Disinilah [name] berdiri, di depan perapian dengan 4 tulang ikan bertebaran dimana mana.
[name] mengerutkan kening, mencari sang pelaku siapa tahu ada kucing hitam yang mengambil jatah makan siangnya.
Meskipun [name] tahu itu tidaklah mungkin ia tetap berpositif thinking dan mencari kucing hitam yang ia maksud hingga ekor matanya menangkap siluet 4 pria yang duduk di bawah batang pohon dengan santai.
Tidak mungkinkan [name] menuduh 4 pria itu tanpa alasan yang jelas? tentu saja ia akan mencari alasan atau bukti kuat terlebih dahulu.
snif snif
Hidung [name] baru saja mencium bau ikan yang berasal dari bawah pohon tempat para cogan cogan itu rebahan, tapi itu sebuah perasaan. Harus dibuktikan dengan logis terlebih dahulu.
Bagaimana [name] bisa kehilangan jatah makan siangnya? simple saja, ia pergi sebentar untuk buang air kecil dan kembali lagi 5 menit kemudian.
Tapi apa ini, baru 5 menit berlalu ikan yang sudah capek capek ia tangkap dan panggang menghilang, menyisakan tulang tulangnya yang hampir tidak berbentuk berserakan ditanah.
Berusaha untuk tidak mencaci maki [name] berjalan mendekat.
"Apa kalian lihat ikan yang ku taruh di perapian?" Tanya [name] sambil menatap keempatnya bergantian.
Tanpa menoleh keempat lelaki itu mengangguk sebagai jawaban, Kening [name] mekin mengkerut.
"Apa kalian yang memakannya"
[name] langsung bertanya to the point kepada mereka berempat, itu tidak masalah bagi [name] kan bukan mereka yang memakannya- -
"Iya, kami memakannya"
Huh-?
[name] membeku, mimik wajahnya berubah menjadi datar.
"Kenapa"
"Sudah jelas, kami lapar"
[name].. terdiam.
'Jadi kalian kira aku itu mancing pakek tombak gegara aku gabut?'
'Kalian kira aku duduk di depan perapian berjam jam karena kedinginan?'
'coba ngotak dikit napa'
'kalian kira kalian itu raja dan aku pembantunya huh?'
[name] mengepalkan tangan hingga ada bekas kemerahan saking marahnya,
sebagian besar orang akan mengatakan [name] itu orang yang baperan tapi ini baru hari pertama dan [name] sudah muak dengan tindakan kurang ajar keempat anak anak voli dihadapannya itu.
fine, [name] akan pergi.
mereka berempat tidak akan peduli bukan sudah makan atau belum?
mereka juga tidak peduli ada [name] atau tidak di tempat ini.
Jadi, untuk apa [name] diam berlama lama di tempat ini bersama 4 orang yang bahkan tidak memiliki niat untuk hidup.
'Aku berharap kalian mati membusuk di tempat ini'
[name] berbalik badan dan berlari pergi begitu saja.
[name] berlari dengan kecepatan tinggi mengikuti sungai yang membentang panjang, sesekali melompat menaiki batu tinggi kecepatan [name] hampir secepat raksasa jeruk kecil dari karasuno.
Jangan meremehkan [last name] [name] baru saja ia bertubuh kecil dan seorang manajer, seperti yang sudah pernah disanjung sebelumnya [name] adalah mantan atlit tolak peluru yang berhenti karena cedera di tangan kanan dan menjadi manajer voli karena kepo dengan kehidupan manajer.
Tapi sekarang ia menyesalinya, [name] mempercepat langkahnya sempat tersandung tapi dengan cepat ia mengganti posisi menjadi roll depan dan kembali berlari.
Ia masih kesal ralat sangat kesal, emosinya mungkin sudah meluap luap hingga berharap hal buruk terjadi kepada 4 pria yang ia tinggalkan dibelakang.
Ia tidak peduli lepas tanggung jawab pada dasarnya melindungi diri sendiri di alam bebas itu adalah tanggung jawab diri sendiri, bukan tanggung jawab [name].
[name] berlari lantas mendongakkan kepalanya, menatap teriknya cahaya matahari sepertinya sekarang jam 1 siang, mungkin jika ia tetap berlari ia akan sampai di desa terdekat dalam kurun waktu 5 - 8 jam.
Tapi nyatanya [name] jatuh terjungkal dan mendarat dengan tidak estetik ditanah, beruntung saja ia tidak terluka karena tanah hutan itu dipenuhi daun yang berguguran.
[name] mengatur nafas lalu duduk menyenderkan bahunya di pohon rindang.
[name] memeluk lutut ia lelah, kemarin malam bahkan ia tidak bisa tertidur saking khawatirnya dia dengan apa yang akan terjadi nantinya.
[name] berpikir apa yang seandainya terjadi jika ia menuruti perkataan Kunimi dan diam saja tidak bersikeras untuk melihat air terjun yang pada akhirnya berhenti di tengah jalan karena kehilangan arah dan berakhir seperti ini.
Mungkin pada dasarnya ini kesalahannya.. mungkin?
Dan kini [name] sadar, ia tidak menggunakan celana training nya. Pantas saja ia merasa aneh karena bisa dengan bebas berlarian tadi.
Hal itu mengingatkan [name] dengan pasukan yang ia tinggalkan dibelakang tadi, saking kesalnya [name] dengan mereka ia tanpa sadar berlari pergi begitu saja seperti orang bodoh.
Di satu sisi ia merasa bersalah dan di sisi lainnya ia merasa tidak peduli.
"lihat diriku sekarang, apa aku terlihat seperti seseorang yang peduli?"
[name] bergumam, di menit berikutnya ia tertidur dengan posisi memeluk lutut.
beberapa jam berlalu.
Sesuatu yang enak menyapa indra penciuman [name] tapi sayang rasa kantuknya sangat kuat sehingga ia enggan untuk membuka mata.
Tapi aneh, sesuatu seperti menutupi kakinya. Apa ia sudah sampai dirumah?
Aroma menggiyurkan itu semakin menjadi memaksa [name] untuk membuka mata.
3 siluet pria, itulah yang ditangkap [name] saat pertama kali membuka mata. ia tidak begitu menghiraukan karena masih setengah sadar, siapa tahu itu semua cuma sisa sisa mimpi [name] bukan?
Tapi rasa lapar yang di pertemukan dengan aroma lezat itu begitu nyata, [name] mendumel ngak jelas lalu menyenderkan kepalanya kekiri di batang pohon itu.
"Eum.. aku berharap mimpi ini tidak akan pernah berlanjut.." gumam [name] dengan suara kecil.
'Kok empuk ya?'
.
.
.
.
.
To be continune.
maap gaje berbumbu lebay:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Island : Haikyuu Nolep Boys
Fanfiction"terjebak di pulau saja sudah merepotkan apalagi bersama kalian" Hq island(1) Haikyuu milik Harauchi Furudate. Story milik Cay