Happy reading
Bintang. Namanya bagus, ibu panti yang kasih nama waktu dia di temuin tepat di depan pintu panti asuhan 18 tahun lalu.
Kata Bu Sumi Bintang dulu putih plus ganteng makanya di kasih nama Bintang biar bercahaya dan terang.
Padahal Bintang pengennya di kasih nama Maut biar dia inget terus sama kematian. Supaya setiap buat dosa dia gak lupa buat taubat. Dan gagasannya berakhir diketawain satu panti.
Hidup bintang bisa di bilang tertutup. Dia cuma punya dua sahabat dan tiga abang. Circle pertemanan nya juga kurang bagus makanya dia milih minim pergaulan biar gak tambah terperosok sama gelapnya Dunia anak muda.
Soalnya dulu banyak temen sekolah nya yang salah jalan dan berahir nyesel waktu udah kejadian. Makanya Bintang jadiin itu pembelajaran. Bukan buat di hakimi apa lagi di benci, soalnya orang-orang jaman sekarang lebih suka buka mulut ketimbang buka hati.
Ciri orang munafik. Bintang jadi muak.
" Bu sum Bintang bawa telur nih, nanti di buat telur kecap atau apa buat Adek-adek makan malam, ini Bintang taruh di rak bumbu yaa Bintang mau ke rumah bang Arjun katanya mama papanya mau ke luar kota jadi Bintang disuruh nemenin"
Bu sum atau Bu Sumi tergopoh dari kamar. Wajahnya masih cantik di usia yang sudah terbilang tidak muda. Matanya sayu, terlihat lelah tapi tetap memaksa senyum terbaik untuk anak asuhnya.
"Ya Bin hati-hati di jalan ya, kamu ada ongkos buat ke rumah Ajun ngak?, Uang kamu malah di buat beli telur, padahal gaji di cafe tempat kamu kerja pas pasan buat bayar Kuliah kamu nak"
Bintang cuma senyum. Dia narik pelan tangan bu sum. Terus nyuruh Bu Sumi duduk sambil bawa air putih buat bu sum minum. Bintang tau ibunya ini sehabis menangis. Terlihat jelas matanya yang sembab dan masalahnya tak jauh-jauh dari finansial.
" Bu sum minum dulu deh. Terus itu matanya kenapa tuh kok gede-gede, hayooo Bu sum habis nangis ya? Cih padahal udah gede tapi masih suka nangis , gak malu sama Ucup yang masih kecil tapi kuat gak pernah nangis hehehhe "
Bintang bersimpuh. Mengambil kaki Bu sum yang bergelantung bebas lalu di taruh di pangkuannya. Memijat kaki Bu sum pelan sambil berceloteh tentang Ratna yang sudah lancar membaca setelah bintang ajari beberapa Minggu ini.
" Hahahaha tau gak si Bu, Ucup kemarin lari-lari sama Bintang terus waktu Bintang jatuh dia ketawa kenceng banget, dia gak ada kasian-kasian nya liat Bintang lagi kesakitan"
Bintang terus memijat mengabaikan sesenggukan ibu angkatnya yang menahan tangis.
" Terus Ratna juga jahat!!, tau gak si Bu?, masak waktu Bintang bobok tiba-tiba dia nyusul terus nyuruh Bintang nyanyi kan bintang jadi nyanyi sambil nahan bobok mana waktu Bintang selesai nyanyi liat si Ratna udah ileran hahahaha lucu banget wajahnya, Bintang gak tahan sun jidat deh "
Bu sum lebih keras menangis dan hal itu sukses buat bintang alihin atensi buat tatap Bu sum.
" Lo Lo Lo kenapa nih kok Bu sum malah nangis kenceng banget. Bintang mijitnya pelan Lo ini apa sakit?, Sini kakinya deketin Bintang. Sakit hus hus jauh-jauh dari bu sum sakitnya ke Bintang aja huhhh huhhh"
Kaki bu sum di elus pelan lalu di tiup seperti mengusir serangga. Selayaknya menenangkan anak kecil yang habis terjatuh bintang bergurau mengatakan sakit nya sudah hilang dan Bu sum harus berhenti menangis.
Biar pun terlihat aneh. Cara yang bintang sukses membuat sosok lembut di depannya menghentikan air mata.
Bu sum mengelus rambut sang anak pelan . Di lihat nya wajah Bintang yang memancarkan kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION - Jeon Jungkook
Teen Fiction✓✓ Agaknya hidup itu perjuangan. Tapi bagi Bintang hidup itu pemantasan. Kadang semesta menggempur nya dengan luka lalu menyembuhkan dengan waktu. Ada kalanya dia di beri bahagia tapi sekejap mata di renggut dan membekas lara. "Dandelion sering di j...