semenjak kejadian di perpustakaan waktu itu, winter menjadi kurang fokus. membuat ryujin dan somi saling pandang satu sama lain, dibuat bingung.
"winter, lo kenapa? dari tadi gue perhatiin lo kayak ga fokus" tegur ryujin.
"iya tuh, kebanyakan bengong juga, lo ga habis liat setan kan?" sahut somi bertanya.
winter menoleh ia tersenyum canggung, "ngg.. gapapa kok, gue cuma kepikiran masalah buku doang" bohongku.
"bener? tapi ya ga mungkin itu, seinget gue seberat-beratnya masalah yang lo dapet ga sampai bikin lo bengong bengongan gini" kata ryujin lagi. aku speechless. sedetail itu ia mengenalku.
tapi itu memang kenyataannya sih.. sejauh ini ga ada masalah yang berat juga yang aku jalani. paling cuma masalah soal fisika.
aku menghela nafas, mencoba menceritakan hal tadi, "waktu lagi keliling nyari buku, aku ketemu buku ini kan" aku pun menunjukkan buku yang aku ambil tadi. "terus waktu ngambil ada tangan lain juga yang mau ngambil, otomatis tanganku ke pegang sama dia" intonasi suara ku mulai ku pelankan, "terus kalian tau? tiba-tiba ada potongan kejadian kecelakaan yang aku liat, yang kecelakaan itu orang yang barusan ga sengaja pegang tanganku," lanjutku.
bisa ku lihat wajah mereka tampak kaget, seperti tak percaya apa yang aku katakan barusan.
"percaya ga percaya itu terserah kalian sih" kataku lagi.
"tapi kok.. menurut gue itu beneran?" kata somi, diangguki ryujin. aku mengernyit.
"kenapa percaya?" tanyaku.
"kalau ga salah waktu itu gue mimpi soal anak cowo yang ketabrak bus, lo liat hal itu? btw kecelakaan nya di perempatan deket sekolah" kata ryujin.
aku otomatis membelak tak percaya, "iya itu yang aku liat tadi!" pekik ku.
"gue juga mimpi itu dua hari yang lalu" timpal somi.
kami saling berpandang, seolah bertanya-tanya apa maksud dari semua ini.
tak lama ada murid laki-laki yang berjalan melewati meja yang aku duduki bersama ryujin juga somi, tapi laki-laki itu berhenti lalu berbalik.
"eh, lo kalau ke toilet nanti ajak temen aja" katanya padaku, aku yakin itu di tunjukan untukku karena matanya menatapku saat berbicara tadi.
aku mengangkat satu alisku, "ngapain? gue kan bukan anak kecil yang harus di temenin" balasku ketus.
"ck, terserah mau lo ikutin atau ga. gue cuma ngasih tau," jawabnya, lalu langsung melongos pergi.
somi langsung menatapku penuh selidik, "lo kenal dia? kok tiba-tiba nyuruh gitu?" tanya nya.
aku menggeleng, "ga tau, oh iya dia orang yang aku bilang waktu ga sengaja pegang tanganku tadi" kata ku.
"anjir ganteng cuy!" seru ryujin.
"lo cogan doang pikirannya, heran gue" celetuk somi.
"biasalah, kayak ga tau ryujin" sahutku, sang empu pun hanya cengengesan.
ryujin mengecek jam di ponselnya, "eh udah jam tujuh lebih nih, balik ke kelas aja yok" katanya.
aku refleks melihat ke arah jam dinding di perpustakaan, benar katanya sekarang sudah jam 07.00
"iya lanjut di kelas aja," sahut somi sambil membereskan bukunya.
aku pun mengangguk sambil mengambil buku catatanku. selesai dengan urusan membereskan buku kami bertiga langsung beranjak menuju kelas.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀"laper nih, anterin gue sarapan ke kantin dong mumpung masih belum jam" pinta somi padaku.
aku melihat ke arah jam, 07.05 masih ada waktu. aku pun mengangguk lalu mengantar somi menuju kantin.
di perjalanan, ada orang yang tak sengaja menabrakku, namun tunggu potongan kejadian aneh seperti sebelumnya muncul lagi
...
"duh pake jatuh segala lagi!" gerutunya, ia berniat putar balik untuk mengambil gantungan kunci berbentuk kelinci yang merupakan hadiah dari sang adik kesayangan.
namun saat ia sudah mendapatkannya, sebuah mobil berlalu begitu saja dengan kecepatan tinggi membuatnya tertabrak hingga terpental.
...
"aduh maaf gue buru-buru"
kesadaranku kembali, saat aku melihatnya ternyata dia sudah lari menuju ruang guru, cukup jauh dan aku malas mengejarnya tapi aku ga akan biarin dia kecelakaan.
"nter?" somi menepuk pundakku membuatku menoleh padanya.
"eh kenapa?" tanyaku.
"kok bengong? pikirin apa lagi?" tanya balik somi.
"ah- gapapa, nanti aja aku ceritain, sana beli rotinya dulu" kataku sambil mendorong pelan tubuhnya untuk memasuki area kantin.
pikiranku kembali teringat akan kejadian tadi. bagaimana bisa aku melakukannya lagi? aku kira yang di perpustakaan tadi tak sengaja terjadi begitu saja ternyata itu kejadian lagi tadi.
semoga itu yang terakhir.
"udah nih, yuk balik" kata somi membuyarkan lamunanku.
"e-eh ayo"
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
-to be continued-yokk voment yok voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
Short Story𝐊orean but like a 𝐋ocal lowercase!area aku winter, si gadis yang di cap judes oleh orang-orang. hidupku awalnya cukup tentram tapi makin ke sini rasanya hidupku berubah banyak. beberapa orang asing datang ke dalam kisah ku, dan membuat hidupku ber...