03:Memikirkannya

37 2 2
                                    

Awalnya aku tidak peduli dengan gadis itu, namun tanpa kusadari aku selalu memikirkannya.
-Malvenzo Joshua Galandra-

Clarissa memasuki rumahnya dimana seluruh keluarga nya tengah menunggu dirinya. Namun gadis itu tidak peduli dia tetap mempertahankan senyum manisnya yang sudah bertahan dari tadi. Abangnya yang menyadari Clarissa sudah berada dirumah langsung menghampiri adiknya itu.
"Risa!! Kamu dari mana aja sih?!. Kamu gak kenapa-napa kan? Kamu baik-baik aja kan?" tanya abangnya yang bernama Wisnu Pranadipa Pamungkas. Abangnya ini memang sangat protektif dengan Clarissa, bahkan terkesan seperti bodyguard yang mengikutinya kemanapun yang kadang membuatnya sedikit terganggu, walaupun Iya tahu itu bentuk kasih sayang untuknya.
"Aku habis jalan-jalan bang, dekat-dekat sini kok suer." jawab Clarissa sambil mengangkat dua jarinya berbentuk tanda peace.
"Abang udah nyariin kamu dari tadi, tapi kamu gak ada sekarang jawab dengan jujur, kamu pergi kemana aja?"
"Ceritanya panjang bang, lain kali aja aku cerita ya" jawab Clarissa
"Eh tunggu tapi ini jaket siapa? Ini bukan punya kamu kan?" tanya mamanya itu
"Bukan ma ini jaket teman baru aku" jawabnya sembari tersenyum
"Teman kamu? Cewek apa cowok?" tanya abangnya
"Cowok bang"
"Kamu gak boleh berteman dengan dia!!" ucap abangnya dengan penuh penegasan
"Kasih aku alasan kenapa aku gak boleh berteman dengan dia?"
"Pertama karena dia cowok, kedua kamu juga baru pertama kali ketemu sama dia bisa aja nantinya dia nyelakain kamu. Abang gak mau itu, keputusan abang udah final turutin dan jangan bantah abang!!!"
"Apa selamanya aku gak akan bisa berteman dengan siapa pun bang? Aku ingin punya teman... ingin sekali. Aku ingin seperti orang lain."
"Abang gak pernah ngelarang kamu buat berteman dengan siapa saja, tapi abang takut suatu saat kamu terluka, kamu adik abang satu-satunya kalo ada sesuatu hal buruk terjadi sama kamu disaat itu abang merasa gagal jagain kamu." setelah mengatakan itu abangnya pergi menuju ke kamarnya.
"Benar yang dikatakan abangmu sayang, papa gak pernah melarang kamu berteman sama siapa aja. Kamu boleh bawa teman kamu ke rumah supaya papa bisa tahu kelakuan dia seperti apa.Sekarang kamu mandi ya biar kita makan malam"
"Iya pa"
"Ayok sayang mama anterin ke kamar" Clarissa pergi menuju ke kamar nya, selepas mandi iya turun ke bawah untuk makan malam.
  Selama makan malam berlangsung tidak ada yang bersuara semuanya hening. Ia merasa bersalah kepada abangnya akibat ucapan nya tadi, setelah bergelut dengan pikiranmu sendiri iya pun memberanikan dirinya.
"Humm bang... Risa minta maaf ya buat kata-kata Risa tadi. Risa gak mau abang marah sama Risa, Risa minta maaf yaa." ucapnya dengan penuh penyesalan
"Abang gak marah kok sama Risa, abang juga minta maaf kalo sikap abang bikin Risa terganggu."
  Selesai makan malam Risa menuju ke kamarnya yang berwarna ungu itu dan langsung merebahkan tubuh nya di kasur empuk miliknya.
Saat ingin menutup kedua matanya iya teringat akan Jodohku. Jujur baru kali ini dia merasa berdebar ketika bertemu seseorang apalagi laki-laki.
"Semoga kelak kita bertemu lagi Joshua, karena saya menyuakaimu."

  Dilain tempat Joshua baru saja sampai dirumah nya yang tampak besar dan mewah tapi sangat sepi. Ia memasuki rumahnya seperti biasa hanya pembantu nya yang berada di sana.
"Apa yang gue harapin, berharap mereka ada disini, enyahkan pikiran bodoh mu Joshua jangan berlebihan." batinnya
Ia pun langsung menuju ke kamarnya yang terletak di lantai atas dan langsung menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur. Tak berapa lama kemudian pintu kamar nya di ketok.
"Joshua udah pulang? Ini bibi bawain makan malam."
"Joshua udah pulang bi, bibi masuk aja"
Pembantunya itu masuk
"Ini makan malamnya ya, dihabisin."
"Joshua males makan bi."
"Kamu harus makan nanti kamu sakit."
"Kenapa bibi peduli sama aku? Mama sama papa aja gak peduli aku mau makan atau engga." ucapnya dengan kepala tertunduk tidak mau menatap pembantu nya itu yang sudah dianggap seperti ibu nya sendiri.
"Kamu gak boleh ngomong gitu, mama sama papa kamu sayang sama kamu, tapi cara mereka menunjukkan kasih sayang nya itu berbeda. Sekarang kamu makan terus mandi.Ok."
"Iya bi" iya pun menghabiskan makanannya, setelah itu ia beranjak ke kamar mandi. Sesudah itu iya merebahkan dirinya di atas tempat tidur.
"Gue kangen mama papa"tanpa sadar iya menyuarakan isi hatinya, berharap rasa sedih di hatinya sedikit berkurang walaupun itu tidak mengubah apapun. Ia mau orang tuanya memberikan sedikit saja waktu untuknya. Sudah berbagai cara dilakukannya mulai dari bolos sekolah, ikut tawuran. Namun bukan kasih sayang yang didapatnya papanya malah memukulnya dan mengatakan dia anak yang tidak berguna. Melupakan kehidupan mirisnya, ia malah memikirkan gadis yang jumpai tadi. Gadis yang tampak sederhana dan memiliki wajah manis.
"Kenapa gue mikirin tuh cewek yak? Sadarlah Joshua. Cewek itu bukan tipe lo. Lo gak suka sama dia...Lo gak suka." Joshua akhirnya tertidur, berharap setidaknya harinya sedikit berwarna.

HAIHAI...... Gimana kabar kalian hari ini? Aku harap kalian semua sehat2 yaaaa. Menurut kalian gimana part kali ini? Apakah seru? Aku berterima kasih buat kalian yang mau meluangkan waktunya untuk membaca cerita Hold Me Tight. Jika ada kritik atau saran atau ada menurut kalian ada kata-kata yang kurang pas, silahkan tinggal kan komentar ya. Aku akan berusaha untuk memperbaikinya.
Aku ingatin lagi untuk jangan lupa untuk vote, coment, dan share cerita ini yaaaa. Sampai jumpa di lain waktu💜💜💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang