terletak tidak jauh darinya. Pria itu ingin membuat suatu karya yang akan dibuat di tembok jembatan flyover, dia mulai membuat coretan-coretan abstrak yang tidak beraturan teman-temannya yang lain pun juga ikut menambah coretan pada tembok itu. Lukisan mereka pun selesai namun tiba-tiba teriakan polisi pun terdengar dan mereka dengan cepat melarikan diri agar tidak tertangakap oleh polisi itu. Joshua melarikan diri ke gang-gang sempit berharap agar polisi tidak dapat menemukannya, namun sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadanya. Tampak tiga polisi yang sedang mengejar dirinya dia pun berlari sekuat yang dia bisa. Sampai saat ia melihat seorang gadis yang tengah merentangkan kedua tangannya menikmati hembusan angin sore. Saat dia sudah berada si dekat gadis itu dengan spontan ia menarik tangannya dan membawanya agar berlari bersamanya.
"HEII KAMU BERHENTI DISANA!!!"
Ucap polisi itu. Gadis itu mencoba memberontak dan melepaskan tangannya, tapi Joshua semakin mengeratkan genggamannya.
"Kamu siapa?!! Kamu mau bawa saya kemana?!!!" tanya gadis itu namun Joshua mengabaikan nya dan terus berlari
"Lepasin tangan saya, tangan saya sakit!!" ucapnya lagi.

Sampai Joshua menemukan tempat persembunyian yang tepat, dia pun menarik gadis itu agar ikut bersembunyi dan menyudutkannya di tembok.
"Apa yang kamu laku...?!!" sebelum dia kembali bersuara gue menutup mulut gadis itu.
"Lo bisa dia gak sih?" ucapnya penuh penekanan.

"Kemana dia? Apa kalian menemukannya?" ucap polisi itu
"Kami kehilangan jejak nya pak."
"Kita berpencar cari dia sampai ketemu."
"Baik pak"
Polisi itu pergi, akhirnya gue bisa bernafas lega.
"Arghhh sial, hampir aja gue ketangkep."
"Kamu siapa? Kenapa kamu membawa saya kesini? Apa kamu punya niat buruk akan saya?"
"Nama gue Joshua, Malvenzo Joshua Galandra. Gue bukan penjahat tapi masih satu spesies sama penjahat, yang jelas gue bukan cowok baik-baik. Gue balik byee."
"Kamu mau kemana?"
"Ya mau pulanglah, yakali gue disini sampe malam."
"Kamu harus tanggung jawab!!"

-Flashback End-

"Tanggung jawab? Perasaan gue gak hamilin lo deh."
"Kamu harus anterin saya pulang."
"Pulang aja sendiri sana, gak usah manja gak usah caper sama gue." enak saja gadis ini minta diantar pulang olehnya, memangnya gue tukang ojek apa!!
"Kan kamu yang bawa saya kesini."
"Au ah males gue."
"Kalo saya bisa saya udah pulang daritadi, tapi saya gak bisa."
"Yaudah pulang aja sono."
"Saya gak bisa ngeliat!! Puas kamu!!" ucap gadis itu, dengan air mata yang sudah jatuh ke pipi nya.
"Iya-iya gue antar lo balik, gak usah nangis lagi." ucap gue sambil menghapus air matanya yang terus mengalir tanpa henti.
"Lo tinggal dimana?"
"Saya tinggal di jalan Merpati, Perumahan Cempaka. Blok. C. No. 30"
"Gue gak bawa motor, jadi kita jalan kaki."
Gadis itu pun mengangguk.

Mereka berdua pun berjalan bersama, tanpa ada satupun percakapan diantara keduanya. Namun tiba-tiba hujan turun dengan derasnya membasahi tubuh mereka.
Clarissa kedinginan dan ia meniup-niup kedua tangannya guna menghangatkan dirinya. Joshua yang melihat itu pun langsung melepaskan jaket denim nya dan menyampirkannya ke bahu cewek itu.
"Jangan geer, gue ngelakuin ini karena merasa bersalah udah ngelibatin lo."

Clarissa hanya diam tidak menjawab apapun. Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Clarissa.
"Udah sampe" ucap Joshua datar
"Terima kasih Joshua" jawab Clarissa sambil tersenyum sangat manis.
Joshua sempat tertegun melihat senyuman gadis itu yang menurut nya terlihat cantik
"Iya sama-sama, gue balik." Joshua pun pergi, namun belum jauh dia melangkah Clarissa memanggilnya
"Joshua tunggu."
"Ada apa?" jawab Joshua
"Saya belum memberitahu nama saya. Nama saya Clarissa, Clarissa Laura Pamungkas. Senang bertemu denganmu Joshua saya berharap kita bisa bertemu lagi nantinya, dan saya ingin kamu menjadi teman saya." ucap Clarisaa dengan senyumannya yang amat manis
"Gue gak ada niat untuk ketemu lo di lain waktu, entah besok, lusa, atau tahun depan. Gue berharap kita gak bakal ketemu lagi. Dan jangan terlalu percaya sama orang baru apalagi gue, karena gue bukan cowok baik-baik gue bisa aja celakain lo kapanpun."
"Kamu mungkin mengatakan bahwa kamu bukan pria baik, tapi saya percaya kamu itu memang benar-benar baik Joshua."
"Terserah lo, gue balik." Joshua pun pergi meninggalkan Clarissa yang masih mempertahankan senyum indahnya.



Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang