- unlocked

90 9 0
                                    

"kamu adalah satu hal yang membuatku merasa utuh."

.
.
.

di usianya yang menginjak sembilan belas tahun, hyeongjun mendapati sebuah tanda samar di bagian telapak tangannya. bulan sabit, yang membuat sang ibu memeluknya senang. karena pada akhirnya hyeongjun mulai beranjak dewasa.

yang artinya sebentar lagi hyeongjun dapat bertemu dengan pasangannya.

'kamu hanya perlu mencari satu bagian dari tanda bulan itu.'

itu kata sang ibu padanya.

hyeongjun sendiri mengangguk paham. merasa tidak sabar karena soulmate bukanlah sesuatu yang asing di telinganya. ada banyak cerita manis yang ia dengar dari orang-orang di sekitarnya. membuat hyeongjun merasa penasaran, bagaimana rasanya jantung itu berdegup cepat saat melihat seseorang yang memiliki tanda pelengkap darinya.

bagaimana rasanya memulai dan mengakhiri hari dengan terus memikirkan seseorang yang terus membuatnya merasa bahagia.

seseorang yang bisa mengisi sebuah kekosongan di dalam hati.

hyeongjun sangat penasaran. ia penasaran dengan semua hal yang orang-orang ceritakan padanya.

maka dari itu, ia mengikuti semua alurnya. sampai pada satu titik di mana ia bersitatap dengan seseorang yang memiliki tanda yang jika disatukan dengan miliknya, akan tergambar bulan utuh. hyeongjun menemukan sebagian dari dirinya.

"maaf,"

ketidaksengajaan, saling bertabrakan ketika ia terburu-buru hendak mengejar bus terakhir sore itu. hyeongjun bisa merasakan jantungnya berdegup cepat lebih dari biasanya.

yang ia tahu, bahkan sebelum lelaki itu menarik tangannya untuk melihat sesuatu di balik telapak tangannya, hyeongjun dapat merasakan.

sebuah perasaan rindu meski ia belum pernah bertemu dengan seseorang itu. ada suatu hal yang entah kenapa membuatnya ingin menangis senang, lalu menghambur ke dalam pelukan orang itu.

dan benar, rasanya seperti ia utuh saat itu juga.

"a--aku,"

hyeongjun sadar ada waktu yang perlu dikejarnya, maka dari itu ia berniat beranjak meninggalkan lelaki itu jika saja tangan itu tidak meraih pergelangan tangannya. menghentikan langkah hyeongjun yang kini menatapnya tepat di mata.

iris hitam itu seakan membawanya untuk diam.

"mau kemana? terburu-buru sekali." tanya lelaki itu.

nyatanya sama. keduanya terlihat sangat enggan untuk berpisah di pertemuan pertama mereka.

"aku sudah terlambat, sebentar lagi bus terakhir." jelas hyeongjun.

hyeongjun mendapati genggaman itu tak terlepas, bahkan semakin mengerat. seolah tidak membiarkannya bergerak barang sedikit pun. ia hanya menatap lelaki tinggi di hadapannya.

semua yang ada padanya membuat hyeongjun merasa takjub. mengagumi paras lelaki itu, ia yang kini menatapnya teduh.

benar kata orang. hyeongjun merasa hangat saat mata itu menatap tepat kepadanya.

"kamu bisa pergi sama aku, kalau kamu mau."

tetap saja, mereka baru bertemu. sebuah respon yang manusiawi jika saja hyeongjun menolaknya. tapi tidak, jika ditanya, apakah hyeongjun mempercayai lelaki itu,

jawabannya ya. hyeongjun tidak perlu berpikir dua kali untuk mengangguk. membiarkan lelaki yang masih menggenggam erat tangannya, membawa hyeongjun menuju motornya yang terparkir tidak jauh dari halte.

memasangkan hyeongjun helm yang sebelumnya ia pakai itu. ia yang lagi-lagi mencuri waktu untuk bersitatap dengan hyeongjun yang masih malu-malu dalam diamnya. ia tahu, lalu tersenyum lembut.

sukses membuat jantung hyeongjun tidak baik-baik saja. rasa panas di pipinya seperti menjalar ke seluruh tubuh.

"aku kang minhee,"

✿✿✿✿✿

hal yang membuat minhee bingung sore itu adalah ia yang tiba-tiba merasa haus, padahal baru saja pulang dari kafe milik kakaknya. menikmati banyak suguhan yang seharusnya membuatnya merasa cukup bahkan sampai pagi menjelang nanti.

tapi tidak, tenggorokannya terasa kering saat itu. membuat dirinya rela berbelok menuju minimarket yang tidak jauh dari halte.

membiarkan dirinya berdiri tenang menikmati minuman yang baru saj ia beli, sampai akhirnya seseorang menabraknya hingga barang-barang milik orang itu jatuh tepat di depannya.

mungkin takdir?

minhee tidak sepeduli itu, tapi ia tetap membantu lelaki di hadapannya untuk merapikan barang-barang miliknya. mendapati sebuah tanda yang membuat matanya melebar saat itu juga.

ia pun meraih tangan itu, menyandingkan kedua tangan mereka. mendapati bahwa lelaki manis itu adalah sebagian dari tanda miliknya.

minhee tahu itu terlalu awal. tapi ia dapat merasakan perasaan bahagia bahkan saat menatap mata terkejut itu. ia tersenyum.

ia tidak mau membiarkan dirinya menunggu lagi. maka setelahnya, ia bergerak cepat. meraih tangan lelaki itu untuk digenggamnya.

"aku song hyeongjun."

minhee tersenyum lagi. membawa lelaki yang lebih pendek darinya itu duduk di bagian belakang motor. melajukan pelan motor miliknya, membelah jalan sore itu.

"pelan-pelan saja ya?"

minhee dapat merasakan hyeongjun mengangguk. membawa tangan lelaki manis itu melingkar di pinggangnya, meminta hyeongjun untuk memeluknya.

"kita berangkat."

hyeongjun tahu ini adalah awalan. tapi rasanya sungguh menyenangkan. seperti ada kekosongan yang terisi, seperti ada rasa hangat yang tercipta hari itu.

✿✿✿✿✿

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A TO ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang