Prolog

5 0 0
                                    

"T-tunggu, Bu Maria, tunggu...!" Pekik Natasya sembari mengejar dosen manis di depannya.

"Shh!! Jangan keras keras!" Bu Maria berbalik sembari terengah engah mengambil nafas. Peluh keringat bercucuran di dahinya.

"M-maaf Bu, saya sudah tidak kuat," jawab Natasya sedikit tersengal.

"Ibu juga tidak kuat Sya, tapi kalau kita menyerah di sini anak anak bisa dalam bahaya,"

Natasya mengangguk pelan sembari menelan ludahnya. Ia berusaha mengambil nafas perlahan sembari berusaha mencerna apa yang telah ia alami sebelumnya. Degup jantungnya berdegup keras di tengah heningnya malam. Bau amis samar samar tercium dari arah mereka datang, koridor remang dengan sedikit penerangan.

"KYAAAA!!!!" pekik ketakutan mengagetkan Bu Maria dan Natasya. Mereka saling menatap dengan mata terbelalak.

"Sya, kamu cari bantuan! Biar ibu kembali ke sana dan berusaha menolong yang lain!" Kata Bu Maria sembari menggertakkan giginya.

"Tapi Bu.."

"Tidak ada tapi tapi!" Bu Maria memotong perkataan Natasya.

"Bu, tolong fikirkan baik baik, ibu tidak akan bisa mengubah keadaan meski ibu Kembali ke sana!" Ucap Natasya sembari membetulkan kacamatanya. "Ibu hanya akan menjadi korban, lebih baik kita berdua mencari bantuan untuk menyelamatkan yang lain!"

"Ibu paham Sya! Tapi ibu tidak bisa meninggalkan mereka ketakutan di sana!" butir air mata terlihat mulai mengumpul di kedua bola mata Bu Maria.

Melihatnya Natasya tersenyum kecut.

"Ah... kali ini saya harus mengakui, perkataan Pak Danu tentang ibu ada benarnya juga."

"Ha??" tanya Bu Maria

"Pak Danu berkata.." ucap Natasya perlahan sembari membetulkan letak kacamatanya. "Ibu terlalu baik, maka dari itu..,"

"Ya?"

Bugh!!

Tanpa basa basi Natasya memukul tengkuk Bu Maria dengan pinggiran telapak tangannya.

"Maafkan saya bu, saya hanya menjalankan saran Pak Danu," ucapnya lirih. Ia memapah Bu Maria yang tidak sadarkan diri menjauh dari lorong.

Natasya menghela nafas perlahan, Ia mulai memikirkan beberapa kejadian aneh yang sering ia lalui akhir akhir ini. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa dengan seluruh kejadian yang sangat di luar nalar. Mungkin, semenjak ia bertemu dengan orang tersebut. Seseorang yang benar benar menghancurkan cara pandangnya melihat dunia, seseorang yang mengenalkannya pada dunia baru. Dunia yang jarang diketahui oleh manusia biasa. Dunia yang diselimuti oleh tabir misteri. 

Ya, semuanya dimulai pada hari itu....

Sleepless NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang