🌞 S E M E S T A - 3

301 50 4
                                    

"Hidup itu sandiwara
Yang nyata ternyata delusi
Terlarut posesi berujung kau gila sendiri
Hari-harimu berarti ,
Jangan pikirkan yang kemarin
Biarlah dia hangus terbakar sirna ambisi"

🎵 Untuk Hati Yang Terluka by Isyana Sarasvati .



Saat ini , anggota keluarga Brasta sedang menikmati hidangan yang dimasak langsung oleh awan dibantu adik-adiknya . Sedari tadi ruang makan itu terisi oleh suara tawa yang disebabkan oleh lelucon yang dibuat angkasa . Mereka begitu menikmati suasana seperti ini , semesta juga sedari tadi ikut tertawa walau beberapa kali ia akan kembali menjadi sosok yang pendiam .

"Semesta mau makan ayam ? Ayamnya enak lho...tadi kakak yang masak . Kakak ambilin ya". Tawar awan pada semesta yang tidak mendapatkan jawaban dari anak itu . Sedari awal mungkin jika di perhatikan , semesta hanya memakan apa yang papa berikan pada piring makan semesta . Hanya sup brokoli , tumis udang juga nasi yang dapat dibayangkan mungkin akan habis beberapa suap saja , itu tidak cukup fikir awan .

Sedari tadi juga awan dan saudara-saudaranya selalu menawari semesta berbagai macam lauk yang ada di meja makan juga menyuruh anak itu untuk menambah porsi nasinya , terkadang galaksi yang duduk di samping semesta pun diam-diam meletakkan beberapa lauk ke dalam piring semesta tanpa sepengetahuan sang tuannya .

Hanya saja semesta menolak dengan alasan ia tidak bisa makan terlalu banyak . Padahal jika dilihat lebih teliti pun semua tahu bahwa semesta sangat menginginkan banyak makanan yang tersaji pada meja makan itu . Tetapi semesta hanya diam , atau tidak mata anak itu akan melihat papanya dalam diam pada sesi makannya . Seperti orang ketakutan.

Argo yang selalu memperhatikan gerak-gerik semesta sedikit curiga pada papanya . Apakan semesta takut pada papa ? Karena pertemuan awal Argo dengan semesta pun , Argo baru tahu sifat papanya yang ternyata sering memukuli semesta . Apakah hal itu masih terjadi hingga saat ini ? Jika iya...sungguh , Argo akan memukul papanya detik itu juga . Argo berfikir apakah pantas seorang ayah menganiaya anaknya sendiri . Dan lagi semesta yang masih terlalu muda untuk mendapatkan hal menyakitkan seperti itu .

"Setelah ini papa pengen bicara sesuatu sama kalian , jadi jangan pada bubar dulu...dan semesta , nanti nonton tv dulu ya sama bik Jum". Perintah Brasta pada anak-anak nya yang selanjutnya mendapat jawaban berupa anggukan itu .

Setelah acara makan malam tersebut telah usai , awan mengusulkan pada papanya untuk membicarakan hal yang sepertinya penting itu di balkon rumah milik awan yang begitu luas , dengan alasan agar tidak terlalu tegang dengan entah apa yang akan dikatakan papanya nanti . Pun jikalau nanti ada keributan , itu tidak terlalu mengganggu semesta yang sedang asik menonton tv bersama bik Jum .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 Pun jikalau nanti ada keributan , itu tidak terlalu mengganggu semesta yang sedang asik menonton tv bersama bik Jum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑺 𝑬 𝑴 𝑬 𝑺 𝑻 𝑨 ( 𝑶𝒏 𝑮𝒐𝒊𝒏𝒈 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang