1.

148 19 4
                                    

"tapi... tapi ini terjadi karna kita saling mencintai Dexter," Luke menangis

"Kamu jangan asal omong Luke!, mana mungkin ini terjadi pada dirimu!. mustahil!" hentak Dexter.

"Aku.. aku gak asal omong Dexter, (hiks)" Luke sudah lelah berdebat dengan Dexter yang tidak percaya akan kebenaran ini. Luke frustasi sedangkan Dexter, pria yang memiliki tubuh ideal dan tingginya sekitar 180cm ini melihat remeh pada pria malang didepannya.

"Luke, dengar sekali lagi!. Gua benar-benar muak dengan tingkah lu yang seakan-akan ini kesalahan gua!,"

"Aku.. aku tidak menyalahkan kamu Dexter. Aku hanya butuh jawaban dari kamu dan tanggung jawab kamu," Luke memohon memegang kedua kaki Dexter. "aku pun tidak tahu jika akan terjadi seperti ini Dexter. Ini perbuatan kita berdua, aku hanya mau tanggung jawab dari kamu juga," menangis tersedak.

"Hei, dengar!," Dexter berjongkok dan menjambak rambut Luke yang terlihat kesakitan, "jangan pernah lu ucapin omong kosong itu lagi, gua gak akan segan buat bunuh lu. ngerti!" dia melepas jambakannya yang membuat Luke sakit. Sakit batin dan fisik. 

"Gua mau mengakhiri hubungan ini," Ucap santai Dexter

Luke yang mendengarnya tersentak, dia harus mengumpulkan tenaga untuk berdiri. Dia masih tidak percaya apa yang ia dengar barusan.

"a..apa?.." tanya lemah Luke.

"gua mau mengakhiri hubungan ini. gua capek jalanin hubungan ini secara diam-diam, apalagi gua mempunyai reputasi yang bagus dikampus ini. Lu cuma jadi masalah buat hidup gue kedepannya!," Ucap Dexter

"De...Dexter..."

"gua mau lu pergi dari hidup gua dan jangan pernah temui gua lagi. Dan masalah lu hamil, argh. bullshit!" Dexter meludah.

"sekali pun benar lu hamil, itu bukan hasil dari gua, siapa tau lu berhubungan dengan orang lain diluar sana tanpa sepengetahuan gua. Dasar murahan!," Dexter meninggalkan Luke sendirian dirooftop gedung kampus. Luke hanya bisa menangis menjadi. Dia bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang. 

"Kenapa tuhan?, kenapa baru sekarang engkau menunjukan sifat aslinya. kenapa?!," ia frustasi.

Kurang lebih dua jam Luke meratapi dirinya, dia mulai menerima kejadian ini, dia sudah merancang semua rencananya untuk kedepannya.

"Dua bulan lagi pergantian semester. setelah itu, aku memilih untuk keluar. Aku tidak mau membuat kegaduhan lagi, aku juga tidak mau membuat Dexter tidak nyaman akan kehadiranku disini. Tuhan, maafkan hambamu ini yang sudah menyalahkanmu, maafkan aku Tuhan."

Luke mengambil 3 hari kuliahnya untuk izin pulang kerumahnya yang berbeda provinsi. Selama perjalanan pulang, ia hanya bisa melihat foto-foto momen kebersamaannya dengan Dexter sejak kelas 3 SMA. 

***

"Pah, Mah. Luke mau bicara serius," Ia tidak tahan menahan air matanya. "Aku.., sulit mengumpulkan keberanianku untuk membicarakan hal ini,"

"Luke, pelan-pelan saja jangan terlalu dipaksa..." ucap ibunya

"Aku hamil Mah," potong Luke yang langsung melihat titik mata Mamahnya. Luke memberi selembar kertas bukti kehamilannya.

Ia pun menangis saat membacanya, setidaknya beban Luke berkurang sedikit. Setelahnya ia harus menyiapkan mentalnya melihat reaksi kedua orang tuanya. Hari terakhir dirumah ia harus balik ke kampus malam ini.

"Pah, Mah. Aku pamit," Ibunda Luke tidak bisa menahan air matanya lagi. Luke harus bersabar melihat reaksi ayahnya yang tidak memperdulikan keberadaan Luke. 

"Mah," Luke memegang kedua tangan mamahnya, "Setelah semester ini selesai, aku.., aku sudah punya rencana untuk tinggal sendiri aku akan mencari tempat tinggal sendiri,"

"jangan nak. Kami masih menerima kamu disini, kami juga butuh kamu disini," 

Luke menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tegar, "engga mah, engga. aku gak mau membuat kalian malu akan keberadaanku disini. Biar.., biar aku saja yang menanggung semuanya. lagi pula ini sudah tanggung jawabku mah," ia mencuim kedua tangan mamahnya.

"tidak naak..,"

"mah," Luke menatap mamanya, "mama harus percaya sama Luke. Luke bisa menghadapi ini semua. Ini sudah jadi jalan hidup Luke." ia menggenggam kedua tangan mamahnya, "nanti Luke masih main kerumah kok. Luke hanya butuh doa dari kalian."

Ibunda Luke memeluk erat dan menangis sejadi-jadinya didekapan Luke. Luke juga tidak bisa menahannya lagi, tetapi dia harus tegar agar kedua orang tuanya percaya dengan Luke.

***

"Luke, mukamu pucat. kamu sudah sarapan?" tanya salah satu temannya.

"i..iya gapapa, aku gapapa kok,"

"Luke lebih baik kamu istirahat disini saja, aku yang akan menjagamu disini,"

"a..ah tidak, aku gapapa kok. Ayo kita berangkat, sebentar lagi kelas mulai jangan sampai terlambat."

Ia bersama ketiga temannya berjalan menuju kampus, mau tak mau Luke harus melewati gedung kampus Dexter, ia berharap tidak berpapasan dengan Dexter.

"iiiiii itu dia pacar aku," bisik Dina yang centil pada telinga Luke. Temannya tidak mengetahui bahwa Luke dan Dexter pernah menjalani hubungan. "Liat deh Luke itu pacarku,"serunya. Luke melihat kearah yang ditunjuk temannya.

'Ah!. Dexter' benaknya. Ia terkejut melihat Dexter yang sedang jalan bermesraan dengan perempuan cantik. Ia melihat secara langsung Dexter mencium tangan perempuan itu mesra dan menghelai lembut rambut perempuan itu.

"De..Dexter" ucap pelan Luke

"ha. kamu..." ucap temannya terpotong

Luke merasa pusing tiba-tiba, badannya terasa sangat berat, penglihatan Luke buram dan semakin gelap.

BRUG

"Luke... Luke... Luke....." panggil suara teman-temannya yang semakin didengar semakin hilang.

-

-

-

-

-

YAYAYYYYYY THIS IS MY NEW STORY.

Kali ini, aku mencoba dengan cerita yang berbeda dan perdana aku buat certia MPreg ini. (DEG DEG AN BANGET!!!) >,<

SEMOGA LANCAR KEDEPANNYA! :)

yang terpenting,
SEMOGA KALIAN SUKA <3 :")

Sincerely,

       -  

(author cakep)

29082020

ChancesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang