[5] Daddy dan Mommy

490 48 15
                                    

❗WARNING❗
Penggunaan Sudut Pandang Orang Ketiga
[Pengarang Bercerita]

SEBUAH kalung berbandul tulisan 'Trustha' menjadi objek yang menarik untuk dipandangi oleh seorang pria berusia lebih tua dari Antariksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBUAH kalung berbandul tulisan 'Trustha' menjadi objek yang menarik untuk dipandangi oleh seorang pria berusia lebih tua dari Antariksa.

Dengan sedikit ragu, ia mulai memberanikan diri, mengusap lembut pucuk kepala remaja yang kini sedang menyelami mimpinya.

"Kamu tumbuh dengan baik Nak. Tampan seperti Daddy. Maafin Daddy ya, Daddy baru bisa menjemputmu setelah sekian tahun lamanya."

Pria itu buru-buru mengusap lelehan air mata yang jatuh membasahi pipinya, ketika remaja itu mulai merengkuh kembali kesadarannya.

Hal pertama yang dilihat Trustha adalah kilau cahaya dari lampu yang menyala, netranya bergulir, menatap seluruh sudut tempat yang ada di sekitarnya.

Ruang bercat hijau pucat, dengan satu bingkai foto berisi gambar seorang wanita yang diapit dua orang pria, salah satunya sangat ia kenali. Foto itu menjadi objek pertama yang menyita perhatian Trustha.

"Mas Faiz?" lirihnya, sebelum ia dikejutkan dengan sebuah tangan yang mengusap lembut kepalanya.

Trustha spontan menghindar, ia meneggakkan punggungnya tiba-tiba, hingga membuat pening kembali menjalari kepalanya.

"Siapa Lo? Dan di mana Gue?" tanyanya dalam mode defense.

Lelaki itu tersenyum, dia telah menduga bahwa hal inilah yang aan terjadi setelah putra bungsunya sadar.

"Tenang Nak. Kamu aman, kamu ada di rumah sekarang."

Trustha mengernyit, dia bingung.

"Ini bukan rumah Gue. Dan Gue gak kenal siapa Lo!"

"Nak, ini Daddy. Daddy Saguna, kamu ingat kan?"

Trustha menukikkan alisnya tajam, menciptakan kernyitan yang semakin kentara di dahinya, bersamaan dengan kepalanya yang kian berdenyut nyeri.

Kediaman Trustha, menjadi kesempatan Saguna untuk bercerita mengenai peristiwa naas yang dulu sempat dialami putra bungsunya ini.

"Sewaktu kamu umur satu tahun, Daddy, Mommy, dan kakak pergi ke Jepang, dan ninggalin kamu sama Bibi pengasuh di rumahnya. Daddy enggak tahu kalau hal itu akan menyebabkan kami kehilangan kamu, Nak."
Saguna mengusap air yang menggenang di pelupuk matanya.

"Karena setelah kami kembali, rumah Bibi pengasuh sudah hangus terbakar, dan warga di sekitar bilang, tidak ada korban jiwa di sana. Kamu menghilang, Nak."

MY ANTARIKSA FAMILY [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang