“Jangan menjadi orang lain saat bersamaku
Dirimu yang sekarang bukan dirimu yang sebenarnya.”-SAVAN ADMONDY AKAI-
Soekarno Hatta International Airport
Akhirnya Annya menginjakkan kakinya lagi disini. Sudah lama rasanya dia tidak kesini. Tak banyak yang berubah, semua tampak sama bahkan rasa sakit yang sama juga.
Ah..sudahlah jangan dipikirkan. Dia baru saja sampai dan sekarang sedang menoleh kekanan kiri mencari keberadaan anak manusia yang kemarin mengatakan ingin menjemput dirinya.
Terdengar pemberitahuan dari pusat informasi.
“Diberitahukan kepada gadis yang bernama Annya Dwnye Delbert untuk segera menuju pusat layanan informasi, karna pacarnya sedang menunggu. Terimakasih.
Sepertinya dia mendengarkan kalau namanya baru saja disebut barusan.
Ada orang yang mencarinya?. Tapi tunggu..Pacar?? dia bahkan baru saja sampai disini dan bagaimana bisa sudah punya pacar?.Daripada bertambah bingung, dia melangkahkan kakinya ke pusat layanan informasi. Tak jauh dari sana, dia melihat Savan sedang menggoda staff informasi.
Annya hanya mendengus malas melihatnya. Pasti panggilan dari pusat informasi tadi adalah ulah cowok itu. Dia bergegas menghampiri Savan dan berdiri disampingnya.
“hm..hmm.” tegur Annya.Savan tidak menghiraukannya. Staff informasi bahkan sudah memberitahu kalau ada seseorang dibelakangnya. Tapi dia terus saja menggombali staff itu.
Tentu saja itu membuat Annya menjadi kesal dan langsung menjewer telinga Savan.
“Maaf ya mbak PACAR saya ini emang begini, matanya jelalatan.” ucap Annya sambil menekankan kata PACAR, dengan tangan yang masih menjewer telinga Savan.
“Aduh…duh..aduh ..Nnya sakit woy.” Savan meringis saat Annya melepaskan jewerannya.
“Eh…mbak ini ya yang mas cari? cantik lho mas.” puji staff itu.
Dengan sombong dan melupakan rasa sakit yang masih menjalar di telinganya, tangan Savan sudah bertengger merangkul Annya.
“Iya dong..saya gak salah pilih. Susah nih mbak dapetin dia.”ucapnya bangga.
“Yaudah deh..makasih ya mbak. Kami pulang dulu, mau lepas kangen.” ucap Savan dan langsung berbalik keluar bandara bersama dengan Annya tentunya.
Dengan tangan yang masih merangkul bahu Annya dan tangan satunya menyeret koper.Setelah sampai didepan mobil Savan langsung memasukkan koper Annya kedalam bagasi lalu menutupnya kembali.
Melihat itu dia hanya tersenyum tipis. Hendak membuka pintu mobil tapi tangan Savan dengan cepat mencegah Annya masuk berdiri menghalangi jalannya.
Savan hanya diam sambil memandang wajah Annya.
“Kenapa?.” tanya Annya karna merasa jengah karna Savan tak berbicara juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAR || ON GOING
Novela JuvenilPasti semua orang ingin merasakan kebahagian. Meskipun tidak bisa kita pungkiri kalau masalah pasti akan datang kapan pun itu. Kita hanya bisa selalu mengkuti dan menjalani segala sesuatu yang telah di rencanakan Tuhan. Tapi tidak dengan gadis...