Dua

363 6 0
                                    

Pagi ini Aryo bangun terlalu pagi, ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda semalam. Tenaga nya juga sudah kembali, sepertinya dia memang butuh istirahat saja. Teringat kejadian semalam, Bianca benar-benar sulit ditebak. Cewek itu unik juga

"Tumben kakak bangun pagi?" Tanya Disya merangkul Aryo yang sedang fokus mengerjakan tugas. Gadis itu bahkan tidak malu keluar kamar dengan tidak memakai pakaian atau bahkan apapun untuk menutupi tubuhnya. Ya walaupun sudah sering dilihat oleh Aryo tapi itu berbeda, ia seharusnya jangan telanjang diluar kamar. Bagaimana jika tetangga melihatnya melalui jendela.

"Kenapa belum make baju? Gak dingin?" Tanya Aryo menatap seluruh tubuh Disya, tadi malam memang tidak cukup baginya namun harus ia tahan kalau tidak, ia akan asik bermain dan akan telat meeting dan pagi ini Disya juga ada kelas.

"Dingin. Mau peluk." Rengek Disya langsung saja naik kepangkuan Aryo dan memeluknya setelah mendapat persetujuan dari kakaknya. Disya juga sama seperti Aryo ingin memenuhi hasrat nya yang tadi malam karena ia tidak puas sama sekali. Disya pun mencari kesempatan agar keinginan nya terpenuhi dengan cara mencium leher sang kakak.

"Jangan pancing kakak Sya, pagi ini kamu kan ada kelas, jangan sampai kamu telat." Ucap Aryo agar Disya berhenti, pria itu juga masih harus bersiap-siap, jangan sampai telat.

"Eungh." Namun Disya tidak mendengar, dia malah mendesah dan membuat Aryo menatap Disya terkejut. Kepemilikanya yang dibawah sana bahkan sudah menegang hanya mendengar desahan Disya. Cewek itupun bisa merasakan milik pria itu yang naik, sebuah ide pun seketika muncul.

"Mau mandi bareng?" Disya menatap Aryo dengan wajah memelas. Pria itu langsung berjalan menuju kamar mandi tanpa menjawab lebih dulu. Sebuah senyuman penuh kemenangan pun terukir di wajahnya, Disya memang ingin merasakan sentuhan dari Aryo pagi ini.

Saat sampai dikamar mandi, Aryo meletakkan tubuh Disya di bathup dengan perlahan. Kemudian menyalakan shower. Tetesan air shower yang dingin langsung jatuh ditubuh kedua orang itu, Disya sedikit terkejut karena rasanya begitu dingin.

"Dingin." Rengek disya langsung memeluk tubuh Aryo. Dia juga merasa kedua nipple nya yang memegang karena kedinginan. Kedua mata Aryo menatap nipple cewek itu yang menegang. "Kenapa ini menegang?" Tanya Aryo sembari menyentuh salah satu nipple Disya dan menariknya perlahan sehingga membuat empunya langsung menggigit bibir.

"Ini dingin kak." Jawab Disya dan Aryo hanya tersenyum. "Mau dimandiin?" Tanya Aryo dan dijawab dengan anggukan oleh Disya. Aryo membalikkan tubuh Disya agar membelakangi nya.

Perlahan Disya mulai merasakan jemari Aryo menyentuh tubuhnya. Mulai dari punggungnya kemudian menjalar kebahu Disya. Sekarang kedua tangan Aryo berada di kedua gundukan milik Disya. Aryo tidak mau melewatkan hal itu dan bermain dengan gundukan besar itu. Mulai dari meremas nya, kemudian memainkan nipple itu hingga membuat Disya memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Sembari meremas kedua gundukan Disya, Aryo juga mencium leher Disya yang menganggur dengan sangat brutal.

Sebenarnya Disya tidak sabar lagi area sensitifnya disentuh oleh Aryo namun ia tidak ingin mengatakannya. Pria itu mengambil sabun cair kemudian menuangkannya dibagian dada Disya untuk menyabuni bagian depan tubuh cewek itu hingga pada akhirnya di area sensitif Disya. Sekarang cewek itu sangat yakin kalau milik Aryo sudah sangat tegang karena ia dapat merasakannya. Tangan pria itu masih bermain di bawah sana, entah apa yang ia cari sedari tadi tidak selesai menelusuri kepemilikan Disya. Cewek itu sedikit kesal karena harus menahan geli dan dia berharap cowok itu memasukkan jarinya.

Disya berbalik badan menghadap Aryo, meningkatkan tangannya dileher Aryo kemudian menempelkan tubuhnya ditubuh Aryo dengan tujuan untuk menggodanya.

"Pagi ini jangan bermain dulu." Kata Aryo berhenti dengan aktifitas nya dan berhasil membuat cewek itu semakin kesal. Padahal ia sudah merasakan milik Aryo sudah sangat tegang namun pria itu malah menahannya. Disya memiliki ide agar Aryo ingin berma

in dengannya. Ia memeluk Aryo kemudian tangannya perlahan masuk kedalam boxer yang Aryo pakai, ia meremas bokong Aryo sekali kemudian membuka boxer itu.

"Aahh." Aryo hanya terdiam dan memejamkan kedua mata karena merasa kenikmatan. Disya kemudian menuntun Aryo agar duduk di bathup supaya lebih mudah memainkan penis pria itu.

"Dis aahh." Pria itu semakin kenikmatan saat miliknya dikocok dengan gerakan cepat dan membuat miliknya semakin menegang. Disya tersenyum senang melihat penis pria itu yang semakin menegang. Kemudian ia menghentikan kocokan nya dan duduk diatas milik Aryo yang menegang sembari menciumi leher Aryo. Pria itu sudah mulai terangsang, tangannya mengelus paha cewek itu kemudian menjalar ke bokong Disya lalu meremas nya dengan kencang. Itu sangat nikmat namun Disya tidak bisa mengeluarkan desahan karena masih menciumi leher Aryo.

Salah satu jari Aryo kini mendekati milik Disya, ia mencari sesuatu kemudian langsung memasukkan jarinya setelah mendapat lubang yang sedari tadi ia cari. "Eungh...ahhh." Desahan Disya akhirnya terdengar. Jari Aryo sungguh sangat nikmat apalagi penis pria itu yang menusuk bibir kewanitaannya. Aryo juga semakin mempercepat gerakan tangannya.

"Fast ahhh..." Disya semakin menikmati jari Aryo yang berada di miliknya. Aryo merasakan milik Disya yang berkedut siap untuk mengeluarkan sesuatu. Kemudian cewek itu berbalik badan, menggapai penis Aryo yang berdiri keatas. Disya memegang kepala penis Aryo sesekali mengocok nya hingga membuat Aryo mengerang nikmat. Tangan Aryo yang satunya juga tidak tinggal diam, ia meremas kuat payudara Disya.

"Ahh...lebih kuath, ahh." Disya juga meremas penis Aryo saat mengerang nikmat. Aryo mencabut tangannya dari kewanitaan Disya membuat cewek itu kesal, padahal ia sudah hampir sampai dipuncak.

"Kenapa dilepas?" Tanya Disya kesal. Aryo hanya tersenyum lalu membalikkan tubuh Disya menjadi dibawah dan langsung melahap salah satu payudara Disya, serta menghisap nya dengan kuat.

"Eunghh." Erang Disya sambil meremas rambut Aryo. Satu tangan Aryo mulai meremas payudara Disya yang satunya dan sesekali menarik serta memilin putingnya.

"Jangan hanya aahh main disitu eunghh." Disya merasa kewanitaannya gatal ingin dimasukkan oleh penis Aryo. Ia menunggu itu dari semalam namun Aryo tidak memasukkannya. "Bermain laaah dibawah sana aaahh."

Aryo tidak merespon karena mulutnya tersimpan payudara Disya yang besar, perlahan Aryo turun mencium perut Disya. "Eungh geli ahh."

Senyuman kembali diwajah Disya sebab Aryo sudah mencium bibir kewanitaannya. "Eunghh masukkan lidah mu aahh." Disya mengerang nikmat saat Aryo memasukkan lidahnya kedalam, mengeluar masukkan lidahnya hingga beberapa kali.

"Masukkan eungh lebih dalaam!" Disya benar-benar sudah tidak tahan. Aryo pun berhenti dengan aktivitas nya kemudian tersenyum pada Disya.

"Kau mau lebih dalam? Baiklah." Aryo dengan cepat mengocok miliknya dibantu oleh Disya yang tidak sabaran hingga milik Aryo menegang sempurna. Disya langsung menidurkan tubuhnya dan Aryo langsung mengarahkan miliknya ke lubang milik Disya.

"Aahh...eungh fasterr~"

The PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang