- key

131 23 9
                                    

"so, here's the key."

yang terjadi saat ini adalah, hyeongjun telah menyerahkan seluruh cintanya pada lelaki itu. memberi seluruh hatinya untuk jadi kepunyaan kang minhee.

.
.
.
.
.

"kamu itu kayak kupu-kupu,"

hyeongjun tertawa, menatap minhee yang terlihat sedang menatap langit-langit kamar mereka. ia sedang mengingat-ingat masa lalu. di mana ia harus memperjuangkan seorang yang bernama song hyeongjun itu.

lelaki manis yang selalu menatapnya datar seakan tidak tertarik. meski saat itu dan bahkan sampai saat ini, minhee termasuk dalam kategori lelaki yang diminati di lingkungan mereka. tapi tidak dengan hyeongjun. ia hanya sibuk dengan bukunya. hal yang dulu sangat membuat minhee kesal dan ingin sekali membakar benda berbahan kertas itu karena selalu berhasil merebut atensi lelaki manis di sampingnya.

"--tapi, saat itu juga kamu kayak pintu." minhee menatap hyeongjun yang berada di sampingnya. "pintu yang dikunci, melarang semua orang masuk ke tempat kamu."

hyeongjun mengakui. dirinya memang sangat tertutup saat itu. tidak membiarkan orang lain mencampuri hidupnya. merasa nyaman dengan kesendiriannya, sampai akhirnya lelaki di sampingnya itu datang.

berusaha membuka pintu dengan berbagai cara. hal-hal yang terkadang membuat hyeongjun tidak habis pikir.

kenapa minhee sibuk menatapnya, padahal ada banyak orang yang menantinya?

"aku ingat. aku kayak orang gila mikirin kamu yang selalu cuek sama aku." minhee tertawa kecil, begitu pun dengan hyeongjun. "padahal aku udah ngelakuin segala cara."

hyeongjun mengangguk pelan.
"ya, kamu kayak orang gila saat itu. aku yang lebih ngerasa gila karena kamu selalu ganggu aku dan buat aku risih."

jujur saja. hyeongjun seringkali mengumpati minhee karena wajah lelaki itu tidak pernah absen dari hadapannya. seperti matahari di pagi hari dan bulan di waktu malam. hadir dan membuatnya seperti tidak pernah merasakan gelap.

tapi sayangnya, ada suatu saat di mana lelaki tinggi itu tidak hadir seperti bintang di tengah malam. membuat hyeongjun berulang kali mencarinya.

satu hal yang hyeongjun sadari bahwa ia sudah terbiasa dengan kehadiran kang minhee. merasakan keramaian di tengah tawa yang selalu membuat emosinya naik dan rasanya ingin memukul lelaki itu tepat di wajah. dirinya tahu, bahwa saat itu ia tidak lagi ingin sendiri. kehadiran minhee yang pada awalnya terasa mengganggu, menjadi sangat menyenangkan ketika teringat olehnya. hyeongjun tersenyum tipis mengingat semua hal itu.

cinta itu hadir karena terbiasa. hyeongjun mulai merasakan degup jantungnya berpacu lebih cepat. bahkan ketika hanya menyebut nama kang minhee di dalam hati. lalu ketika melihatnya, hyeongjun hanya bisa terus tersenyum. mendapati bahwa sepanjang hari ia bersama lelaki tinggi itu, waktu berlalu dengan cepat.

"tapi sekarang kamu udah punya kuncinya, kan?"

minhee tertawa. ada rasa bangga terdengar di sana. lalu mengangkat tangan kanannya. di mana ada sebuah benda melingkar di jari manisnya. lalu beralih menatap jemari lelaki yang dicintainya itu. ada benda yang sama di sana. warna keemasan yang cantik, sepasang dan hanya milik mereka berdua.

"iya, aku udah punya kuncinya dan kamu udah punya aku sekarang."

jika diingat-ingat, rasanya minhee masih tidak percaya bahwa ia telah memiliki hyeongjun. ia tidak pernah mengingini seseorang sebegitu hebatnya selain hyeongjun. mengira jika awalnya semua itu hanya rasa penasaran. tapi tidak, waktu yang bergulir dan proses yang berjalan membuat minhee tahu, ada sesuatu yang berbeda dari lelaki manis yang membuat minhee tidak bisa melepas pandangannya barang sedetik pun.

minhee tahu, ia jatuh cinta. terlalu jatuh sampai tidak bisa membayangkan bagaimana untuk berhenti.

ia yang manis, binar mata yang selalu membuat minhee jatuh saat menatapnya. seseorang yang selalu ia sebut dalam setiap pintanya.

"makasih,"

hyeongjun menggenggam tangan minhee. menatap lelaki yang kini dicintainya itu, lalu tersenyum tipis.

"makasih karena udah sampai di titik dan gak menyerah."

minhee mengangguk pelan, memberikan senyumnya pada hyeongjun yang kini masih menatapnya.
"kembali. makasih karena gak biarin perasaan ini jadi cinta sepihak."

rasanya, seperti pertama kali mereka menjadi sepasang kekasih. perasaan malu-malu saat mengungkapkan perasaan satu sama lain. tapi, tidak pernah menyesal karena semua itu memang benar adanya. rasa yang selalu mereka rasakan setiap kali keduanya saling menatap. masih sama. seperti bunga mekar di musim semi.

"aku bakal jaga kuncinya, dengan begitu cuma ada aku. aku, satu-satunya orang yang bisa masuk ke sana." minhee tersenyum.

setelahnya hyeongjun mengangguk. ya, satu-satunya kunci itu telah dimiliki oleh minhee dan tidak dengan yang lain. membiarkan lelaki itu memiliki seluruh perasaannya tanpa terkecuali.

the key without a duplicate.


✿✿✿✿✿

A TO ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang