Amarah

15.7K 404 5
                                    

28 Januari 2015, pukul 18:17

Tahu rasanya dikhianati oleh orang terdekat kalian? Pacar? Sahabat? Oke, gue ngalamin itu semua. Dianggap remeh oleh pacar dan sahabat yang gue kira orang yang paling ngertiin gue.

"Lo pikir gue lelaki sebaik itu hingga menyia-nyiakan santapan lezat macam cewek lo? Haha. Mimpi Lo! Cowok mana yang gak akan suka liat cewek berbody seksi macam Jessica?"

"Bangsat!"

Bukk! Sebuah pukulan mendarat di wajahnya.

Ah tidak. Ini masih belum bikin gue puas.
Bukk! Bukk!

"Setan lo!"

Bukk!

"Alvin hentikan!"

Bayangan tadi sore masih terasa nyata kalo gue inget itu semua. Sumpah, gue pengen teriak saat ini juga. Ngelihat mereka bermesraan dan maen saat gue gak ada benar-benar memuakkan. Ngelihat mereka berpelukan, saling menggenggam tangan. Bangsat. Bajingan. Sialaan. Gue gak nyangka mereka bakal khianatin gue kayak gini. Selama ini gue pikir cewek sialan itu adalah cewek paling setia yang pernah gue temuin, atau bajingan yang ngakunya sahabat gue adalah orang paling asik buat numpahin suka duka di hidup gue. Nyatanya munafik. Shit. Teman macam apa yang bisanya nusuk dari belakang? Selingkuh sama pacar gue sendiri?

Setidaknya tadi bajingan itu sempat dapat beberapa pukulan dari tangan yang sekarang lebam, yah walau gak sebanding dengan rasa sakit yang mereka buat, tapi gue puas. Peduli setan dengan cewek muna yang sok ngebelain si Doni bajingan itu. Pergi saja kalian ke neraka. Gue gak butuh kalian.

Foto kami bertiga yang terpajang di meja kamar kini tergeletak menyedihkan.Gue bahkan lupa kapan bingkai kacanya hancur di pojok sana. Foto kami dengan posisi Jessica di antara gue dan Doni. Haha. How Pathetic. Bahkan sampai dua jam lalu wajah mereka masih tampak hangat dan baik hati di foto itu. Entah kenapa sekarang mereka terlihat sebagai iblis yang sedang menertawakan keadaan gue di sini.

Jessica, wanita itu telah berhasil membuat hati dan jiwa ini tertambat padanya. Sepertinya kemarin gue masih rela mati untuk cewek itu. Bisa-bisanya dia berakting sebagus itu hingga dia kelihatan seperti gadis polos sungguhan.

"A... aku belum pernah ciuman."

"Oh ya? Barusan kan kita ciuman?"

"Ma... maksudku itu yang pertama."

"Kalau begitu, mulai sekarang kita akan sangat sering melakukannya."

Dua tahun lalu, saat rona merah itu berhias di pipinya. Gue merasa jadi lelaki paling beruntung di dunia. Menjadi pacar seorang gadis yang belum pernah berciuman sebelumnya? Belum pernah pacaran? Bahkan masih polos saat diajak melakukan hal-hal yang sepele, namun menjadi begitu indah bila dilakukan dengannya yang tak tahu apa-apa, membuat gue merasa begitu yakin untuk menjadikannya pelabuhan terakhir dalam petualangan asmara yang gue jalani.
Sungguh ironis, gue yang terbiasa berganti wanita, mempermainkan hati wanita, justru sekarang malah disakiti olehnya. Atau, inikah yang disebut karma? Sungguh menyedihkan.

"Jangan sakiti Doni! Aku yang salah Vin, pukul saja aku!"

Suara Jessica masih terngiang saat dia malah membela si brengsek itu. Setelah ketahuan selingkuh dia malah membela selingkuhannya? Bajingan. Drama macam apa ini? Setidaknya di film, tokoh wanita akan pura-pura membela diri dan bilang kalau pacarnya salah paham. Lalu Jessica?

"Aku emang udah lama berhubungan ma Doni. Aku gak bilang soalnya aku takut nyakitin kamu."

Anjing. Memangnya dia pikir sekarang dia gak bikin hati gue sakit? Cewek pelacur.
AARRRGH!

Gue muak membayangkan wajah cewek itu yang dengan gaya polos dan munafiknya beralasan untuk kebaikan gue. Takut nyakitin. Sialan. Semuanya begitu memuakkan hingga pecahan kaca yang menusuk telapak tangan ini tak terasa menyakitkan sama sekali. Gue mencoba mengambil pecahan kaca dari cermin yang tadinya utuh, dengan potongan kaca yang lebih besar dari telapak tangan gue kemudian menggenggamnya kembali. Masih sama. Sakitnya tak terasa. Luka yang ditorehkan oleh mereka di hati gue lebih sakit lagi hingga kelopak mata ini pun basah.

Gue cengeng? Iya. Bahkan seorang lelaki butuh menangis untuk melampiaskan kesedihannya yang telah sampai di batas yang mereka yakini pantas untuk menangis.

Selamat Jessica. Kalau bikin hidup gue hancur adalah tujuan lo, maka lo udah berhasil bikin gue hancur hingga berkeping-keping.

***

truthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang