Is There a Chance?

125 33 5
                                    



YEONBIN
- 2020 -

¤ ¤ ¤ ¤ ¤








Kelamnya malam menemani kegundahan.

Meski didampingi ribuan bintang, rasanya tak cukup membuat tenang.

Sekelilingnya redup meski cahaya tak sedikitpun surup.

Masih dengan perasaan yang sama. Yeonjun menepati ucapannya pada Soobin yang mana adalah janji saat berpacaran pertama.

"Aku akan selalu disisimu."

Kata-kata sederhana namun mampu membuat porak poranda sosok yang terbaring, dikala itu.

"Kamu tahu. Selama ini aku selalu bilang padamu jangan bergantung padaku. Tapi pada akhirnya aku yang ketergantungan padamu. Bagai sebuah candu."

Yeonjun takut jika dia pergi meninggalkan Soobin suatu hari sebab keegoisannya.

Digenggamnya jemari ramping yang semakin kurus ditiap harinya.

Wajah pucat membuat gurat sendu diwajah nampak semakin pilu.

"Kamu bosan ya denganku? Kesal karena pacarmu ini monoton, tidak romantis, dan menyebalkan? Yang hobi body shaming padamu. Kamu boleh Bin marah padaku. Tapi tidak dengan menghukumku sedemikian."

Bening kristal yang semula hanya menetes kini membanjiri membuat sebuah anak sungai.

Pria yang selama ini terlihat kuat dan hebat. Kini jatuh tersendat. Menangis akan sarat.

Didalam sebuah pilu yang kian menjerat.

Yeonjun tak bisa melakukan apapun. Ia hanya mampu memohon pada sang pencipta untuk tak mengambil kekasihnya.

Setidaknya untuk saat ini.

Jangan. Yeonjun belum rela.

Mereka berdua belum cukup menghabiskan waktu indah bersama, belum saling mengerti datu sama lain lebih dalam.

Belum saling membahagiakan, bahkan belum sempat terikat janji suci dihadapan tuhan.

Yeonjun belum meminta maaf.

"Aku tahu semesta sayang padamu, makanya ia mencoba membawamu dariku pada sang pencipta. Tapi kumohon tinggalah sebentar lagi Bin. Aku masih ingin melihatmu merangkai bait puisi, menulis segala hal penuh kisah klasik. Yang kelak bisa menjadi sejarah."

"Kamu belum usai dengan semua ceritamu. Kamu bilang akan memuseumkan semua tulisanmu tentangku."

Kata-kata sang kekasih terus terputar didalam kepalanya. Setiap momen penuh makna namun kerap kali dihiraukannya.

Soobin demgan segala tingkah randomnya namun mampu menghadirkan garis tipis diwajah tegas setiap memandangnya.

"Dan kamu belum mendengar jawaban dariku."

Perihal jawaban. Yeonjun pernah berkata ia akan memberikan jawaban sebenarnya tentang perasaan.

Keduanya memang terikat sebuah hubungan kekasih. Namun secara sepihak.

Cinta selama bertahun-tahun ini hanya dijalani sepihak oleh yang lebih muda.

Kala itu Yeonjun memang menerima. Hanya karena rasa penasaran pada sebuah ombak indah yang menarik perhatian mata.

Siapa sangka pada akhirnya ombak itu menenggelamkannya pada lautan rasa penuh gelora.

"Ayo bangun sayang. Aku sangat mencintaimu. Itu yang ingin kau dengar selalu dariku bukan? Aku akan mengatakannya setiap detik jika kamu bangun. Bangun ya Bin. Kamu mau ketemu Beomgyu dan Taehyun kan? Aku akan ajak ke Belanda, kalau perlu kita tinggal disana. Aku turuti semua."

"Tapi hanya satu pintaku. Bangun. Kembalilah sayang."

"Tidak adakah sebuah kesempatan untukku?"

Yeonjun kembali menundukkan kepalanya sembari menggenggam erat tangan kekasihnya.

Bentengnya kembali runtuh, seluruh rasa didalam dada bergemuruh.

Sesak memilukan.

Hancur kembali sosoknya.

Sekian tahun hidup baru kali ini pemuda Choi yang diagungkan ribuan mata, berada di atas kasta.

Kini jatuh penuh derai air mata, dengan keadaan porak poranda.

"There is a chance."




# # # # #





Seikhlasnya...

YeonBin'20 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang