AF-1

800 75 11
                                    

Annyeong uri chingu:)


_____________________

Langit mulai menghitam siap untuk menumpahkan pasukannya. Namun, gadis itu tak ingin beranjak dari pemakaman kedua orang tuanya.

" Sa yuk kita pulang." Ajak Mina sahabat Lisa.

Lisa mulai bangkit dan berjalan mendahului Mina dengan pandangan kosong, ia masih sangat terpukul oleh kematian kedua orang tuanya yang mendadak, padahal hari ini ia akan membawa kabar baik dengan di terimanya ia di salah satu perusahaan besar.

Namun saat di perjalanan pulang ia mendapat kabar bahwa kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan tunggal.

Mina menyamakan langkahnya dengan Lisa. " Sa, lo tinggal di rumah gue aja ya, mama sama papa gue seneng banget kalo lo mau tinggal di rumah gue."

" Makasih Na atas tawarannya, tapi gue gak bisa, gue bakalan ikut bibi gue." Ucap Lisa dengan tidak bersemangat.

" Kapan lo berangkat?" Tanya Mina.

" Malam ini gue bakalan ke sana." Lisa menghela nafasnya dan menatap Mina.

" Makasih udah jadi sahabat gue yang baik, gue gak akan lupain kebersamaan kita, pasti gue bakalan kangen sama lo." Mina menatap Lisa dengan sendu.

" Tapi janji ya kapan-kapan kita meet." Ucap Mina, Lisa menganggukkan kepalanya ragu dan memeluk Mina untuk terakhir kalinya.

" Gue duluan, lo ati-ati di jalan." Ucap Lisa dan memasuki pekarangan rumahnya yang lumayan besar. Mina menatap punggung Lisa yang telah di telan pintu dengan sendu, ia pun memutuskan untuk pulang juga.

Lisa sudah siap dengan koper yang berisi pakaiannya, kini ia tengah menunggu pesawatnya, ia akan tinggal bersama bibinya yang ada di Rusia.

Drettt drettt

Lisa merogoh saku jaketnya dan mengambil handphone nya, ia melihat ada panggilan masuk dari nomor bibinya.

"Hallo Lisa."

"Iya bi?"

"Kamu udah mau berangkat? Kalau udah biar bibi on the way ke airport."

"Iya bi, ini Lisa udah mau landing."

"Ya udah ati-ati ya, bibi kangen kamu."

Tut..

Panggilan di akhiri oleh bibinya, ia pun bergegas menaiki pesawatnya.

***

Selama berhari-hari ia terbang di angkasa, kini sampailah Lisa di Rusia. Ia sedang mencari keberadaan bibinya yang katanya sudah berada di bandara.

" Di mana bibi?" Ia berjalan menuju lobi dan sesekali melihat ke kiri dan kanan.

"Lisa.." panggil wanita paruh baya yang melambaikan tangannya pada Lisa.

"Bibi?."

" Ya, kau semakin cantik saja. sekarang jangan terlarut dalam kesedihan mu, karena ayah dan ibumu tidak ingin melihat putri cantiknya ini sedih, ayo tersenyum." Ana aka bibi nya lisa, mencoba untuk menghibur dan menguatkan gadis itu.

Lisa tersenyum memandang bibinya, yang di katakan bibinya itu benar ia tak boleh terlalu larut dalam kesedihan.

" Mari kita pulang." Ana merangkul lengan Lisa menuju mobil.

Lisa dan Ana berbincang-bincang dengan di selingi kekehan ringan. Mereka menuju ke Vyatskoye desa tua nan indah yang terletak di daerah Yaroslavl yang berjarak sekitar 300 km dari Moscow, meskipun desa namun fasilitas umum di sini sudah hampir lengkap seperti di kota.

" Bibi senang kau mau tinggal bersama bibi di sini." Ucap Ana dengan pandangan mengarah ke jalan.

" Karena tinggal bibi saja yang ku miliki." Ucap Lisa menatap ke depan.

" Jadi kalau kau punya kerabat yang lain, kau tak ingin tinggal bersama bibi." Ana menatap Lisa dengan raut wajah tak percaya.

" Iya, karena aku tak ingin bersama bibi ku yang paling cerewet ini." Lisa memalingkan wajahnya ke Ana dengan senyum mengejek.

Ana merotasikan matanya malas menatap Lisa " kau ini ya nakal sekali, aku ini tidak cerewet tapi banyak bicara." Ana tak terima dengan opini Lisa.

" Itu sama saja bibi." Ucap Lisa.

" Terserah kau saja." Ana mendengus dan kembali fokus pada jalan.

"Hahah, aku senang melihat raut kesal mu itu bi." Lisa terkekeh, dan tanpa sepengetahuan Lisa, Ana tersenyum simpul sambil meliriknya.

'teruslah tertawa dan bahagia.' batin Ana.

Sampailah mereka di rumah Ana yang tidak terlalu besar tidak pula kecil. Hanya terdapat beberapa rumah di sini, sekitar 40 rumah saja. Wajar saja hanya terdapat sedikit rumah karena daerah ini adalah daerah terpencil yang di kelilingi oleh hutan. Bahkan jarak rumah Ana dengan tetangganya itu sekitar 200 m tepat di sisi kanan, sedangkan sisi kirinya adalah hutan lebat.

Udara sejuk dan sangat asri yang tak akan di jumpainya di kota kini menyambut indra penciuman Lisa, ia sangat suka suasana ini.

" Ayo masuk." Ana membawakan koper Lisa masuk ke dalam. Lisa mengikutinya dari belakang, saat pertama kali masuk ia sudah di suguhkan oleh ruang tamu dengan interior klasik sehingga menambah kesan elegan pada rumah ini.

Ana menaiki tangga menuju lantai atas di mana terdapat satu kamar yang telah ia siapkan untuk Lisa. Ana hanya tinggal sendiri ia adalah janda tak beranak, sehingga dengan kehadiran Lisa membuatnya bahagia karena bisa merasakan merawat anak.

" Nah ini lah kamar mu." Ana membuka pintu kamar Lisa. Lisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar yang berwarna putih gading dengan lampu-lampu kecil berwarna-warni menghiasi dinding.

" Apa kau suka? Bibi tidak tau selera mu seperti apa, jadi bibi menghiasnya dengan insting saja." Ucap Ana.

Lisa menatap ke seluruh ruangan kamarnya. " Aku suka bi, aku jadi betah berlama-lama di kamar nantinya, hehe." Kekeh Lisa.

" Syukurlah, kalau begitu mandilah dan istirahat, besok kita akan berbelanja ke pasar." Ana mengelus kepala Lisa sebelum meninggalkannya.

Lisa merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia menatap langit-langit kamarnya.

" Semoga di sini aku bisa lebih baik lagi." Ia pun bangkit untuk menyusun barang-barangnya. Setelah semuanya beres ia pun bergegas untuk mandi.











.
.
.
.
.
.
.
.

Alhamdulillah akhirnya bisa up. mohon di koreksi jika ada kesalahan, kay author masih amatiran:v

Makasih buat yang udah baca, dan jangan lupa tinggalkan jejak, supaya lebih semangat nulisnya😊❤️

Academy Laforia ||(Lizkook)||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang