Privasi

62 13 7
                                    


Seseorang sedang menatap gadis lain yang tengah asik mengobrol sambil tertawa.

"lo boleh tertawa untuk hari ini, tapi besok dan seterusnya awas aja. Gue gak akan biarin lo dan pacar lo itu hidup dengan tenang!" ucap orang itu lalu pergi.

.
.
.

"Kenapa sih, ko liatinnya gitu banget? Ada apa?" tanya Windy menatap Riyan bingung, pasalnya Riyan terus menatap ke arah belakang bukan menatap Windy.

"tadi kaya ada yang liatin kita deh, tapi aku gak lenal siapa?"

"hah! Masa sih, mana gak ada siapa-siapa ko" ucapnya saat sudah melihat sekeliling.

"pergi aja yuk" ajak Riyan

.
.
.
.

"Halo Siska, lo dimana?"

"gue di rumah kenapa lis?"

"anter gue yuk"

"kemana?"

"kerumah calon masa depan gue" ucap sulis terdengar bahagia

"ooh lo udah jadian yak..sama siapa?"

"hemm belum jadian sih, do'ain aja ya semoga cepet jadian hehe"

"iya, tapi sama siapa dulu..kasih tau gue dong"

"hmm tar gue kerumah lo, gue bakal ceritain semuanya ok"

"iyaudah gue tunggu kalo gitu"

"oke bye"

"bye"

.
.
.
.

Endri sedang sibuk bermain game di kamar tiba-tiba mamanya membukakan pintu.

"ka, sarapan dulu yuk.."

"iya mah bentar tanggung nih"

"ayoo kak, kasian papa sama yuli udah nungguin"

"iyaudah ayok ma" ucapnya sambil berbalik menghadap sang mama, tapi tak lupa mematikan komputernya.

Kini mereka tengah duduk dimeja makan

"gimana sekolahnya ka"

"baik-baik aja pa"

"kamu kan sudah kelas 2 SMA jadi kamu sudah paham pastikan masalah pernikahan"

"maksud papa apa?"

"gini ka, mama sama papa mau jodohin kamu sama anaknya teman kami.."

Prang!

Endri menyimpan sendok dan garpunya dengan keras diatas piring.

"Aku gak mau di jodoh-jodohin..Aku bisa menentukan wanita pilihan aku sendiri" ucapnya lantang lalu pergi keluar rumah.

.
.
.

"Muhyt"

"iya abah"

"ini ikan abah siapa yang kasih makan banyak begini" teriak abah Muhyt sambil menatap ikannya

"aduuuh jadi pada mati ikannya, kebanyakan makan pelet"

"Muhyt gak tau bah, kemarin Muhyt kasihnya seperti biasa ko" elaknya

"udahlah lagian itu cuma 5 yang mati ikannya bah, mending kita goreng aja buat makan nanti malem" ucapnya lagi

"ah iya juga yah, yasudah kamu ambil ikannya terus bawa kedapur. Suruh mamah kamu masak sana" ucap Abah lalu pergi

"huh.. Untung abah percaya sama omongan gue, asiik makan ikan mas hahaha"  tertawa bahagia

.
.
.
.

Aloha My AmicusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang