H1

2.3K 186 4
                                    

Bagi Chanhee hubungan yang ia jalani dengan Lee Hyunjae tidak berjalan sesuai dengan pengertian berpacaran secara harfiah.

Hyunjae terlalu kaku untuk disebut sebagai kekasih. Lelaki 30 tahun itu memang memanjakan Chanhee, namun dengan hartanya bukan dengan kasih sayangnya. Bagaimanapun juga Chanhee ini masihlah lelaki berusia 20 tahunan yang sedang semangat-semangatnya dalam memadu kasih.

Berpacaran selama 1 tahun membuat Chanhee semakin memahami sifat pria yang lebih tua 6 tahun darinya itu. Pria itu tidak pernah menunjukkan rasa sayangnya pada Chanhee selama berpacaran. Ia bahkan tidak pernah bilang bahwa ia mencintai Chanhee.

Lalu bagaimana jika Chanhee tergoda oleh pria lain diluar sana? Pria yang bisa menunjukkan rasa sayangnya seperti Jung Jaehyun ataupun Lee Sangyeon?

     



Sudah lebih dari 1 jam Chanhee menunggu Hyunjae di halte bus dekat kantornya hanya untuk mengantar Chanhee pulang. Awalnya Chanhee sempat menolak karena ia tahu bagaimana sibuknya tuan direktur itu di kantor.

Chanhee bisa saja menunggu di dalam kantor karena toh mereka bekerja di kantor yang sama, namun Hyunjae tak mau orang-orang di kantor mengetahuinya dan menjadikan keduanya sebagai bahan gosip mereka. Yang tahu hubungan keduanya hanyalah orang tua Chanhee. Bahkan kakak perempuan Chanhee, Yuna, tak tahu jika Chanhee memacari bos mereka.

'Jika aku tahu harus menunggu selama ini, lebih baik aku pulang naik taksi saja bersama kakak!' Rutuknya dalam hati.

Dan beberapa menit kemudian mobil mewah Hyunjae sudah berhenti tepat di depannya. Tanpa membuang waktu Chanhee pun masuk ke dalam mobil.

"Ingin mampir ke suatu tempat?" Tanya Hyunjae memulai percakapan. Sementara di dalam hati Chanhee sudah mulai menyumpahi pria tampan itu, 'sialan! Seharusnya dia minta maaf karena terlambat atau paling tidak menanyakan keadaanku, apakah aku kedinginan atau tidak! Dasar brengsek!'

"Langsung pulang saja." Hyunjae pun mengangguk singkat lalu menjalankan mobilnya.

"Oh yah, kau bisakan menggantikan salah satu pegawai divisi pemasaran dalam acara promosi di Osaka besok?"

"Tapi aku tidak tahu apa-apa tentang produk baru perusahaan kita."

"Kau tidak perlu melakukan apa-apa. Ini hanya sekedar formalitas saja. Aku sudah terlanjur memberitahu mereka bahwa akan ada 10 pegawai yang datang kesana, dan aku tidak mau dicap sebagai orang yang tidak menepati perkataannya." Jelas Hyunjae panjang lebar. Sudut bibir Chanhee berkedut pelan.

"Mereka tidak mungkin-"

"Kau hanya perlu menyiapkan paspormu. Jadi jangan membantah."

"Baiklah."

'Awas saja kau bajingan. Jika aku terpikat dengan laki-laki Jepang yang lebih kaya darimu, maka jangan pernah berharap aku akan melirikmu barang sedetik pun.'

Dan asal kalian tahu, Chanhee tak akan pernah mengingkari perkataannya sendiri.

       




"Jangan begadang dan datang ke bandara pukul 5 pagi. Pesawatnya akan berangkat pukul 7." Chanhee menganggukkan kepalanya dengan malas, membuka seatbelt lalu keluar tanpa pamit ataupun berkata terima kasih pada Hyunjae.

Hyunjae yang menganggap sikap Chanhee sebagai hal yang biasa pun hanya melajukan mobil mewahnya setelah Chanhee turun dari mobilnya.

Chanhee masuk ke dalam rumah sederhananya dengan raut masam. Sang ibu yang melihatnya masuk tanpa salam pun langsung menjegat Chanhee tepat sebelum pria itu masuk ke dalam kamarnya.

"Kau kenapa? Hyunjae lagi?" Chanhee membekap mulut sang ibu secepat kilat. Matanya menatap setiap penjuru rumah untuk memastikan kakak cantiknya itu tidak mendengar perkataan sang ibu.

"Tenang saja, Yuna sudah tidur dari sejam yang lalu, besok 'kan dia ke Jepang."

"Aku juga."

"Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Si bajingan-- aww ibu jangan memukul kepalaku!" Chanhee mengusap kepalanya dengan sayang. Kalau dia makin bodoh karena pukulan ibunya, bagaimana?

"Maksudku si tuan Lee itu dengan seenaknya menyuruhku untuk menggantikan salah satu karyawan dari bagian pemasaran yang berhalangan hadir." Sang ibu mengangguk lalu mendorong punggung Chanhee untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Kalau begitu cepat kemasi barang-barang mu lalu tidur cepat."

"Tapi aku belum makan!"

"Belajarlah untuk diet Hee. Lihatlah pipimu. Mana rahang tegas mu? Contohlah Hyunjae, meskipun dia sibuk dia tetap memperhatikan penampilannya. Dia bahkan rajin berolahraga untuk menjaga bentuk tubuhnya."

Chanhee memincingkan matanya ke arah sang ibu. "Darimana ibu tahu Hyunjae berolahraga? Ibu saja tak pernah melihatnya secara langsung."

"Yuna yang bilang. Mereka teman satu gym ternyata. Hah... kenapa tidak Yuna saja yang berpacaran dengan Hyunjae sih?" Ujar sang ibu pelan di akhir kalimat.

"Jadi ibu tidak suka jika Hyunjae denganku?" Apakah tidak sepantas itu Hyunjae untuk Chanhee?

Kalau dipikir-pikir mengapa Hyunjae bisa tertarik dengan pria biasa sepertinya? Banyak sekali pria manis ataupun wanita cantik dan juga pintar seperti Yuna di kantor, kenapa Hyunjae memilihnya? Lalu apa karena Chanhee tidak menarik, jadi Hyunjae memohon padanya untuk merahasiakan hubungan mereka?

Brukk

Belum sempat ibunya membuka mulut Chanhee segera masuk dan menutup rapat pintu kamarnya.

"Chanhee kau tak jadi makan?" Teriak sang ibu dari luar.

"Tidak! Biar saja aku mati kelaparan." Ibunya benar-benar merusak mood Chanhee. Asal tahu saja, Chanhee itu belum ada makan sejak tadi pagi karena divisinya tiba-tiba melakukan rapat hingga siang hari. Lalu saat ia ingin makan di kantin kantor, tempat itu sangat penuh sehingga Chanhee tidak bisa makan apapun. Niatnya untuk makan malam di rumah pun dihancurkan dengan perkataan sang ibu.

"Sekarang apa lagi?!" Chanhee mengumpat pelan saat melihat panggilan masuk dari Hyunjae di ponselnya.

'Aku sudah kirimkan uang saku untukmu selama 3 hari di Jepang nanti.'

Chanhee menghembuskan nafas keras. "Seharusnya kau tidak perlu melakukan itu. Aku masih punya uang yang cukup dan aku juga tidak berencana membeli apapun disana."

'Kalau begitu simpan saja. Jangan terlambat dan membuat orang-orang menunggu mu besok.'

Pip

"Brengsek." Chanhee kembali mengumpat saat Hyunjae mematikan ponselnya secara sepihak. Sebenarnya ia mau melempar ponselnya, tapi semua file pekerjaannya ada disana dan juga Chanhee tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli ponsel baru.

"Seharusnya kutolak saja dia waktu itu."

Chanhee kembali mengingat kejadian itu. Kejadian dimana Hyunjae memintanya untuk jadi kekasih Chanhee. Chanhee bahkan tidak bisa berpikir lurus waktu itu, ia mengangguk karena terintimidasi oleh aura Hyunjae.

Chanhee menggelengkan kepalanya pelan lalu mengambil koper yang ada di samping lemari dan mulai mengemasi pakaian dan peralatan yang ia butuhkan selama disana.

     

Tbc

Publish, 3 Februari 2021

Note:

Yass! Aku bikin ff baru.

Yang ini konfliknya sedikit penasaran dan juga sederhana. Udah selesai sampai chap terakhir, jadi update sesuka hati...

So, see you next chap!

    

[REPUBLISH] HARDER || MILNEW versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang