Everything

169 39 5
                                    



YEONBIN
- 2020 -

¤ ¤ ¤ ¤ ¤







Kembali pada keseharian si pemuda kelinci yang doyan memandangi kekasih hati.

Tak pernah puas barang sedetik, seolah tiada lagi hari. Seolah sang kekasih akan pergi, suatu hari. Meninggalkannya seorang diri.

Takut.

Selalu.

Soobin tak memiliki siapapun selain sang kekasih. Ia hidup sebatang kara sejak 4 tahun lalu.

Kedua orang tuanya pergi lebih dahulu, akibat kecelakaan pesawat bersama paman dan bibinya.

Nasib baik masih berpihak padanya. Aset dan segala harta ada ditangannya, namun tak mungkin ada tuk selamanya.

"Melamun hum?" tanya Yeonjun sembari mengapit hidung Soobin. Membuatnya tak bisa bernafas.

"Yak. Aku tidak bisa bernafas huah."

"Salah siapa?"

"Iya aku! Puas."

Terdengar kekehan kecil, khas dari Yeonjun.

"Jangan melamun hal yang tidak berguna Bin. Kecuali melamun tentang masa depan kita."

Soobin terkejut bukan main. Wah kekasihnya baru saja menggombal ya? Kok terdengar cringy.

"Kak kamu ketempelan setan ya dari makam?" panik Soobin sembari mengguncang tubuh kekasihnya itu.

"Engga bodoh."

"Kok aku dikatain bodoh?!"

"Emang kan? Bodoh, gemuk, cerewet, manja, ngeselin, sok-sok'an,.."

Sebelum Yeonjun terus menambah hinaan pada dirinya, Soobin langsung memotong kata-kata menyakitkan itu.

"Iya sudah putus saja denganku sana. Cari penggantiku, seperti Ryujin atau Yeji. Mungkin bisa yang seperti Mbak Irene red velvet. Sana pergi."

"Ogah sih. Mereka gak gemuk, gak cerewet, ngga bodoh, nggak manja, nggak ngeselin dan nggak baperan kek kamu."

Soobin melotot pada Yeonjun yang jatuhnya menggemaskan.

Selalu saja, kekasihnya itu seperti ini.

Sebal!

"Tauk lah. Ngambek."

"Gak papa sih ngambek daripada kamu sedih-sedihan. Gak cocok ew."

"Ew juga sama cowo tsundere ngeselin."

"Tapi kamu sayang."

"Iya aku doank yang sayang, kamu ngga."

"Siapa bilang?"

"Aku barusan."

"Padahal aku sayang kamu."

"Bullshit kak. Tau bullshit gak?"

"Engga."

"Makanya belajar donk. Gitu aja gatau."

"Gak guna belajar kata-kata kasar. Buat apa? Gak masuk dalam sidang skripsi juga. Kalau kata-kata kasar bisa bikin aku lulus mudah dalam sidang sih, aku gaperlu belajar deh sampai mampus."

"Ck. Sebel punya pacar jenius tuh, capek ya."

"Siapa suruh suka?"

"Aku. Udah ah, kan aku lagi ngambek."

"Roti tempat kak Younghoon yuk?"

"CALL!"

Soobin langsung bangkit dengan senyuman manis terpatri kembali.

Yeonjun terkekeh gemas.

Mudah membujuk kelinci gemuk yang tidak lain adalah kekasihnya.


* * * * *

"Lama juga loh kalian gak pernah kesini?" ucap Changmin tunangan Younghoon.

"Sibuk skripsi kak, si gemuk juga doyan ngambek jadi males jalan keluar. Ini aja kesini karena dia hampir meledak tadi." cibir Yeonjun menjawab Changmin karena Soobin asik mengunyah.

Matanya di pelototkan kearah Yeonjun, pertanda ia kesal dengan ucapan kekasihnya.

"Padahalkan Soobin satu fakultas sama Eric, iya ga sih?" tanya Changmin seolah mengingat.

"Iya, tapi anaknya sibuk main sama Sunwoo terus. Katanya nemenin kak Juyeon sama Hyunjae pacaran terus gitu."

"Oh iya. Pantes gak pernah diajakin kesini."

"Eric siapa? Sunwoo siapa?" tanya Yeonjun.

"Te.." belum sempat Changmin menjawab, Soobin sudah menyela.

"Mantan gebetan."

"Oh."

"Kak Changmin kalau mereka berdua kesini titip salam. Soobin udah jarang ketemu soalnya."

"Loh kalian gak kontakan emangnya?"

"Gak dibolehin chat cowo lain. Ada yang posesif. Ewh." jawab Soobin sembari melirik kearah Yeonjun.

Dan direspon dengan gedikan bahu.

Candaan terus berlanjut hingga tak terasa sudah larut.

Yeonjun yang pertama meminta izin pulang dari cafe sekaligus toko roti tersebut.

Sembari menyeret Soobin yang masih merengek ingin tetap disana. Belum puas berbincang katanya.

Padahal yang dilakukan hanya menyindir Yeonjun setiap saat.

"Mereka kaya kita dulu ya Kak." ucap Changmin saat tunangannya datang tiba-tiba dan memeluk bahunya.

"Ah engga tuh. Romantis kita, mereka masih setara amuba. Noob banget."

"Ngatainnya bisa banget."


* * * * *

Yeonjun kemabali mengulum senyum. Lagi-lagi Soobin selalu tertidur saat perjalanan.

"Pantas cepet gemuk. Habis makan tidur. Dasar ndut." monolog Yeonjun yang mengangkat perlahan tubuh Soobin.

Memasuki rumah Soobin. Agak sedikit kesusahan membuka pintu yang terkunci.

Membuat Soobin yang tertidur dalam gendongannya terusik dan bangun.

"Tidur lagi." ucap Yeonjun yang sadar.

"Kamu nginep."

"Aku ada tugas buat makalah."

"Hungh.."

Yeonjun mengecup kedua mata Soobin begitu sampai dikamar merebahkan tubuh berisi itu.

"Tidur."

Soobin menurut. Ia sebenarnya ingin sekali Yeonjun menginap malam ini. Tapi kantuknya sudah berat, tak bisa berdebat.

Hingga keesokan harinya.

Ia sadar.

Dengan senyum mengembang. Mengeratkan pelukannya pada tubuh yang lebih tua.

"Mandi sana." suara serak dan berat milik Yeonjun tak diindahkan Soobin.

Ia malah menyamankan posisinya dalam memeluk.

Kekasihnya benar-benar menginap.

"Makasih."

"I'll give you everything what you want." jawab Yeonjun mengecup puncak kepala Soobin.

Pemuda itu tak perlu kata-kata manis penuh akan bualan semata, afeksi kecil Yeonjun sudah cukup membuat gelora bahagia.



# # # # #






Seikhlasnya_

Thank you ~ next

YeonBin'20 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang