Seperti biasa, awal tahun adalah awal memulai pekerjaan beresiko mereka di Resc Corp. Rasanya pekerjaan ini sangat menyenangkan bagi mereka yang suka tantangan. Tapi nyatanya itu tidak berlaku bagi Doyoung. Dari kemarin dirinya terus memikirkan adik laki-lakinya. Usia 20 tahun tak membuat adik Doyoung tampak tidak mengkhawatirkan baginya. Bermain game adalah kebiasaan adik Doyoung, dirinya sempat khawatir kuliahnya akan terbengkalai.
"Ei bro, kenapa ? Ada masalah ?" Tanya Yuta.
"Eh, enggak, ini lagi nunggu download data." Doyoung menjawab asal. Yuta hanya menganggukkan kepala.
"Kita kemarin dapat kabar dari Pak Alan, kita nangani kasus internal yang katanya mencurigakan buat Lexus Tbk. Kayanya jasa angkut yang dipakai Lexus ada campur tangan. Tapi nanti biar Haechan kasih dokumennya dulu." Yuta selalu bersemangat jika ada kasus seperti ini. Yuta itu selalu rasional, namun karakter itu yang Doyoung suka sebagai partner kerjanya.
"Chan, Lexus-"
"Udah nih Tuan, udah Haechan download. Silahkan dibaca."
Doyoung mulai membaca satu per satu, kemudian menulis beberapa hal yang perlu di investigasi lebih lanjut. Ketika Doyoung membaca rekam jejak jasa angkut yang dipakai Lexus Tbk, ada keanehan dalam hal laporan kuantitasnya. Menurut rekam jejak, calon tender Lexus ini sangat terpercaya. Lexus merupakan perusahaan tambang yang cukup besar, memang sangat biasa terjadi kesalahan atau memang kehilangan kuantitas, tapi tidak dalam jumlah besar. Perusahaan selalu memiliki back up untuk segala kerugian atau kemungkinan kehilangan.
"Ini sih masalah serius." Gumamnya,
"Gimana? Udah ada yang bisa diselidiki ?" Tanya Yuta.
"Udah, tapi ini baru nemu satu, bisa dipastiin ini awal mulanya."
"Gue heran, Lexus nggak pernah nyerahin kasus semacam ini ke agent kaya kita kan? Gue tahu bener Lexus bersaudara nggak pernah ada kebocoran kuantitas maupun fnansial." Yuta mengusap dagunya pelan, seolah mulai berpikir.
"Gue juga mikir gitu, Yut. Mungkin emang udah waktunya kali ya." Doyoung terkekeh kecil disambut tawa oleh Yuta.
Haechan datang membawa 3 cangkir kopi. Dia tahu bahwa teman-temannya itu butuh minuman penambah stamina itu.
"Nih minum dulu, biar nggak ngantuk para abangku."
"Makasih Chan, lo kalo nggak ngeselin baik juga." Tawa Yuta pecah kala Doyoung mencibir Haechan.
"Udah ayo kita gelut aja sini, udah tua juga lo."
"Hahaha, bisa awet muda gue kalo gini." Yuta masih tertawa sambil memegang kopinya.
"Dasar bujang Jepang, udahla gue mau download data lan lagi. Makasih kopinya ya." Haechan menyindir halus, tapi tidak ada yang peka. Itu sudah biasa.
"Haechan sama adek lo sama aja, Young. Sama-sama nyebelin."
"Gue denger ya, Yut."
Doyoung masih terus mencatat keperluan investigasi, namun jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, dirinya harus kembali ke apartemen, begitu pula dengan dua temannya.
"Guys, makan di luar yuk, Gue bayarin. Mau mampus nih gue." Doyoung meregangkan badannya.
"Eh bang, kerjaan jangan sampai lo bawa pulang ya, takutnya dimarahin Kanjeng Winter."
"Enggak, gue juga pegel nih duduk mulu." Doyoung segera mengambil ranselnya dan berjalan menuju lift. Sialnya, Minjeong, dengan julukan winter itu juga tengah menunggu lift.
YOU ARE READING
The Circle
Hayran Kurgu"Kekuasaan hanya membawamu dalam kehancuran, sungguh bukan seperti apa cara menjalaninya, tapi cara menjadikannya benar." Para agent yang berusaha mencari segala bentuk kejanggalan malah membuka lembaran baru di situasi yang tidak mereka inginkan. I...