3-Sakit

71 10 1
                                    

Sahara turun dari motor, dan seketika banyak orang menatap kearahnya saat cowok yg mengantarnya itu melepaskan helmnya, Sahara sudah tahu ini akan terjadi. Padahal Sahara juga bilang padanya untuk tidak tebar pesona, dan langsung pergi ke sekolahnya.

"Aku masuk ya, kamu langsung ke sekolah aja, jangan bolos!" Ucap Sahara yg kemudian meraih tangan cowok itu dan menyalimi tangannya.

Putri yg berada di depan pagar pun menatap Sahara dengan senyum-senyum sendiri. Sahara mengerti kemana arah pikiran Putri berkelana.

"Raa, pacar lo buat gue aja, nanti lo gue jodohin sama temen gue di Surabaya, gak kalah ganteng." Ucap Putri antusias.

"Emang gue punya pacar?" Ucap Sahara menatap bingung pada Putri yg langsung berjalan masuk ke koridor tanpa menunggu Putri. Putri pun berlari mengikuti Sahara sambil menghujani banyak pertanyaan pada Sahara.

"Emang lo gak punya pacar? Terus yg tadi siapa? Gebetan? Mantan? Serep-an?" Tanya Putri.

"Yang bener aja lo! Dikira gue fakgirl apa! Yakali gue punya serep-an, cowok dikira apaan anjir pake serep! Yg ada itu ban serep Put! - gerutu Sahara dalam hati.

"Itu kakak gue Put." Ucap Sahara yg membuat Putri ber-oh-ria dan senyum-senyum tidak jelas.

"Namanya? Alamat? Tanggal lahir? Zodiak? Ah enggak, yg paling penting nih! Kakak lo jomblo kan?" Ucap Putri.

"Yah sayangnya dia ituu———" Ucap Sahara yg menggantungkan kalimat selanjutnya.

Putri menampilkan wajah memelasnya berharap Sahara memberitahunya. " Dia jomblo, tapi masih ngarepin seseorang yg udah gaada disini," Ucap Sahara.

Wajah Putri berubah sedih, namun beberapa detik kemudian wajahnya berubah ceria kembali.

"Ceweknya kemana? Udah berapa lama?" Ucap Putri.

"Ke alam lain, udah 4 tahun." Ucap Sahara.

Putri pun terdiam, tatapannya berubah sendu, haruskah dia bersaing dengan seseorang yg bahkan tak lagi di dunia ini?

~<><><>~

Sahara berjalan tertatih menuju UKS, kepalanya sangat pusing, bahkan keringat sudah memenuhi dahinya. Putri sudah menawarkan diri untuk mengantar Sahara namun ia menolak dan pergi sendiri ke UKS.

Saat sampai ke UKS, seorang siswi yg bertugas menjaga UKS pun membantu Sahara untuk naik ke tempat tidur dan mengukur suhu tubuh Sahara.

"Sahara sakit lagi ya?" Tanya siswi itu, Sahara pun membuka matanya agar dapat mengenali siswi itu. Ah ternyata itu Mala, teman sekelas Sahara saat SMP.

Sahara memang sering sakit demam tinggi dan sakit kepala sejak SMP kelas 2. Yera pun memberikan selimut pada Sahara, ia merengkuh tubuhnya. Sakitnya akan hilang jika dia tertidur beberapa saat.

Sahara kini menggeliatkan badannya, setelah tidur selama dua jam, kini dia merasa dirinya lebih baik dari yg tadi. Sahara pun berdiri dan berjalan keluar dari UKS dan melangkah menuju kantin, dia merasa sangat lapar sekarang.

Sahara memesan makanannya dan berjalan mencari meja yg masih kosong dan bisa memuat satu orang lagi. Dan yg masih ada tempat hanya meja yg ditempati Athan si most wanted SMA Garda jaya.

Sahara pun mendekat ke meja yg ditempati tiga orang itu, dan langsung duduk tanpa permisi, banyak orang termasuk ketiganya pun kaget melihat Sahara yg langsung duduk.

"Wah dek, kalo mau duduk permisi kek." Ucap Abi— teman Athan yg juga merupakan most wanted sekaligus ketua osis SMA Garda Jaya.

Sahara menghentikan kegiatannya dan menatap datar pada Abi. Kemudian kembali menatap makanan yg ada didepannya dan lanjut makan.

"Parah sih Bi, ditatap doang langsung kicep lo." Ucap Bara yg berada di meja yg sama dengan mereka sambil terus menertawai Abi.

Athan menatap Sahara tampak pucat pun segera pindah kesamping Sahara, dia meraba bagian dahi Sahara. Dan benar saja, dahi Sahara terasa hangat.

Abi dan Bara pun menatap aneh pada Aftan, karena biasanya Athan malas berhubungan dengan perempuan, siapa pun itu, dan secantik apapun itu. Tapi nampaknya Athan luluh pada pesona Sahara.

"Sakit lagi Ra?" Tanya Athan

Sahara hanya menggeleng dan masih saja serius dengan makanannya.

Sedangkan Abi dan Bara sudah heboh sendiri melihat Athan yg perhatian pada perempuan. Banyak pasang mata yg menatap Sahara.

"Kameranya mana Ra? Gak dibawa?" Tanya Athan.

"Baru dari UKS, kameranya aku tinggal di loker." Ucap Sahara.

Sahara yg sudah selesai makan pun berniat berdiri dan membawa mangkoknya. Namun, Athan menahan tangan Sahara dan menyuruh Sahara untuk tetap disitu dan menunggunya beberapa saat.

"Nih, kalo sakit bilang Ra, jangan pendam sendiri, ya? Aku khawatir." Ucap Athan sambil memberikan satu kotak susu dan vitamin pada Sahara, dan mengelus lembut rambutnya.

Sahara pun melangkah keluar dari kantin dan kembali ke kelasnya.

"Lo beneran Athan kan? Wih kesambet keknya. Lo beneran pacaran sama Sahara? Anjim pake aku-kamu segala lagi." Ucap Abi tanpa rem.

Yg ditanya hanya mengedikkan bahu dan berjalan keluar dari kantin.

<><><>





see you soon <3

SAHARAWhere stories live. Discover now