Berada di Sekolah Menengah Atas, membuat kita ingin lebih mengetahui banyak hal termasuk mengetahui diri kita sendiri. Sampai-sampai hal apapun yang belum pernah kita lakukan, kita harus melakukannya di saat umur yang memang berada dalam fase remaja.
Itu hal yang wajar dan memang banyak dari kita yang melakukannya. Hal itu bisa dinamakan proses pencarian jati diri. Dimulai dari apa yang menjadi tujuan kita, hal apa yang sebenarnya kita inginkan, dan bagaimana sebenarnya diri kita. Kita pasti melewati hal-hal semacam itu, atau barangkali kalian berada dalam tahap seperti itu sekarang
Kenakalan sudah seperti hal yang wajar, terutama nakal dalam dunia sekolah. Bolos, melanggar peraturan sekolah, semua orang bahkan hampir melakukan hal itu.
Kyunggi High School, adalah sekolah menengah tertua modern di Korea, dan telah mendidik banyak pemimpin masyarakat Korea Selatan. Sebelum penghapusan ujian masuk sekolah tinggi, sekolah tersebut masuk ke dalam peringkat tertinggi di negara Korea Selatan. Sekolah ini terletak di Gangnam-gu, Seoul, yang merupakan salah satu daerah yang paling makmur di Korea Selatan. Sekolah ini dibangun pada tahun 1899 oleh Raja Gojong dan telah mengalami perubahan nama beberapa kali hingga saat ini menjadi Kyunggi High School. Tidak hanya idol yang bersekolah disini, tetapi para atlit Korea serta orang-orang penting di Korea pernah menempuh pendidikan di sekolah ternama ini.
Menjadi bagian siswa Kyunggi tentu tidak mudah, mereka yang menjadi siswa tersebut adalah anak-anak dari keluarga yang hebat dan tentu memiliki perekonomian yang baik.
Jam menunjukan pukul 08.00, seperti biasa pintu gerbang sekolah sudah di tutup. Dan tandanya siswa yang terlambat tidak diizinkan masuk ke dalam sekolah.
"Ahjussi, ceball eoh? Kami janji tidak akan terlambat lagi"
Wanita itu melepaskan helmnya dan memohon dengan sangat pada penjaga gerbang sekolah.
"Jeongyeon, kau selalu berjanji seperti itu. Jangan membuat janji jika kau tidak bisa menepatinya. Dan lihat teman-temanmu? Kalian bertiga sama saja"
Jeongyeon menghela nafas dan melihat ke arah dua temannya. Dan dengan bodohnya teman-temannya justru tersenyum seperti orang bodoh.
"Hah, mereka menyusahkan sekali" Jeongyeon bergumam.
Kedua temannya turun dari sebuah mobil putih. Mereka mengeluarkan beberapa lembar uang dan mengedipkan matanya pada penjaga gerbang sekolah.
"Ahjussi, ini untuk membeli ayam goreng untuk anakmu. Jadi aku mohon bukakan pintunnya untuk kami"
Ahjussi tersebut mengehela nafasnya dan mengangguk setuju.
"Jika saja aku tidak butuh uang, aku tidak akan membantu kalian. Jangan diulangi lagi ya, bangunlah pagi-pagi dan rajinlah sekolah. Mengerti kalian?"
"Ndeeee..."
Mereka tersenyum dan masuk ke dalam sekolah dengan bebas, dan tanpa dosa.
Jeongyeon memarkirkan motornya
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Trust Feelings Completely
FanfictionJangan sepenuhnya percaya pada perasaan. Perasaan bisa salah dan keliru. Author yang lain banyak menyuguhkan cerita dewasa bertema LGBT yang begitu kental. Aku tahu kalian suka, tapi dari cerita GxG pertama yang aku tulis ini, aku mau kalian belajar...