"Hidup itu sandiwara
Yang nyata ternyata delusi
Terlarut posesi berujung kau gila sendiri
Hari-harimu berarti ,
Jangan pikirkan yang kemarin
Biarlah dia hangus terbakar sirna ambisi"🎵 Untuk Hati Yang Terluka by Isyana Sarasvati .
Saat ini , anggota keluarga Brasta sedang menikmati hidangan yang dimasak langsung oleh awan dibantu adik-adiknya . Sedari tadi ruang makan itu terisi oleh suara tawa yang disebabkan oleh lelucon yang dibuat angkasa . Mereka begitu menikmati suasana seperti ini , semesta juga sedari tadi ikut tertawa walau beberapa kali ia akan kembali menjadi sosok yang pendiam .
"Semesta mau makan ayam ? Ayamnya enak lho...tadi kakak yang masak . Kakak ambilin ya". Tawar awan pada semesta yang tidak mendapatkan jawaban dari anak itu . Sedari awal mungkin jika di perhatikan , semesta hanya memakan apa yang papa berikan pada piring makan semesta . Hanya sup brokoli , tumis udang juga nasi yang dapat dibayangkan mungkin akan habis beberapa suap saja , itu tidak cukup fikir awan .
Sedari tadi juga awan dan saudara-saudaranya selalu menawari semesta berbagai macam lauk yang ada di meja makan juga menyuruh anak itu untuk menambah porsi nasinya , terkadang galaksi yang duduk di samping semesta pun diam-diam meletakkan beberapa lauk ke dalam piring semesta tanpa sepengetahuan sang tuannya .
Hanya saja semesta menolak dengan alasan ia tidak bisa makan terlalu banyak . Padahal jika dilihat lebih teliti pun semua tahu bahwa semesta sangat menginginkan banyak makanan yang tersaji pada meja makan itu . Tetapi semesta hanya diam , atau tidak mata anak itu akan melihat papanya dalam diam pada sesi makannya . Seperti orang ketakutan.
Argo yang selalu memperhatikan gerak-gerik semesta sedikit curiga pada papanya . Apakan semesta takut pada papa ? Karena pertemuan awal Argo dengan semesta pun , Argo baru tahu sifat papanya yang ternyata sering memukuli semesta . Apakah hal itu masih terjadi hingga saat ini ? Jika iya...sungguh , Argo akan memukul papanya detik itu juga . Argo berfikir apakah pantas seorang ayah menganiaya anaknya sendiri . Dan lagi semesta yang masih terlalu muda untuk mendapatkan hal menyakitkan seperti itu .
"Setelah ini papa pengen bicara sesuatu sama kalian , jadi jangan pada bubar dulu...dan semesta , nanti nonton tv dulu ya sama bik Jum". Perintah Brasta pada anak-anak nya yang selanjutnya mendapat jawaban berupa anggukan itu .
Setelah acara makan malam tersebut telah usai , awan mengusulkan pada papanya untuk membicarakan hal yang sepertinya penting itu di balkon rumah milik awan yang begitu luas , dengan alasan agar tidak terlalu tegang dengan entah apa yang akan dikatakan papanya nanti . Pun jikalau nanti ada keributan , itu tidak terlalu mengganggu semesta yang sedang asik menonton tv bersama bik Jum .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺 𝑬 𝑴 𝑬 𝑺 𝑻 𝑨 ( 𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈 )
عشوائي🅢 🅔 🅜 🅔 🅢 🅣 🅐 ( 🅞🅝 🅖🅞🅘🅝🅖 ) ( 𝕷𝖔𝖐𝖆𝖑 𝖋𝖎𝖐𝖘𝖎 ) ᴷⁱᵗᵃ ᵈⁱᵖᵉʳᵗᵉᵐᵘᵏᵃⁿ ᵈᵃⁿ ˢᵃˡⁱⁿᵍ ᵐᵉⁿᵍᵉⁿᵃˡ ᵏᵃʳᵉⁿᵃ ˢᵉᵐᵉˢᵗᵃ ᵈᵃⁿ ᵘⁿᵗᵘᵏ ᵐᵉⁿʲᵃᵍᵃⁿʸᵃ ‧ ᵀⁱᵗⁱᵏ ᵇᵃˡⁱᵏ ᵐᵃⁿᵘˢⁱᵃ ᵃᵈᵃ ᵖᵃᵈᵃ ˢᵉˢᵉᵒʳᵃⁿᵍ ʸᵃⁿᵍ ᵐᵉʳᵉᵏᵃ ᵃⁿᵍᵍᵃᵖ ᵇᵉʳʰᵃʳᵍᵃ‧‧‧ᵈᵃⁿ ᵘⁿᵗᵘᵏ ᵏᵉˡᵘᵃʳᵍᵃ ᴮʳᵃˢᵗᵃ ⸴ ˢᵒˢᵒᵏ ˢᵉᵐ...