3.

55 8 1
                                    

"PAPIH LIHAT. ITU RUSA!" seru Zender

Kali ini Rayhan membawa kami ke taman safari, pantas saja dia sampai rumah masih sangat pagi.

"Mau coba kasih makan gak Zen?" Tawar Rayhan

Zender yang berada dipangkuanku seketika menciut ketakutan, menggeleng kepalanya menolak tawaran Ray. Rayhan membuka kaca mobil memberi makan wortel pada rusa yang menghampiri mobil.

Zender terlihat sangat bahagia bisa melihat secara langsung hewan-hewan yang biasanya dia lihat dari ponsel. Ini juga pertama kali aku datang ketempat seperti ini membawa Zender.

"Tadi kita udah kasih makan Rusa dan hewan yang lain. Sekarang gantian kita yang makan," ucap Ray

"Kita makan hewan yang tadi om?"

"Haah? Hahahaha. Engga dong sayang. Euumm... bagaimana kalau kita makan di Cimory?" Tawar Ray

Sebenarnya aku ingin sekali menolak tawaran Rayhan. Hanya saja aku takut membuat harinya yang baik ini menjadi buruk karena masalahku. Aku bingung berbuat apa-apa, hanya mengikuti kemana dan apa yang dia mau.

"Zender mau makan sendiri apa mau papih suapin?" tawarku

"Makan sendiri aja," Ucap Zender

"Bisa?" Tanyaku meyakinkan

"Eum," sambil mengangguk yakin

*Cekrek

"Eh," Hentakku, Reyhan memotret ku dengan Zender

"Ehehe.. sorry aku foto kalian tanpa bilang-bilang, biar candid gitu..," Ucap Rayhan

"Kamunya ga ada Ray. Pake kamera depan aja," Ucapku.

*Cekrek

Waktu begitu cepat berlalu, kami tiba dirumah pada malam hari. Hari ini sangat-sangat menyenangkan bagi kami. Zender tidur lelap dibelakang setelah menikmati hari ini dengan bahagia.

"Eum.. sampai juga dirumah. Ray, terima kasih banyak untuk hari ini," "Pamitku.

Rayhan mengangguk senyum, aku menoleh melihat Zender yang benar-benar nyaman dengan posisi tidurnya. "Terima kasih Ray sudah peduli dengan Zender. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi selain mengucapkan Terima Kasih," Lanjutku, aku melihat senyumnya yang tulus.

Ia melepaskan sabuk yang mengikat dirinya dan mendekatiku. Menyingkirkan rambutku yang menghalangi keningku lalu memegang pipi kiriku mengusap dengan ibu jarinya.

"Asalkan kamu dan Zender senang, aku juga senang. Aku mohon sama kamu, jangan terlalu dipikirkan Luke. Aku hanya ingin kalian merasakan apa yang aku rasakan. Aku ingin membagi kebahagiaanku dengan kalian." Ucapnya.

Aku sungguh tidak enak hati dengan kebaikan Rayhan, dia sangat baik dengan kami.

Aku merasa wajah Rayhan semakin dekat dengan wajahku, ia memejamkan mata dan memiringkan posisi kepalanya. Aku langsung menyadari perbuatannya sebelum terjadi.

"Ah.. eumm Rayhan," aku sedikit mendorong tubuhnya menjauh dariku. "Ini sudah malam, besok kita harus kerja. Zender juga besok harus sekolah," aku membawa Zender yang masih tidur.

"Eumm.. terima kasih banyak untuk hari ini Rayhan. Hati-hati dijalan." Pamitku

"Da..dah om~" Ucap Zender dengan suara paruh.

Tidak boleh, jangan sampai. Jangan sampai ini terjadi, aku tidak akan membuka hati untuk siapa pun. Tidak akan, aku hanya punya Zender dan tidak ada orang lain lagi yang akan masuk ke keluarga kecilku. Meskipun Dexter sekalipun, aku tidak akan membuka hati untuknya lagi. Aku tidak mau Zender juga terluka dengan kejadian itu.

ChancesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang