Dasi 1 Februari 2021
Tema: Kurap
Majas: simileKeyword:
✓ Panas Gatal
✓ Api Membara
✓ Sempak Burik
✓ Menggeliat Tak Tentu
✓ Kulit BeningMatahari meninggi meninggalkan pagi yang sejuk, dan tergantikan oleh hawa panas layaknya api membara. Para petani mulai berbondong-bondong mencari tempat teduh untuk bernaung sekaligus melepas lelah. Ada yang berteduh di bawah pohon bambu, atau di gubuk kecil yang dibangun di sekitar persawahan.
Layaknya petani lain, Japri pun melakukan hal yang sama. Ia memilih berteduh di bawah pohon bambu beralaskan rumput hijau. Di sana sang istri sudah menunggu dengan sebuah rantang susun berisi makanan, dan juga sebotol air putih.
"Kamu masak apa, Dek?" tanya Japri sambil mengambil tempat duduk di samping istrinya, Siti.
Siti menata rantang di depan Japri, "Masak sayur asem mas, sama tempe goreng."
Japri mengangguk, kemudian mulai memakan makanan yang dibawa oleh Siti. Sebagai istri yang baik, melihat suami berkeringat, Siti berinisiatif menyeka kening suaminya.
"Mas, kurapnya kok tambah parah?" Siti menelengkan kepala meneliti bagian samping leher Japri. Di sana ia melihat kulit memerah suaminya sedikit melebar. Siti sudah berulang kali mengobatinya, tapi hasilnya nihil. Segala salep kulit, serta obat tradisional malah tak berpengaruh. Ia sudah bosan mendengar suaminya mengeluh panas gatal di area kepala, dan tengkuk.
"Apa jangan-jangan kurapnya bertambah parah gara-gara mas pake sempak burik?"
"Ga ada hubungannya, Siti!" Japri langsung menelan makanannya kemudian menatap heran istrinya. Sempak dipakai di bawah, kurap di atas!
Jangan-jangan istrinya itu berpikir ia memakai sempak lewat kepala, jadi kuman di sempaknya tertinggal di kepala. Setelah itu, para kuman menggeliat tak tentu arah, dan berakhir membangun koloni di sekitar kepalanya. Kepala sudah padat penduduk, para kuman membuat koloni baru di tengkuknya.
"Besok ke Mantri Gunawan aja ya, Mas? Aku ingin melihat kulit bening Mas seperti dulu kita pacaran. Kangen loh, sama kegantengan Mas."
Japri hanya mengangguk mengiyakan. Apapun yang diperintahkan istrinya, di-iyakan saja biar cepat kelar urusan. Perut lapar tak bisa ditunda, masalah kurap nanti saja.