part7

28.3K 2.3K 239
                                    

Nasib sial menimpa Allard karena sekarang anak nakalnya benar-benar marah padanya. Ardan, anak itu tidak mau bicara dengannya. Sejak bangun tidur mengacuhkannya. Bahkan tidak meliriknya sedikit pun. Allard kesal, tentu saja, dia tidak suka diabaikan oleh putranya. Walau pun memang kesalahannya sendiri yang sudah memarahi anaknya.

Sekarang Ardan berada di taman belakang. Bersama Ben yang setia berada di sampingnya. Sejak tadi hanya melamun, Ben bahkan tidak tahu apa yang tuan mudanya pikirkan. Padahal tuan besarnya berada di dalam, tapi tuan mudanya malah berdiam diri di taman. Allard sengaja bekerja dari rumah, dia menemani Ardan tidur hingga anak itu bangun dan mengabaikannya.

Ben hanya mendapatkan perintah dari Allard untuk menemani tuan mudanya yang ingin ke taman. Mengingat Ardan sedang marah padanya. Jadi Allard meminta Ben, kepercayaannya.

"Bang, gue mau berenang. "

"Anda tidak boleh berenang tuan muda. Ini sudah sore, tuan besar bahkan sudah memerintahkan anda untuk masuk. "

"Yaudah, ambilin susu, gue haus.. "

Dengan bodohnya Ben benar-benar pergi untuk mengambil permintaan tuan mudanya. Hei, sejak kapan Ardan suka susu? Dia sudah lama berhenti minum susu.

Ardan tersenyum, dirinya mulai mendekati kolam yang berada di hadapannya. Dengan perlahan kakinya ia masuki ke dalam air bersamaan dengan tubuhnya yang mulai ikut basah. Seperti dugaannya, air kolam yang menyegarkan. Ardan mulai berenang dengan begitu lincah. Ardan pintar berenang dan main basket. Anak itu pintar dalam segala hal dan salah satunya adalah berenang.

"Ardan. "Panggil Arion dengan nada dinginnya. Terkejut melihat adiknya yang berenang di sore hari begini. Siapa yang mengijinkannya? Dan kenapa anak nakal ini sendirian di taman?

"Apa? "Sahut Ardan. Tidak tahu kalau abangnya sedang marah.

"Siapa yang mengijinkanmu berenang? Cepat naik! "Perintah Arion.

"Bentar! 20 menit lagi! "Teriaknya lalu kembali menyelam.

"Naik sekarang atau abang yang akan menyeretmu. Cepat naik, Ardan. "

Ardan mendengus. Keluar dari kolam dengan tubuhnya yang basah, wajahnya tertekuk menahan kesal karena ulah Arion.

"Bacot banget sih lo! Ganggu orang aja! "

"Ucapkan itu sekali lagi. "Titah Arion.

Ardan mendumel tanpa suara. Terlihat sekali kalau anak itu benar-benar kesal akibat Arion yang mengganggu acara berenangnya. Menurut perasaannya Arion itu adalah abangnya yang entah mengapa bisa membuatnya ketakutan. Jika Arion sudah memberi perintah, rasanya seperti dia disuruh untuk  mematuhinya.

"Tuan muda, ini susu yang Anda minta. "

Arion menatap Ben dingin. Sedangkan Ben terkejut melihat tuan mudanya yang basah kuyup. Sepertinya dia akan terkena masalah kali ini.

"Ke mana saja kau? "

"Tuan muda meminta saya mengambilkannya susu tadi, maafkan saya, tuan. "

"Lain kali jangan meninggalkan adikku sendirian. "Tegas Arion, lalu merebut gelas susu itu dari tangan Ben.

Arion menghampiri Ardan, memakaikan bathrobe pada tubuh adiknya itu dan memberikan gelas di tangannya pada Ardan. Anak itu langsung saja menatapnya kebingungan.

"Minum. Habiskan. "Titah Arion.

"Ngga mau, ngga suka! "

"Cepat minum Ardan. Jangan memaksa abang untuk bertindak kasar. "Tekan Arion lagi.

"Heran gue. Nggak si Allard, nggak lo, suka banget maksa orang! "Kesal Ardan, namun ia meminum susu itu hingga habis. Hangat, cocok sekali dengan dia yang sedang kedinginan.

Ardana Abiputra [Lengkap Di Pdf]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang