17

2.8K 196 28
                                    

Hari ini kantor Pluem sangat sibuk. Saking sibuknya, Joss yang biasanya godain Pluem pun fokus pada kerjaannya.

"AAAA BOSEN!!!" Teriak Lee. "Bosen apaan njir, banyak kerjaan nih." Kata Joss. "Lah gua mah udah kelar, elu sih pake ilangin datanya. Ngerjain ulang kan lu." Ledek Lee. "Lee, dipanggil Pluem, disuruh ke ruangannya." Kata Pearwah selaku sekretaris Pluem. "Oke deh..."

Lee pun ke ruangan Pluem. Saat masuk, ia melihat wajah Pluem yang kusut.

"Kenape lu?" Tanya Lee, ia sudah duduk didepan Pluem. "Gila... Gua bisa gila lama-lama." Keluh Pluem. "Kenapa?" "Hah... Lu tau gak sih, perusahaan kemaren yang minta kerjasama dengan kita, ngebatalin sepihak. Lo tau gua harus ngurus lagi, harus buat laporan lagi. BIKIN STRESS." Keluh Pluem.

"Tok... Tok... Paket..." "Masuk aja, jangan bikin emosi lu." Kata Pluem. "Wihh galaknya boss kita ini loh." Joss dan Namtan masuk keruangan Pluem. "Sabar sabar... Lu ada gua, Namtan sama Lee. Suruh aja kita, trus lu juga ada Pearwah. Kenapa harus pusing." Ucap Joss. "Iya sih... Tapi laporan ke papi gua anjer, harus jelas alasannya. Ini udah ngebatalin sepihak, gak dikasih alesan. Trus duitnya dibawa kabur lagi. Sakit jiwa tu orang." Tutur Pluem.

"Gini... Biar aku, Joss sama Lee yang lapor ke om Tay. Sisanya kamu sama Pearwah yang diskusikan." Saran Namtan. "Hm... Iya deh, tapi kalian harus sabar ye sama papi." "Santai... Urusan ngomong sama mertua, itu keahlian gua." Kata Joss bangga. "MERTUA APAAN ANJ." Pluem yang kesel melempar botol kosong ke Joss.

"Canda canda... Sensi amat lu hahahaha." Joss tertawa puas. "Udah ah, gua mau panggil Pearwah dulu." Pluem menyuruh Pearwah datang ke ruangannya.

"Ada apa Boss?" Tanya Pearwah yang sudah diruangan Pluem. "Tolong bawa dokumen yang dibatalin kemaren. Biar kita urus ke pengadilan." Perintah Pluem. "Baik Boss. Saya permisi." Pearwah pun keluar.

"Coy, ternyata sekretaris lu cakep juga ya." Kata Joss. "Terus anj, jelalatan banget mata lu." Kata Pluem kesel. "Langsung aja yuk, gua laper banget nih." Kata Lee. "Yaudah deh... Yuk, naik mobil siapa?" Tanya Namtan. "Mobil gua aja." Saran Joss.

Namtan, Joss dan Lee pun ke rumah Pluem. Sebelum itu Pluem memberikan mereka alamat rumahnya.

.
.
.
.
.
.
.

"Siang... Permisi om Tay." Panggil Namtan. "Siapa ya??" Tanya New yang keluar. "Ah... Saya Namtan om, karyawan sekaligus temennya Pluem." Ucap Namtan ramah. "Oh begitu... Ada perlu apa ya?" "Keperluan kantor om." Kata Joss. "Yaudah... Ayok masuk." New menyuruh Lee, Joss dan Namtan masuk.

"Tunggu ya, om bangunin om Tay dulu." New pun kekamar untuk membangunkan Tay. Sementara itu...

"P'FRANK!!! BALIKIN PS GUA." Teraik Nanon. "Enak aja, ini P'Win kasih buat gua ya." Nanon pun mengejar Frank. Mereka berhenti diruang tamu.

"Widih siapa tuh..." Tanya Frank. "Gak tau gua, coba tanya Non." Frank dan Nanon pun menghampiri Lee, Namtan dan Joss.

"P' siapa?" Tanya Nanon. "Temennya Pluem." Jawab Lee. "Oh gitu..."

"NANON MAEN YOKK!!" Teriak Ohm dari luar. "Masuk aja..." Balas Nanon. "Wih... Ada siapa nih... Eh bentar, kek gak asing." Ucap Ohm yang sudah masuk.

"Temennya P'Pluem." "OH IYA P'JOSS YANG DEKET2 P'PLUEM TERUS KAN." Teriak Ohm. Nanon yang kesel memukul punggung Ohm. "Santai anjer."

"Ini ada apa sih, berisik banget." Kata Tay yang sudah bangun. "Temennya P'Pluem om, itu P'Joss yang genit ke P'Pluem." Lapor Ohm. "Rewel banget lu. Usaha... Dah yok maen, jangan di ganggu." Kata Nanon. "Frank kamu disini ya." Kata Tay. "Yah... Frank mau pdkt sama Drake pi." Tolak Frank. "Nanti aja. Sini kamu bantu papi."

Raikantopeni GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang