-1-

14 5 1
                                    

"ya rabb apakah ini semua jawaban atas doa-doa yang hamba minta pada-Mu, jika iya pertemukanlah sebaik-baik waktu yang engkau ridhoi ya rabb aamiin"

Setelah bercerita kepada Allah aku sedikit lega lalu aku melipat mukenah dan sajadahku lalu kumasukkan kedalam lemari kembali lalu aku pergi kedapur.

Rumahku memang tidak besar namun nyaman ditinggali.Ruangan disini terdiri dari dua kamar satu ruang keluarga dan ruang tamu lalu musholla kecil,dapur dan dua kamar mandi terakhir garasi.

Aku tinggal dengan kedua orang tuaku dan adikku karena kakakku sudah menikah.Setelah kakak menikah akulah yang menopang keuangan walau ayah bekerja aku merasa tidak pantas saja jika hanya diam dirumah.Jadi aku pun ikut mencari uang dan untuk menambah keuangan dirumah juga

Kakakku dia laki-laki, dia tinggal bersama istri dan anak-anaknya.Mereka membeli rumah sendiri katanya ingin mandiri dan tidak mau menumpang dirumah lagi . "ayah aku sudah besar apalagi aku sudah menikah bukankah kata ayah dulu kita harus bertanggung jawab sebagai seorang suami"itulah yang kakak katakan.

Sebenarnya umi tidak rela jika harus berjauhan. Apalagi kakak ipar dia masih mengandung beberapa minggu.Tapi lagi-lagi kata kakak jika terjadi sesuatu dia akan memberi tau ayah dan umi.Umi hanya bisa mengiyakan saja umi tau jika sifat keras kepalanya itu tak dapat dibantah.

Aku juga mempunyai adik laki-laki dia masih sekolah menengah atas.Dia tak pernah pergi keluar untuk bermain.entah kenapa saat aku tanya dia hanya menjawab"entahlah aku tidak minat"setiap hari ia hanya bermain denganku bercerita dari berangkat sekolah sampai pulang sekolah.

Dia tipe anak yang ceria jika kita kenal dia lama tapi dia akan jadi orang yang sangat tertutup ketika dia bertemu dengan orang baru.Dia tidak suka dengan orang yang selalu ingin berdekatan dengannya.Aku pikir dia hanya bermain-main ketika cerita seperti itu padaku, ternyata tidak dia benar-benar melakukan itu.

Aku sangat ingin bertanya tapi aku takut dia marah jadi aku hanya diam saja biarkan dia yang mulai pembicaraannya cukup hanya menjadi pendengar yang baik saja mungkin lebih baik daripada aku mengurusi kehidupannya.

Untuk ayah dan umi mereka pahlawanku mereka malaikatku.Aku sangat menyayangi mereka.Ayah yang hanya bekerja serabutan dan terkadang jika ayahku dapat telpon baru beliau pergi tapi jika tidak ia akan membantu umi yang membuka toko.Umi membuka toko sembako tidak hanya itu beliau menjual macam-macam keperluan rumah tangga juga.

Ayah dan umi mereka begitu romantis dan bahkan aku sampai tak dapat menceritakan kisah mereka.Walau ayah yang hanya bekerja seperti itu ia masih mampu membiayaiku dan kedua saudaraku sampai lulus dan ayahpun memasukkan semua anaknya kedalam pesantren walau hanya tiga tahun.

Kakakku masuk pesantren enam tahun karena dia meminta sendiri.Aku masuk pesantren ketika SMA.dan adikku masuk pesantren ketika SMP.Aku SMA karena saat SMP aku belum siap, tapi kalau adikku siap saat SMP tapi ketika akan masuk SMA dia bilang dia ingin sekolah dan bekerja.Tapi ayah tidak memperbolehkannya walau dia laki-laki tapi ayah bilang tugasnya hanyalah belajar karena dia seorang pelajar.

Adikku berbeda dengan kakak dia selalu mendengarkan kata-kata ayah tanpa membantah dia juga tak sekeras kepala seperti kakak dan aku.Kalau umi adikku itu idaman para gadis.Bahkan menurutku pun begitu.

Seperti saat ini walaupun dia tidak peduli dengan para gadis tapi dia tidak pernah tidak peduli dengan sekitar dia selalu tersenyum kepada siapapun tapi harus digaris bawahi bahwa dia hanya tersenyum kepada keluarga,orang tua dan teman laki-lakinya saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang