-01- Teman

235 68 18
                                    

Maap hari Rabu kagak update:')

***

"Shit"

GAME OVER.

"Kenma sialan apa yang kau lakukan diatas sana?!"

[name] berteriak karena terkejut, tentu saja ia terkejut. Kenma menoleh kearah [name] dengan malas membuat perempatan muncul di dahi [name].

"Kenma, aku tahu kamu itu kucing tapi ngak gini juga!" Pekik [name].

Kenma yang tidak mengerti maksud dari [name] hanya menggidikan bahu tidak peduli.

"Setidaknya jawab pertanyaanku dulu.." Ucap [name] geram lantaran diabaikan terus oleh pria bersurai punding yang asik rebahan diatas dahan pohon yang berjarak sekitar 3 meter dari tempatnya berdiri.

"Aku dilempar, puas?" Jawab Kenma malas [name] membulatkan mata.

"HA?" Beo [name] tidak percaya.

Kenma berdecak kesal lalu memposisikan dirinya untuk duduk.

"Kuroo, Tora dan Lev melemparku keatas sini" Jelasnya kening [name] berkerut.

"Bisa gitu ya?"

"Sopankah begitu?"

"Alah bodoamat cepet turun!" desak [name] membuat Kenma making malas untuk turun.

"Kau kenal dia?" Setelah beberapa menit berdiam diri Kunimi akhirnya bertanya kepada gadis setinggi 165 cm itu.

"Dia sepupuku" Jawab [name] Kunimi mengangguk.

"Kau bodoh, apa kau kira aku akan berdiam diri lebih lama jika aku bisa turun?" Jawab Kenma Kesal.

[name] mangut mangut tanda setuju, "Yaudin lompat"

"Kau mengatakannya seolah olah hal itu semudah membalik telapak tangan" Kenma menatap tajam kearah Kunimi.

"Ya.. kau hanya perlu melempar konsol game milikmu kepadaku. sebenarnya kau takut mesin kecil itu rusak saat terjatuh kan?" Jawaban [name] tepat sasaran, Kenma tidak dapat mengelak.

Menghela nafas panjang Kenma melempar Konsol Game Niten*do Sw*itch itu kepada [name].

Setelah [name] menangkap anaknya yang berwarna hitam dan didominasi warna biru serta merah itu Kenma langsung terjun bebas dan mendarat dengan sempurna layaknya seekor kucing.

"Nih" [name] langsung mengembalikkan Konsol Game portable milik Kenma.

"Yuk balik" Ajak Kenma seraya melangkah pergi.

"Tapi.." [name] bergumam menghentikan langkah kaki Kenma, Kenma berbalik badan alis sebelah kirinya terangkat.

"Apa lagi?"

"Kau ingat jalan ke parkiran atau setidaknya ke sekolah mu?"

"Sayangnya tidak, kenapa?"

"Kami tersesat" 

Mendapat jawaban dari [name] Kenma hanya dapat membuang nafas kasar.

"Kalau sudah seperti ini kita bisa apa?" Ia duduk di bawah batang pohon besar.

"Jangan menyerah napa.. kita hanya perlu mencari bantuan ke desa terdekat" [name] mencoba membujuk saudara sepupunya yang mudah sekali hilang semangat.

"Desa terdekat? Berapa km?"

".....19..."

"Huuh, mending aku duduk dan menunggu Kuroo menjemputku saja" Jawab Kenma.

"Ayolah kenken," [name] berjongkok di samping Kenma memohon bantuan darinya.

Hooh, pemandangan yang paling Kenma tidak suka menyapanya. tatapan memohon layaknya boneka barbie menghampiri penglihatannya, begitu menyilaukan. Cara tidak berotak ini menjadi salah satu jurus andalan [name] untuk merayu kakak sepupunya itu.

"Baiklah baiklah" Kenma akhirnya menyerah, 

"Kau pasti membawa peta bukan? kita harus pergi kearah mana?" [name] dengan semangat menatap kearah Kenma.

"Kita pergi ke Utara" Jawab Kunimi [name] tersenyum.

"OGHEY~!" Dengan cepat ia melangkahkan kaki mendahului keduanya.

Hawa membunuh mungkin akan [name] rasakan jika ia tidak berjalan lebih cepat 1 detik saja.

'Jauhi adikku, sialan'

'yang kena zona keluarga jangan sok keras'

***

Jam menunjukan pukul 18.00 sebentar lagi hari akan gelap.

[name] bersembunyi dibelakang Kunimi merinding dengan hawa hutan yang mulai berubah.

"Lebih baik kita membuat tenda sementara" Usul [name].

"Untuk apa bikin tenda? tidur di lapangan terbuka saja" Jawab Kunimi ngasal Kening Kenma berkerut.

"Hei, itu berbahaya" Balas Kenma.

"Aku setuju dengan KenKen, meskipun tidak ada Zombie maupun Skeleton yang menyerang tapi tetap saja itu berbahaya" Kenma mengangguk setelah mendengar penjelasan [name].

Kunimi hanya menghela nafas kasar, disaat [name] membuat tenda dari batang pohon kecil Kunimi mengumpulkan ranting ranting untuk dijadikan kayu bakar sementara kenma? dia sedang berperang dengan dunia mimpinya.

KRESEK KRESEK

suara semak semak tinggi yang bergesekan langsung membuat [name] waspada, meraih sebatang kayu yang tidak terlalu berat ia berdiri.

"Siapa disana" Dengan yakin ia memantapkan hati berteriak, tidak peduli apa yang keluar nantinya dan semoga saja bukan arwah penasaran atau penjahat lainnya.

Sepertinya makhluk yang berada di dalam semak semak itu malas untuk berdebat, ia keluar dari tempat persembunyian. Terhitung ada 2 orang disana.

[name] memproses, mencoba mengingat siapa kedua orang di hadapannya ini. Wajah mereka terlihat familiar..

"AHA! kau pasti tiang garam middle blocker dari Karasuno dan poni miring setter dari Shiratorizawa kan!" Ucap [name] semangat.

Kedua orang itu kebingungan dibalik wajah tembok mereka, keduanya saling tatap sepertinya bingung bagaimana bisa mendapatkan nama panggilan yang jauh dari kata 'keren' itu.

Tak lama keduanya mengangguk.

"Apa yag kalian lakukan disini?"

"Kami tersesat"

"Lah.."

To Be Continune

Follow ei mumpung masih gratis:)

Vote juga!

Island : Haikyuu Nolep BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang