1. Setelah membaca usahakan vote dan komen, sebagai bentuk apresiasi kalian pada author :)
2. Mohon maaf kalau ada typo, gaes. Dan tolong ingatkan jika kalian menemukan typo tolong dikomen, yahh.
3. Ini juga penting, gaes. Jangan lupa follow aku author biar semangat update dan supaya kalian nggak ketinggalan info penting.
4. Btw, ini cerita fiksi dan nggak ada kaitannya dengan tokoh.
WELCOME MY STORY ON WATTPAD
"Istirahatlah wahai raga, semesta tahu bahwa jiwa ini sedang tidak baik-baik saja"
~Septia Ambarwati~
*
*
*
*
*(Pov : Amira Khanza Latifa)
Mentari tersenyum seraya melukis indah semesta, menggambarkan sketsa kehidupan yang penuh bahagia.
Hari ini dimana hari ulang tahunku, dimana kenangan yang terukir bersama orang tuaku teringat begitu saja.
Rindu ini semakin tidak terbendung, jiwa meronta seakan egois dengan keadaan.
"Awass!" tuturnya.
"Astagfirullah," gumamku.
"Emang gue hantu, apa?" tuturnya.
"Maaf, Mas bukannya begitu," jawabku.
"Jangan panggil gue, Mas. Gue bukan siapa-siapa lo!" tuturnya.
"Ingin saja kucubit perutnya hingga meringis, kenapa pria itu selalu membuatku kesal," batinku.
"Ehh, ada apa ini?" tutur Pak Atmojo.
"Nggak ada apa-apa, Tuan," jawabku.
"Abang ada apa?" tanya Pak Atmojo.
"Nggak, Ayah!" jawabnya.
Pria itu pergi begitu saja setelah membalas pertanya Pak Atmojo.
"Maafkan, Andres yah!" tutur Pak Armojo
"Iya, Tuan lagian nggak ada apa-apa," jawabku.
"Kalo begitu saya pergi dulu. Assalamu'alaikum," tutur Pak Atmojo.
"Wa'alaykumussalam," jawabku.
Setelah sepeninggalan Pak Atmojo tiba-tiba bahuku terasa keras, kuputarkan kepala ke samping seketika aku kaget ternyata Bu Selly.
Cperrr!!!
"Awww sakit. Kenapa ,Ibu menamparku?" tanyaku.
"Dasar pelakor, jangan suka mengoda suami orang!" tuturnya.
"Tid-tidak sama sekali, Bu. Saya hanya membalas salam tadi dan nggak lebih," jawabku.
"Apapun itu tetap saja jangan suka ngehasut suamiku," tutur Bu Selly meninggalkanku.
"Hiks hiks ada apa lagi ini Allah," gumamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka yang Telah Usai
Teen FictionAmira Khanza Latifa yang menjadi korban broken home ini, seharusnya dia yang marah kepada Ayah dan Ibu yang telah membiarkannya hidup seperti ini. Tetapi, apalah daya dengan semua ini yang ada semakin memperburuk suasana saja. Bertempur melawan tak...