Tay membenahi selimut Nanon lalu mengecup pelan dahi putra semata wayangnya itu. Setelah mematikan lampu utama dan menggantinya dengan lampu tidur yang temaram, Tay keluar dari kamar Nanon dan berjalan menuju dapur.
Ia membuka lemari penyimpanan koleksi minumannya dan mengambil sebotol Bourbon lalu menuangkannya ke dalam sebuah gelas pendek hingga setengah penuh. Kemudian ia beranjak meninggalkan dapur menuju balkon apartment-nya dengan membawa minuman beralkohol tinggi tersebut bersamanya.
Angin musim gugur yang berhembus perlahan tidak membuatnya menggigil. Tay menyesap minumannya lalu melemparkan pandangannya jauh ke depan, menatap jalanan yang masih tampak ramai dari balkonnya yang berada di lantai 7. Ingatannya pun kembali pada kejadian di restoran beberapa saat yang lalu.
<flashback>
"Tapi aku bukan ibunya, Mr. Vihokratana."
"Kalau begitu, maukah kau menjadi ibunya?"
"A-apa?!"
"Maukah… kamu menjadi ibu bagi Nanon?" Ucap Tay mengulangi pertanyaannya sekali lagi.
New menatap Tay tak percaya. Ia membuka dan mengatupkan mulutnya beberapa kali karena shock dan bingung. Lalu ia tersenyum sinis dan berdiri dari duduknya.
"Anda sudah keterlaluan Mr. Vihokratana. Sorry, I’m going to leave now. Terima kasih untuk makan malamnya. Selamat tinggal."
New membungkukkan badannya sekilas lalu melangkah hendak meninggalkan tempat itu, namun tangan Tay telah lebih dulu menahan lengannya.
"I… I’m really sorry if what I’ve said just now troubled you. I didn’t mean to offend you but… I do mean what I’ve just said. May you considered it?"
New tak bergeming, menatapnya saja tidak. Perlahan Tay pun melepaskan genggamannya dari lengan New dan membiarkan pria manis yang baru dikenalnya itu beranjak pergi. Tay menatap punggung New yang menjauh untuk sejenak kemudian kembali ke tempat duduknya.
"Papa, why did you let mama go?" Tanya Nanon dengan polosnya.
Tay tersenyum sekilas pada putranya lalu mengelap mulut Nanon yang belepotan makanan.
"Papa will bring mama back later."
"Promise?"
"Only if Nanon promise to be a good boy, then I’ll do."
"Nnon’s a good boy!" Seru Nanon dengan semangat.
"I know."
<flashback end>
Tay menghela nafas panjang, seolah berharap hal itu bisa mengurangi beban di hatinya. Ia sendiri pun bingung mengapa ia bisa mengatakan hal itu pada New. Ia mengerti apa yang New pikirkan saat ada seorang pria yang belum pernah dikenalnya tiba-tiba memintanya untuk menjadi ibu dari anaknya. New pasti sangat bingung.
Tay tersenyum pahit.
Entah mengapa ia merasa terikat dengan guru dari putranya tersebut. Tay akui bahwa ia sangat tertarik atau mungkin telah jatuh cinta pada New. Tapi… ia sendiri belum bisa memastikan apakah ia benar-benar telah jatuh cinta pada New Thitipoom atau hanya sekedar tertarik pada sosok New yang sangat mirip dan mengingatkannya pada Niew, mendiang istrinya.
Apa ia hanya menjadikan penampilan New sebagai alasan dan menganggap pria itu sebagai pengganti sosok istrinya.
"New Thitipoom… mengapa aku harus bertemu denganmu? Dan mengapa kamu harus memiliki wajah yang sangat mirip dengannya? Apa maksud semua ini, Tuhan?" Gumam Tay pada angin yang berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You
FanfictionKehilangan sang istri tercinta membuat Tay Tawan nyaris menyerah dengan kehidupannya. Ia pun memutuskan membawa Nanon, putra semata wayangnya pindah dan tinggal di Amerika. Disanalah ia bertemu New Thitipoom, guru TK Nanon yang wajahnya sangat mirip...