✎ Rindu Yang Sepihak ✎

35 3 3
                                    

" Ternyata Rindu sepihak hanya membuat sesak

___________________

~Bisik Sendu༄

Tempat yang menenangkan aku memandang ke atas nabastala memandangi senja yang kini telah berubah menjadi jingga menuju Cakrawala yang perlahan menghilang menuju kegelapan malam.

Dengan hembusan angin membuat anak rambutku terbang bebas entah kemana saja. Ah, rasanya menyenangkan pikiran yang tadinya berkecamuk kini telah hilang entah kemana. Hanya ada aku duduk di kursi kosong taman sembari mendengarkan alunan musik dengan kaki yang mengalun sesuai melodinya.

" Hai! " terdengar samar suara bariton seseorang masuk ke indra pendengaran. Terlihat sesosok laki-laki yang ku kenal kini menatapku dengan tatapan yang tak sulit diartikan.

" Gue boleh duduk disitu nggak? " tanyanya mendekati kursi kosong disebelahku.

Aku berdehem sebagai jawaban. Entahlah, aku malas menjawab lebih banyak. Tercipta keheningan diantara dua remaja itu. Saling bungkam suara. Entahlah, mungkin mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hanya hembusan angin yang terdengar.

" Lo apa kabar? " tanya Ravin memecah keheningan. Dulu tawa riuh selalu terdengar begitu bebas, berbeda dengan sekarang. Berbicara sepatah kata pun rasa nya begitu canggung. Dua orang yang dulunya dekat kini terlihat asing.

" Hm? " Elin menatap Ravin dengan kening berkerut.

"kecilkan volume nya. Gue nanya Lo apa kabar? "

" seperti apa yang Lo lihat " jawab Elin singkat.

' dia kembali seperti yang dulu' batin Ravin tersenyum miris.

" tambah cantik " gombal Ravin dengan senyum jahil. Mungkin dengan cara itu ia menutupi kesenduannya. " Lo ga mau nanyain gue? "

Terlihat raut wajah Elin menjadi datar. " Males gue nanya soal elo! " sembur Elin dengan nada ketus.

Ravin terdiam sebentar.

" El... " lirih Ravin menatap lurus kedepan.

" Ya? "

" Gue kangen sama Lo " ungkap Ravin lugas.

" kangen? Kangen apa nya ya? Ga ada yang dikangenin dari gue, Vin. Gue cuma benalu yang menempel pada inang nya." tutur Elin mengingat kejadian yang ada dimasa lalu.

Ravin menggeleng lemah " ga, Lo bukan benalu bagi gue"

" tapi gue biang rusuh yang gak Lo sukai kan? "

"iya, benar. Gue dulu ga suka WhatsApp gue dirusuh sama Elo. Dan sekarang gue ngerti arti kehadiran Lo. Dari sifat Lo lah yang bikin gue kangen El "

" Gue ga bisa menemukan seseorang pun yang bisa gantiin posisi Lo, El. " jujur Ravin mengungkap kan semua yang ada dibenaknya.

Elin menarik napas panjang melepas salah satu earphone yang masih terpasang ditelinganya " Kalo Lo kangen sama gue temui gue dimasa lalu Lo. Karna gue ada disana sebelum Lo menghadirkan dia dicerita kita"

" Dan Lo gak akan menemukan kebahagiaan yang sama pada sosok yang berbeda. Setiap orang punya hangat peluk masing-masing. Punya rasa nyaman tersendiri. Oleh karena itu yang hilang ga akan bisa digantikan sama seribu yang datang."

" tapi gue kangen Lo El. Gue pengen Lo kembali kayak dulu " pinta Ravin dengan nada sendu.

" Ga bisa Vin. Kangen Lo ga bisa gue bales. Dan kembalinya gue cuma ada dalam mimpi Lo. "

" Kenapa ga bisa? "

"Karena ada hati yang harus gue jaga"

Deg!

Ravin tersenyum miris, mulutnya tak mampu berkata apapun. Seakan kelu lidahnya. Ingin rasanya ia berteriak bahwa ini hanya mimpi. Namun ini memang kenyataan yang harus ia hadapi.

" Gue harap Lo bisa nerima kenyataan. Dan semoga lo bisa nemukan perempuan yang bisa membahagiakan Lo, yang bisa ngerti keadaan lo. Maaf gue gagal sebagai kekasih terbaik buatLo. Gue permisi " pamit Elin pergi meninggalkan Ravin yang terdiam membisu

Gimana guys? Tertarik ga nih buat lanjut baca? Voment nya jangan lupa guys😚makasih. Sekian dari author

Nostalgia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang