You do.

625 33 1
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca ya!

Sejak hari itu, entah apa yang terjadi dengan Jungkook. Dia semakin dekat dengan Jiyeon, dan semakin menikmati perselingkuhannya dengan Jiyeon. Bahkan ada atau tidaknya pemotretan, kalau ada kesempatan Jungkook akan datang ke apartemen Jiyeon untuk having sex bersamanya.

Lalu bagaimana dengan Jimin? Apakah dia sama sekali tidak menyadari perubahan Jungkook? Jawabannya tidak. Karena Jungkook tetap menjalani tugasnya sebagai seorang suami dirumah mereka. Jungkook tetap menjadi suami sempurna bagi Jimin. Karena Jungkook sama sekali tidak berubah perlakuannya terhadap Jimin. Dia tetap memperlakukan Jimin dengan sebaik-baiknya.

Sampai satu hari, Jimin bosan karena terus berdiam diri di dalam apartemennya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengantarkan makan siang kepada Jungkook di studionya. Jimin pun mulai memasak dengan senang hati, berpikir bahwa suaminya itu pasti akan bahagia dengan kedatangannya.

Setelah semua siap, Jimin pun keluar dari apartemennya dan turun ke basement untuk mengambil mobil. Iya, Jimin mengendarai mobilnya dengan keadaan hamil besar. Usia kandungan Jimin sudah menginjak delapan bulan. Tidak lama lagi kici akan lahir dan datang menjadi malaikat kecil Jimin dan Jungkook.

Ketika sampai distudio Jungkook, Jimin melihat Jungkook baru saja masuk ke mobilnya. Dan Jimin memutuskan untuk mengikuti Jungkook.

Jungkook berkendara ke arah yang tidak familiar bagi Jimin. Jimin hanya berpikir mungkin Jungkook akan bertemu dengan clientnya di salah satu tempat. Jimin pun terus mengikuti mobil Jungkook.

Sampai akhirnya Jungkook berhenti di salah satu apartemen, yang Jimin juga tidak tahu siapa penghuni apartemen itu. Jungkook tidak memiliki teman yang tinggal disana. Dan kalau untuk bertemu dengan client rasanya tidak wajar bertemu di tempat tinggal mereka.

Jimin pun terus mengikuti Jungkook. Sampai akhirnya Jungkook berhenti di depan pintu 102. Anehnya, Jungkook langsung menekan sandi pintu apartemen tersebut, seperti sudah terbiasa kesana.

Jimin pun melihat Jungkook masuk kedalam sana. Karena penasaran Jimin berdiri didepan pintu itu. Dan mencoba menguping apa yang sedang terjadi di dalam. Awalnya Jimin mendengar suara tawa perempuan. Jimin berpikir, apa itu client Jungkook?

Tapi setelah itu, Jimin shock, karena dia mendengar sesuatu yang tidak dia duga. Bahkan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Iya, dia mendengar suara Jungkook "ah shit so good" dan di lanjutkan dengan suara desahan perempuan itu.

Air mata Jimin menetes tanpa aba-aba. Jimin berusaha menjauhkan segala pikiran negatifnya, berharap semua yang dia dengar dan pikirkan tidak benar. Dan kalau bisa, jadikan ini sebagai mimpi buruknya, dan bangunkan dia.

Jimin berusaha mengendalikan dirinya dan menghapus air matanya. Dengan berat hati, dia mencoba menekan bel apartemen itu.

ding dong

ding dong

ding dong

Dan akhirnya seseorang membuka pintu itu. Perempuan itu yang membukanya, dengan keadaan hanya memakai tank top dan celana pendek.

"Siapa ya?"

Mata Jimin menatap sejenak perempuan itu. Dan matanya tertuju pada objek yang ada dibelakang perempuan itu. Dengan keadaan topless dan sedang duduk di sofa.

"Koo"

Air mata jimin mengalir deras. Dan Jungkook menatapnya. Dia shock. Dia tidak menyangka Jimin akan melihatnya dengan keadaan seperti ini. Dunia Jungkook hancur saat itu juga ketika mendengar Jimin memanggil namanya dengan suara yang gemetar sembari air mata mengalir deras dipipinya. Jungkook tertampar kenyataan pada saat itu.

Tanpa berpikir lagi, Jungkook langsung pergi mengejar Jimin yang berjalan cepat ke arah lift karena tidak bisa lari. Kakinya lemas. Jimin hancur saat itu juga. Suami yang dia anggap sempurna, ternyata menghancurkan segalanya dibelakang dia.

"Jimin!" Jungkook berteriak sambil terus mengejar suami manisnya itu.

"Sayang maafin aku, aku khilaf Ji, maafin aku tolong. Jangan nangis, kici nanti sedih Ji" Jungkook memelas dengan matanya yang berkaca-kaca.

Jimin berbalik untuk menatap Jungkook. dia menatap lekat calon ayah dari anaknya itu. Jimin menggenggam tangan Jungkook.

"Jeon Jungkook, calon ayahnya kici. Tolong kasih aku waktu ya? Aku mau sendiri dulu. Kamu disini aja. Jagain wanitamu. Aku cowo, aku kuat sendiri. Hargain aku ya Jungkook." Jimin berusaha berbicara halus kepada Jungkook.

"Sayang jangan tinggalin aku. Sayang tolong. Sayang aku mohon. Sayang maafin aku. Sayang pulang sama aku ya? Sayang tolong."
Tangis Jungkook pecah. Dia sangat takut Jimin akan meninggalkannya. Dia takut.

Jungkook tidak ingin kehilangan Jimin dan kicinya. Tidak ingin.

Sorry. [kookmin] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang